Gagal Sholeh, Malah Jadi Salah

Alkisah, seorang 'alim sedang berjalan-jalan di tepi sebuah sungai. Di sana ia melihat seorang pemuda yang sedang berduaan dengan seorang wanita, dengan sebotol minuman terletak di sampingnya. Dengan prasangka bahwa si pemuda sedang berkhalwat dengan wanita yang bukan muhrim, sang 'alim berkata dalam hatinya, "alangkah bagusnya apabila pemuda itu memiliki akhlak sepertiku". Tiba-tiba . . .
sebuah perahu yang sedang melintas di sungai itu karam dan menenggelamkan tujuh orang penumpangnya. Seketika, si pemuda di tepian sungai tadi menceburkan dirinya dan menolong orang-orang yang tenggelam. Hingga setelah menolong orang ke enam, dia menunjuk kepada sang 'alim dan berkata "wahai tuan, aku telah menolong enam nyawa dan kini aku kelelahan, maka tolonglah satu orang lagi di sana". Sang 'alim pun menceburkan diri ke sungai dan berusaha menolong satu orang tersisa. Apa daya, orang ke tujuh gagal diselamatkan. Maka si pemuda tadi berkata, "engkau yang merasa dirimu 'alim dan berakhlak mulia, gagal menyelamatkan satu nyawa, sementara pemuda yang engkau duga sedang bermaksiat telah menyelamatkan enam nyawa. Ketahuilah, wanita yang bersamaku tadi adalah ibuku yang telah tua, dan aku menemaninya di sini, dan botol yang tergeletak di sampingku berisi air yang sewaktu-waktu kuminumkan pada ibundaku". Mendengar perkataan si pemuda tadi, sang 'alim pun tertampar hatinya, dan kemudaian berikrar bahwa tak akan lagi ia menganggap dirinya lebih baik dari siapapun.

* * * * * *
Sepenggal kisah di atas diceritakan oleh khotib Jumat tadi, yang menceritakan kisah dari Imam Hasan Al Basri, dan hal-hal yang menjerumuskan seseorang dari sikap soleh. Ada beberapa hal yang dapat menjerumuskan orang dari kesolehan menuju kesalahan yang disampaikan oleh Khotib, di antaranya:
  • bangga akan kebodohannya tentang ilmu akhirat. Dewasa ini banyak kita lihat manusia berlomba-lomba menuntut ilmu dunia setinggi-tingginya, hingga ke negeri orang, hingga mencapai berbagai gelar, berapapun biayanya. Namun ketika dituntut untuk memperdalam ilmu akhiratnya, seolah tak ada waktu. Padahal sesungguhnya Allah membenci orang yang pandai dalam urusan dunia namun bodoh dalam urusan akhirat
  • tamak dan bakhil terhadap harta. Salah satu penyakit terkait harta adalah, ketika tidak adanya harta membuat orang menjadi bakhil, dan ketika ada membuat orang menjadi tamak
  • riya atau syirik kecil. Ketika ibadah tak lagi hanya untuk Allah, ketika ada pengaruh makhluk dalam ibadah seseorang, maka ketika itulah riya ada dalam hatinya
  • merasa paling suci. Ketika merasa dirinya lebih baik dari orang lain terutama dalam hal ibadah dan akhlak, maka sesungguhnya diri yang merasa seperti itu tidak lebih baik dari orang lain
Semoga Allah SWT menghindarkan kita dari empat hal di atas agar kita senantiasa dapat memperbaiki kesholehan kita dan tidak menjadi orang yang salah dalam memperbaiki kesholehannya, aamiin

Komentar