Apakah Ini Termasuk Perkara Ghaib?

Menurut bahasa, kata ghaib berasal bahasa Arab Ghaba-Yaghibu-Ghaiban-Ghiyaban-Ghiyabatan-wa Mughiban yang berarti tidak tampak, dan persamaan arti: yang tersembunyi, tertutup. Lawan katanya; yang artinya hadir, dan tajalli artinya nampak nyata. al-Mu’jam al-Wasith menyebutkan kata ghaib berasal dari kata al-Ghaibu, yang berarti Khilaf as Syahadati, yaitu lawan dari yang terlihat, atau Majmu’u Yudroku Bilhissi, yaitu kumpulan dari yang terlihat dengan indera perasa.

Jika demikian definisinya secara bahasa, mungkin bisa dibilang penulis sedang sering menghadapi hal-hal ghaib (secara bahasa) akhir-akhir ini. Bukaaan, ini bukan postingan berlabel 'mengandung misteri' kok. Penulis cuma bahas tentang kuliah.

Apa di kampus ada penampakan makhluk ghaib?, begitu mungkin pikir sebagian pembaca.
Namun tidak, maaf jika membuat penggemar cerita mistis kecewa. Yang penulis maksud adalah, beberapa ilmu yang diberikan di kampus, menurut penulis termasuk ghaib (secara bahasa). Masih tersembunyi, tidak terlihat, belum dapat dipahami oleh penulis. Jadi jangan bayangkan penulis di kampus belajar ilmu ngepet, ilmu kebal atau ilmu pelet ya XD

Kalo ini bukan makhluk ghaib kok, ini mah penulis 😁

Ilmu cost accounting, intermediate accounting, hedging, pasar derivatif, sistem akuntansi pelaporan, dan banyak lagi hal-hal yang samasekali baru bagi penulis, yang belum pernah dihadapi di dunia kerja, muncul di sini. Jangankan menghadapi, tahu saja belum!
Kadang hal-hal itu membuat penulis ingat akan kata-kata bijak tentang ilmu (yang pernah penulis post di sini). Bahwa makin banyak kita tahu, makin sadarlah kita akan banyaknya ketidaktahuan kita. Padahal, ini baru secuil dari sebagian ilmu dunia (oh ya, jurusan kuliah penulis saat ini adalah 'akuntansi'). Belum lagi kalau bicara ilmu akhirat Ah, memang ilmu manusia hanya bagaikan air yang menempel pada jari yang dicelupkan ke lautan, dibandingkan ilmu Sang Penguasa Alam Semesta yang diibaratkan seperti banyaknya air di samudra. Lalu kalau memang manusia sebegitu bodohnya di hadapan Sang Maha Pencipta, mengapa pula masih banyak manusia yang angkuh dan menyombongkan ilmunya? Ah, mungkin jawaban pertanyaan ini pun termasuk perkara ghaib, tak terlihat oleh mata . . .

Komentar