3 Ciri Hamba Pilihan Allah SWT

Assalamu'alaikum Pembaca sekalian. Sekedar berbagi ilmu dari tausiyah di masjid kantor sebelum sholat tarawih tadi. Ini mengenai 3 ciri seorang hamba yang dipilih oleh Allah. Dipilih bagaimana? Tentunya karena dia memiliki suatu kualitas yang lebih dari hamba-hamba yang lain bukan? Ibarat membeli barang, kita tentu memilih dan memilah dulu barang yang akan kita beli. Tentu dipilih yang paling bagus kan (syukur-syukur sesuai budget kita). Biar nggak penasaran, yuk simak ulasan berikut ini
  • Senang memperdalam ilmu agama
    Seorang hamba yang senang dengan majlis ilmu dan memiliki kecenderungan untuk menambah ilmu agamanya, terutama ilmu fiqh. Hal ini dikarenakan bahwa orang yang memiliki ilmu, kecenderungannya adalah ibadahnya semakin baik. Bukankah berbeda, sholatnya orang lulusan pesantren, dengan seorang yang baru belajar sholat, misalnya? Sebagai perbandingan, pemateri membacakan sebuah hadits yang kurang lebih begini bunyinya: "2 raka'at (sholat)nya orang yang berilmu itu lebih utama daripada 70 raka'at yang dilakukan oleh orang yang tidak berilmu".  Gimana nggak, kalau yang nggak berilmu, bisa aja bacaan sholatnya salah, berubah makna, malah jadi dosa, mana 70 raka'at lagi! Makanya, supaya kita nggak kayak gitu, yuk menambah ilmu kita . . .
  • Zuhud
    Pemateri menjelaskan makna zuhud, kurang lebih seperti ini: mengambil dunia (harta) secukupnya, tidak mencintai dunia (harta). Bahasa sehari-harinya, sederhana. Zuhud bukan berarti miskin atau tidak boleh kaya. Nabi Sulaiman As adalah pemilik kerajaan terkaya sepanjang sejarah, namun beliau tetaplah seorang nabi yang zuhud. Pun demikian dengan Rasulullah Muhammad SAW, beliau adalah seorang pemimpin negeri muslim, pedagang sukses, nabi besar, namun beliau hidup dalam kesederhanaannya.
    Sekali lagi, zuhud bukan berarti nggak boleh kaya. Malah harus kaya, namun dengan tak lupa bahwa harta itu adalah titipan Allah SWT yang bisa diambil lagi sewaktu-waktu. Dan juga ada bagian dari harta kita yang merupakan hak milik orang lain.
    Satu lagi yang disampaikan oleh pemateri, bahwa dunia (harta) itu kelak akan terbagi tiga. Yang pertama adalah harta yang berpahala, yakni yang disedekahkan dan dihabiskan di jalan Allah (untuk membantu sesama muslim, misalnya); kedua, harta yang dihisab, yakni apa-apa yang kita tinggalkan setelah mati nanti; dan ketiga, harta yang membawa siksa, yakni harta yang didapat atau dihabiskan dengan cara yang haram. Nah lo. . . Ingat Kawan, dunia itu sementara, tapi akhirat itu selamanya
  • Pandai introspeksi diri
    Umumnya, orang tuh pandai mencari kesalahan orang lain, tapi susah melihat kesalahan sendiri. 'Tul nggak? Padahal, kalau mau adil dalam menilai, bisa aja kesalahan kita lebih banyak daripada orang yang kita omongin tadi. Nah lo . . . Sekarang coba deh, ketika mau ngomongin kesalahan atau kejelekan orang lain, tahan dulu, jangan diomongin dulu. Coba, lihat diri sendiri dulu. Apakah kita udah sempurna, sampai-sampai tega ngata-ngatain orang lain? Jadi lihat dulu deh aib sendiri sebelum ngomongin aib orang. Niscaya, aib sendiri aja udah cukup banyak loh kalau cuma buat diomongin. Satu lagi, ngebahas kejelekan orang lain tuh nanti akan membuat rugi kita di akhirat, karena pahala kita (kalau ada) akan diambil sedikit demi sedikit untuk diberikan pada objek gunjingan kita tadi. Kalau pahala kita keburu habis? Maka dosa objek tadi lah yang akan kita pikul kelak. Hiii, nggak enak banget kan?
    Makanya, daripada ngomongin kejelekan orang lain, mending introspeksi diri aja deh. Supaya kejelekan yang ada pada diri ini bisa diperbaiki. Tul nggak?
Nah, demikian ulasan mengenai 3 ciri hamba Allah yang terpilih. Adakah ciri tersebut dalam diri kita? Wallahu'alam, hanya diri kita sendiri yang mampu menjawabnya . . .

Komentar