Buah Ciplukan dan Kisahnya

Buah ciplukan yang dipajang pada salah satu lapak pasar malam di Thailand


Siapa yang tak kenal buah di atas?
Ciplukan atau cecenet, tanaman sejenis terong dengan buah bulat berwarna jingga saat matang, yang tertutup oleh selapis tipis mahkota bunganya, yang makin mengering seiring usia buah. Rasanya manis dan mengandung banyak vitamin, mineral dan serat pangan.

Ketika kita mendapatinya di desa, ia tumbuh di mana saja, dan siapa saja bisa memetiknya karena dianggap tak ada harganya.

Ketika dibawa ke kota, dibungkus mika dan ditulis "buah physalis", hargaya bisa mencapai Rp30ribu/ons.
Di luar negeri, labelnya berganti menjadi "golden berry", harganya bisa berlipat lagi, terutama jika di negara barat. 

Padahal buahnya sama saja dengan yang ada di pelosok desa. Tapi ia bisa dihargai demikian berbeda. 

Maka mungkin itulah gunanya memperluas relasi. Terkadang, ada orang yang tak dihargai ketika ada di suatu lingkungan, justru dihormati di lingkungan lain. Yang penting, seperti ciplukan tadi, kita benar-benar memiliki nilai dan manfaat. Meski kadang tak dihargai di satu tempat, tinggal kita mencari orang yang tepat, yang bisa menghargai kita dan memperlakukan kita selayaknya manusia yang nermartabat.

Yuk, kita jadi seperti ciplukan, buah eksotis kerabat terung, tomat dan kentang 🍆🍅🥔


Komentar