Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2013

Cerewet Banget Sih

Dalam hidup, kadangkala kita berhadapan dengan orang yang cereeeewet abis. Semuamuanya dikomentarin. Dari gaya rambut sampai kaos kaki, dari bulu mata sampe bulu hidung orang lain nggak luput dari komentarnya. Pokoknya dia lebih jeger, lebih jebret dan lebih ahay dibanding komentator lain. Pasti risih kan ngadepin orang kayak gitu? Ngomong kok kayak nggak ada filternya. Nggak masalah, mungkin dia belum membaca tentang filter mulut di postingan saya kemarin . Tolong ya, ntar kasih liat ke dia tentang postingan saya kemarin. Nah, sambil dia baca tips tentang filter mulut kemarin, ayo kita bahas tentang filter kuping, yang merupakan produk variasi dari filter mulut. Teknik ini, pada prinsipnya merupakan kebalikan filter mulut, kemudian dipasang di telinga. Begini cara kerjanya: coba cek kebenaran perkataannya, apakah benar/fakta, atau nggak? Kalo misalnya dia bilang rambut anda nggak rapi padahal potongan rambut anda gundul, misalnya, udah nggak usah digubris deh... co

Mulutmu Harimaumu

Pembaca sekalian udah sering kan denger/baca ungkapan di atas? Barangkali malah ada di antara kita yang pernah termakan oleh kata-kata kita sendiri. Naah, maka dari itu, kali ini penulis pengen bahas tips agar tidak termakan  oleh mulut sendiri. Yuuk mari... Tips ini bisa kita sebut sebagai filter mulut, untuk menyeleksi kata-kata apakah yang akan keluar dari mulut kita. Sayangnya filter ini tidak tersedia dalam bentuk masker ajaib yang otomatis menyeleksu perkataan kita, jadi kita perlu berlatih agar terbiasa melakukannya. Caranya gampang kok, sebelum bicara cuma perlu melakukan 3 langkah yakni: apakah yang akan Kita katakan itu benar? Jika tidak benar alias bohong, maka jangan katakan. Kalau memang perlu membahas sesuatu yamg belum tentu kebenarannya, katakan sumber dan jenisnya (opini kah, mitos, dongeng, prediksi atau imajinasi semata?) agar orang tak merasa ditipu oleh omongan tadi meskipun benar, apakah itu baik? Jika itu tidak baik (dalam hal bahasa, isi maupun t

Epic Fail, Lvl: ITB

Gambar
Siapa nggak kenal ITB? Sebagai salah satu kampus terbaik di negeri ini, rasa-rasanya pasti pembaca sekalian pada tau lah ya...paling nggak denger namanya doang udah pernah kan? Bagi penulis yang nggak pernah kuliah di sana, yang paling diinget kalo lagi ngomongin ITB adalah kudanya. Ojok kuda Penulis nggak pernah naik kudanya sih, tapi ngeliatnya tuh udah bikin ketawa aja. Unik, karena nggak tiap kampus punya kuda sebagai daya tarik wisata xp Nggak tau juga sih, kali aja ada siswa  SMA yang pengen masuk ITB gara-gara kuda. Dialog sama ortunya bakal absurd banget tuh xp Anak: Ayah, aku pengen kuliah di ITB Ayah: Kenapa nak? Anak: Supaya nanti aku bisa naik kuda tiap hari Xp Ok,kembali ke topik. Di salah satu sudut kampus ini, ternyata ada rambu-rambu unik yang isinya adalah larangan bagi pemilk kuda untuk membuang 'limbah' kuda mereka di area tersebut. Dan ironisnya, rambu-rambu ini dilanggar dengan telak karena tepat di belakangnya, terdapat tumpukan limbah bio

Tentang Dakwah

Gambar
Assalamu'alaikum warohmatullah wabarokatuh Kali ini penulis mencoba merangkum beberapa ilmu yang sempat didapatkan yang terkait dengan dakwah dalam artikel bertema "Tahukah Anda". Yuk mari disimak: dakwah adalah kewajiban bagi setiap muslim, berdasarkan Al-Qur'an dan Al Hadits. Allah SWT berfirman:  " Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyeru kepada yang ma'ruf dan mencegah yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung. " (QS. Ali Imran [3] : 104).   (mengenai beberapa dalil lain lihat di sini , juga di postingan saya sebelumnya di sini ) da'i adalah julukan bagi orang berdakwah, jadi seharusnya setiap muslim adalah da'i, bukan cuma yang nongol di TV membawakan acara siraman rohani tujuan dakwah adalah untuk menguatkan keimanan diri sendiri, bukan untuk menguatkan keimanan orang lain, karena masalah keimanan dan hidayah, itu hak prerogatif Allah. Kita hanya bertugas menyampaikan ma

Hidup Ini Cuma "Mampir Ngombe"

"Innalillahi.. wa Inna ilaihi Raji'uun... Telah berpulang ke Rahmatullah, Fulan bin Fulan dalam usia sekian tahun..." Hampir setiap dari kita, pasti pernah mendengar kalimat ini. Entah melalui speaker masjid, berita duka cita di media, atau kabar dari sanak saudara. Namun pernahkah kita memikirkan, mengapa disebut "berpulang"? Tak lain karena sebenarnya kita adalah makhluk akhirat, yang kelak akan kembali ke akhirat. Maka semasa kita di dunia ini, hanyalah persinggahan sejenak, sebelum nanti kita kembali ke akhirat. Makanya ada ungkapan, "urip iki mung mampir ngombe" (hidup ini cuma mampir minum). Diibaratkan kita adalah orang yang berada dalam perjalanan, berhenti sejenak di suatu tempat untuk minum, kemudian melanjutkan lagi perjalanan kita. Sesingkat itulah hidup di dunia ini, sesingkat mampir minumnya seorang pengembara. Setelah kehidupan dunia yang singkat ini, maka kembalilah kita ke alam akhirat, rumah kita pertama kali. Ibarat seseorang y