Sekilas Ilmu Parenting dari Ayah Bendri

Kali ini Kakasi di MBT KP DJBC mengundang Ust. Bendri Jaisyurrahman yang melanjutkan tema parenting Islami. Yang dibahas kali ini adalah dimensi operasional dari parenting

Dalam Islam, pengasuhan terhadap anak terrangkum dalam Al-Qur'an surat An-Nisa ayat 9 yang terjemahannya kurang lebih sebagai berikut:

"Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar."

Dalam ayat tersebut, agar kita tidak meninggalkan keturunan yang lemah (berarti kita harus mendidik anak keturunan kita agar menjadi kuat) dijelaskan dua poin, yakni:
  • bertaqwa pada Allah
  • mengucapkan perkataan yang benar
Mengapa demikian? Mengapa pertama yang disebutkan adalah "bertaqwa kepada Allah" diikuti dengan "mengucapkan perkataan yang benar" alias komunikasi kepada anak?


Karena ketika seseorang bertaqwa dengan sebenar-benarnya kepada Allah alias memiliki komunikasi yang kuat dengan Allah, Allah akan menganugerahkan kepada orang tersebut hubungan yang baik dengan makhluk-makhluk-Nya yang lain. Termasuk kepada anak. Jadi, supaya bisa berkomunikasi dengan baik terhadap anak, maka perbaiki dulu komunikasi dengan Allah. Selain itu, ketika orang tua bertaqwa pada Allah, maka anak (yang cenderung mudah menirukan apa yang dilakukan orang tua), insyaAllah akan ikut menjadi anak yang bertaqwa.

Ada suatu kisah yang menarik mengenai kemampuan komunikasi orang yang saleh dengan makhluk Allah yang tidak umum. Dikisahkan bahwa suatu ketika, sungai Nil mengalami kekeringan yang parah sehingga masyarakat di sekitar sungai beranggapan bahwa sungai ini membutuhkan tumbal agar dapat mengalir seperti semula, sebagaimana tradisi yang mereka lakukan pada era sebelum Islam. Melihat rakyat akan melakukan kemusrikan, pimpinan wilayah Mesir pada saat itu, Amr bin Ash, melaporkan kepada Khalifah Umar terkait masalah ini. Singkat cerita, Khalifah Umar mengirimkan sepucuk surat kepada Amr bin Ash untuk dilemparkan ke dalam sungai Nil. Surat tersebut kurang lebihnya berbunyi seperti ini "Wahai sungai Nil, aku adalah makhluk Allah, dan kau pun juga makhluk Allah. Jika kau mengalir karena persembahan orang-orang, maka lebih baik janganlah engkau mengalir selamanya karena kau telah membawa masyarakat pada kemusrikan. Sedangkan jika kau mengalir karena tunduk pada Allah, maka kami mohon kepada Allah, mengalirlah Sungai Nil". Singkat cerita, pada malam harinya sungai Nil pun segera mengalirkan airnya selepas "berkomunikasi" dengan Khalifah Umar melalui Amr bin Ash tersebut. 

Sebagian pembaca mungkin tidak percaya dengan kisah di atas, namun percayalah, apa sih yang nggak mungkin kalau Allah berkehendak?

Intinya, sebagai orang tua (atau calon orang tua), kita harus bertaqwa sebenar-benarnya kepada Allah dan berkomunikasi dengan anak kita dengan perkataan yang baik agar anak-anak kita kelak menjadi keturunan yang kuat dan selamat, tak hanya di dunia namun juga di akhirat. Aamiin

Komentar

  1. Betul mas, keturunan kita tidak boleh lemah dalam fisik maupun mentalitasnya, agar menjadi orang yang tajam pemikirannya saat mereka dewasa kelak. Trims sharing ilmunya...

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan memberi kritik, saran, usulan atau respon lain agar blog saya yang masih amatir ini bisa dikembangkan dan menjadi lebih bermanfaat lagi :)

Nuwus . . .