Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2012

Klasifikasi Manusia

Dalam salah satu haditsnya, Rasulullah SAW (semoga sholawat dan salam senantiasa tercurah kepada beliau) bersabda: عَنِ جابر، رَضِيَ الله عَنْهُمَا، قَالَ : قال رَسُولُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّم: خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ Artinya: “ Jabir radhiyallau ‘anhuma bercerita bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia. ” Hadits dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ (no. 3289). ( sumber di sini ) Sehubungan dengan hal tersebut (manfaatnya bagi manusia), maka manusia bisa dikelompokkan menjadi 5 tingkatan, yakni sebagai berikut: manusia wajib : adalah pribadi yang kehadirannya dibutuhkan oleh orang lain. Ketika ada dia, kerjaan beres, semua ceria, bawa banyak makanan, temen-temen dibantuin, pokoknya nyenengin. Ketika dia nggak ada, maka kondisi kaca, orang-orang pada galau, nggak ada loe nggak rame, pada kelaperan karena nggak ada yang bawain makanan . . . manusia sunnah :

Saya Anggap Itu Doa

Gambar
Setelah sekian lama menghilang dari dunia pergundulan, akhirnya saya kembali menggunduli rambut kepala ini. Risih, udah sekitar sebulan nggak potong rambut, terakhir kali potong rambut sebelum 30 Oktober kemarin, pas mau ikutan upacara peringatan Hari Oeang (itupun nggak saya gundulin, cuma cepak ala tentara). Nah, ketika saya kembali ke style gundul ini, seperti biasa, reaksi orang kantor pun bermacam-macam. Ada yang bilang "lu stres ya", "gila, keren amat rambutnya", habis ketangkep hansip, sensi, macem-macem deh pokoknya. Untung saya udah kebal dengan komentar semacam itu.   Cuma, ada beberapa orang yang reaksinya agak berbeda. "Habis dari Haji ya?", begitu kata beberapa orang. Kebetulan ini musimnya orang habis hajian pada pulang kampung. Dan orang habis ibadah haji, biasanya kan gundul, habis tahallul. Saya mah cuma senyum-senyum aja dan mengamini. Siapa sih yang nggak kepingin naik haji? Mungkin tidak tahun ini, tidak, ini bukan gundul karena ha

Palestina Diserang, Kita Bisa Apa?

Gambar
Untuk kesekian kalinya, zionis israel menggempur Palestina. Untuk kesekian kalinya, darah warga sipil tertumpah di tanah Palestina. Mereka itu saudara-saudara kita, jangan campakkan mereka . " Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, ia tidak boleh menganiayanya, menelantarkannya , mendustakannya dan menghinanya... " (HR Muslim) " Siapa saja yang tidak memperhatikan urusan kaum Muslim , maka ia tidaklah termasuk golongan mereka . " [HR. ath-Thabrani dari Abu Dzar al-Ghifari]. Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk mereka, selain hanya menonton beritanya di TV dan internet, lalu menyerapahi kebiadaban israel?? Apakah harus kita datang ke sana dan ikut berperang, sementara peralatan saja kita belum mencukupi . . . Lalu apa??? Mengutip kata-kata dari Ustadz Feri Nur , intinya ada 3 hal yang dapat kita lakukan, yakni: pertama dan yang paling mudah, kita harus mendoakan mereka di setiap sholat kita. " Doa seorang muslim untuk saudar

Masih tentang Iblis . . .

Masih terkait dengan postingan sebelumnya , kali ini saya masih membahas tentang Iblis. Sebagaimana kata saya orang bijak, seburuk-buruknya manusia pasti masih ada sisi baiknya, begitupun iblis (meskipun ia bukan manusia). Ya, benar, sebenarnya iblis pun masih punya sifat yang sebenarnya positif, hanya saja penerapannya yang salah sehingga membuahkan hasil vonis hukuman seumur akhirat di neraka jahanam bagi iblis. Padahal kalau sifat-sifat tersebut diterapkan sesuai dengan ajaran Agama , maka tentu hasilnya akan baik sekali.  Yuk kita bahas satu-persatu : Selalu menepati janji. Ketika iblis menolak perintah Allah untuk bersujud kepada Nabi Adam As, maka seketika itu juga Allah melaknat iblis, dan memberikan vonis neraka baginya. Dan iblis pun makin geram dengan Nabi Adam yang dianggapnya lebih hina daripada dirinya, kemudian berjanji akan menyesatkan setiap dari keturunan bani Adam. Dan sejauh ini, berapa ribu tahun setelah kejadian tersebut, kita dapat rasakan bahwa iblis

