Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2025

Humbled

When you try everything and that's not enough... When you tried your best and still failed...  When your ideas don't sell... maybe it's a reminder to be humble, to bow before The Greatest of All... No need to claim that you're the best, because they don't care. No need to show everything you tried, because they don't care. No need to tell anyone about your ideas, because they don't care. Let Allah see your effort, hear your ideas, pleas and prayers, because in the end, it'll be only between you and The Greatest Among All, The Justest of All Judge, The King of The Universe and Beyond... Be humble, not arrogant. Be sincere, not intentional. Be honest, not mendacious. Be trustworthy, not treacherous. Be smart, not sly. Be articulate, not voiceless.  Be kind, not cruel.

Filosofi Mendol

Gambar
Pembaca tahu mendol? Mendol adalah sejenis lauk khas Jawa Timur, yang dibuat dari tempe yang dikukus (opsional), dihancurkan, dibumbui, lalu dikepal-kepal sebelum digoreng. Biasanya menjadi teman makan pecel, nasi jagung, urap, rawon, orem-orem, atau hidangan khas Jatim lain. Bagi penulis, mendol itu unik, karena kalau dikepal terlalu keras, ia akan hancur lagi menjadi butiran tempe dan bumbu. Harus restart progress .  Kalau tekanan yang diberikan saat mengepal kurang, ia akan ambyar saat digoreng. Tetap enak untuk dimakan sih, tapi ngga gitu konsepnya. Jadi, harus diberikan tekanan yang pas.    Lalu, apa hubungannya? begitu mungkin pikir pembaca. Dalam hidup, seringkali kita menghadapi tekanan dari luar. Kita seperti mendol. Kadang kita hancur di awal karena tekanan terlalu besar di awal (sebagaimana orang  yang mengalami depresi hingga tak berhasil melaju), kadang kita hancur di proses selanjutnya karena kurang tekanan di awal (layaknya anak manja yang terbiasa sem...