Hikayat Kupat

Assalamu'alaikum Pembaca sekalian, bagaimana sasana lebaran di kampung? Atau ada yang nggek sempat pulkam? Nggak pa pa, yang penting silaturahim tetap terjaga. Bicara soal lebaran, rasanya nggak lengkap kalau nggak bicara tentang ketupat, atau kupat dalam bahasa Jawa. Ketupat merupakan salah satu menu khas bulan Syawal bagi masyarakat muslim di Indonesia dan beberapa negara lainnya di kawasan ASEAN. Bahkan di beberapa tempat, ada tradisi bernama "Riyoyo Kupat" atau Lebaran Ketupat, dirayakan pada tanggal 7 Syawal, dimana masyarakat mengadakan selamatan dan ater-ater ketupat kepada kerabat dan tetangga (kebetulan, meski di lingkungan penulis ada yang merayakannya, keluarga penulis nggak ikutan sih - males bikin ketupatnya xp). Namun tahukan pembaca sekalian, bagaimana filosofi yang ada di balik kupat tersebut? Yuk kita bahas bersama . . .
Ketupat (Sumber)
Ketupat dalam bahasa Jawa disebut kupat, bisa jadi merupakan akronim dari kata-kata "ngaKU lePAT" (mengaku bersalah), mengingat sajian ini muncul saat Idul Fitri dimana saling bermaafan adalah tradisi yang juga melekat pada momen ini.
Bisa juga berasal dari kata-kata "lelaKU paPATi" (empat perbuatan), mengacu pada 4 perilaku yang dimunculkan dalam masyarakat ketika momen Idul Fitri berlangsung, yakni Lebaran, Luberan, Leburan dan Laburan (bahasa Jawa semua tuh).
Lebaran berasal dari kata Lebar (huruf 'e' dibaca seperti pada 'elang', bukan seperti 'becak'), yang artinya kelar/rampung/selesai, yakni rampung menjalankan ibadah puasa wajib di bulan Ramadhan.
Luberan, berasal dari kata Luber, artinya, ya luber/melimpah/sampe tumpeh-tumpeh kalau kata Jupe, yang dimaksudkan bahwa kita barus melimpahkan kebahagiaan kepada sesama, dengan saling berbagi di 2 bulan yang mulia ini (bukankah pada saat bulan Ramadhan, biasanya masyarakat berlomba-lomba berbagi rizki dengan sesama? Buka puasa bersama, sedekah, infaq, zakat, dll).
Leburan, berasal dari kata lebur, mengacu pada momen di mana dosa-dosa kita dilebur, sehingga kita kembali kepada fitrah kita yang suci, bagai bayi yang baru lahir.
Sedangkan Laburan berasal dari kata Labur, yang berarti batu kapur/gamping, batuan lunak berwarna putih yang digunakan untuk menjernihkan air atau memutihkan dinding, memiliki filosofi bahwa dengan Ramadhan ini, kita menjernihkan dan memutihkan hati kita hingga kembali bersih.
Wallahu'alam bish showab.
Apapun itu, ketupat alias kupat merupakan salah satu tradisi tak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat kita. Selamat berlebaran dan selamat menikmati ketupat, Pembaca sekalian :D

#sumber: LionMag edisi Lebaran tahun ini xp (gak tau edisi berapa)

Komentar