Pria Itu (Mungkin) Jelmaan Malaikat Allah

Ardi galau, berkali-kali ia pindah tempat duduk. Kemudian berdiri lagi, berkeliling di area tunggu terminal, sesekali berjalan di antara bis-bis yang sudah tiba di terminal, melihat kalau-kalau bis yang ditumpanginya sudah tiba di terminal. Sudah pukul 6.30, artinya sudah setengah jam dari jadwal yang ditetapkan dan bis yang akan dinaikinya belum datang juga. Kembali ia duduk di salah satu kursi kosong di terminal. Pikirannya gamang, masih terngiang di telinganya, suara tangis ayahnya tadi pagi, ketika mengabarinya bahwa neneknya telah tiada. Belum pernah dia mendengar ayahnya menangis seperti itu, dan itulah yang membuat pikirannya seharian ini kalut. Ia ingin segera pulang dan bertemu ayahnya. Hal inilah yang membuatnya memaksakan diri untuk pulang kampung secara mendadak. Jumat malam artinya akhir pekan, dan harga tiket pesawat melambung bagai disuntik helium, tentu tak mampu ia membeli tiket pesawat yang hari itu, harga paling murah saja tinggal selisih 100 ribuan dari gaji

Adios, Amigos

Kemarin, saya dan para pegawai di Direktorat Cukai KP DJBC sedang punya gawe, yakni acara Pisah Sambut Direktur Cukai, bapak Iswan Ramdana yang memasuki masa purna tugas, digantikan oleh bapak Heri Kristiono, serta pelepasan Kasubdit Cukai Hasil Tembakau, bapak Muhammad Purwantoro yang ditugaskan menjadi Kepala Kanwil DJBC Jatim II di Malang. Nah, saya di sini nggak membahas karir beliau bertiga, ataupun pengalaman saya berduet dengan bapak Swensy menjadi MC di acara tersebut. Saya hanya mencoba mengambil sebuah pelajaran dari acara tersebut, yakni perpisahan. Perpisahan adalah suaatu sunatullah, alias suatu ketetapan Allah yang berlaku bagi makhluk-makhluknya. Setiap perjumpaan pasti akan dibarengi perpisahan, entah setelah berapa lama, dan entah apakah nantinya akan ada pertemuan lagi. yang pasti, perpisahan selalu ada, tinggal menunggu waktu. Kalau diingat-ingat, sudah berapa kali kita mengalami perpisahan dalam hidup ini? Taruhlah, perpisahan sekolah, sejak TK, SD, SMP,

What I Learned From 'That' Moment

Hal-hal yang saya pelajari dari acara Pisah Sambut Direktur Cukai dan Pelepasan Kasubdit CHT, kemarin : there's always the first time for everything . Pada kesempatan itu, saya ditunjuk menjadi MC. Memang sih, penulis pernah juga ditunjuk sebagai MC ketika ada acara demo masak Ramadhan kemarin, namun itu kan acara santai. Nah ini, acara perpisahan direktur, banyak pejabat yang hadir. Sedikit grogi, saya meminta petuah Mas Iswandi yang sudah lebih dulu menekuni dunia per-MC-an. Dan satu kalimat yang saya tangkap dari beliau adalah, selalu ada 'pertama kali' dalam melakukan setiap hal. Jadi, ya udah enjoy aja lah.Namanya juga malam pengalaman pertama. Pasti nanti ada kekurangannya, namun karena baru pertama kali, ya pasti orang bisa memaklumi lah. Yang penting, untuk kesempatan-kesempatan berikutnya harus diperbaiki. Dan pengalaman pertama ini akan menjadi batu pijakan bagi penampilan kedua, ketiga, dan seterusnya. Siapa tahu nanti bisa punya kerjaan sampingan jadi MC at