Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2013

tawakal setelah ikhtiar

Kita boleh, bahkan harus meminta bantuan pada sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari. Tapi jangan pernah menggantungkan harapan sepenuhnya kepada manusia. Karena kita pasti akan kecewa nantinya, karena manusia tak akan selalu mampu mewujudkan harapan orang lain. Meminta bantuan pada orang lain merupakan ikhtiar, namun pasrahkanlah hasilnya hanya pada Allah semata, karena Dialah, hanya Dialah yang Maha Mendengar setiap harapan, munajat dan doa. Hanya Dia pulalah yang mampu mewujudkan segala pengharapan kita. Tanpa ridho-Nya, bahkan bantuan dari seluruh manusia tak akan mampu menolong kita. Pun tanpa ridho-Nya, konspirasi dari seluruh umat manusia pun tak akan mampu mencelakakan kita. Hanya Allah lah yang memiliki kuasa mutlak atas segala sesuatu...

Ngurus Tugas Harus Ikhlas

Kadang kita bakal dapet tugas dari kantor, yang mana tugas itu ngeselin banget. Yaudah ikhlasin aja, niatin aja lagi ibadah, cari nafkah buat keluarga. Kalo nggak ikhlas ntar cuma dapet capek sama dongkol. Kalo ikhlas insyaAllah meski capek dapet pahala. . .

Negeri di Atas Awan

Gambar
A view of a cloud field Gunungan awan pembawa hujan Lautan awan putih membentang Meski sudah dewasa dan mengetahui dengan pasti bahwa awan di langit tidaklah seempuk kasur kapuk, melihat gumpalan awan di langit tetap saja membuat imajinasi meliar xD Subhanallah...

Penting Nggak Penting

Kadang kita terlalu memikirkan hal-hal kecil yang sebenarnya nggak penting, namun malah membuat kita lupa akan hal lain yang sebenarnya jauh lebih penting. Ketika itu terjadi, maka sudah saatnya kita menata ulang skala prioritas dalam keseharian kita. Mungkin ini terlihat sepele, namun bayangkan berapa waktu kita yang yerbuang untuk hal-hal tersebut. Jika saja dalam sehari kita "membuang" satu menit waktu kita untuk memikirkan atau bahkan melakukan hal yang nggak berguna tersebut, maka tiap tahun kita membuang 6 jam usia kita untuk hal yang sia-sia. Padahal 6 jam itu bisa digunakan untuk hal lain yang lebih berguna. Katakanlah Anda penjaga warnet misalnya, dengan tarif 4 ribu per jam, maka dengan "nyampah" semenit perhari, Anda kehilangan potensi pemasukan 24 ribu pertahun. Oke ini cuma contoh ngasal sih, tapi anda tahu maksudnya kan? So, mari kita menata ulang mindset kita tentang konsep prioritas dalam menata waktu :-)

Antara Jakarta, Pekalongan dan (m)Blitar

Beberapa waktu yang lalu, penulis sempat DL ke Pekalongan, Jateng dan (m)Blitar, Jatim. Sebagai seorang warga perantauan di Jakarta, berada di kota kecil, mengunjungi kantor dengan jumlah pegawai sedikit (kantor KPKNL Pekalongan 30 orang, Kantor BC Pekalongan 11 orang, Kantor BC Blitar 17 orang), ada feeling yang berbeda dengan suasana keseharian di Jakarta (KP DJBC, sekitar 1000 orang). Mungkin ini adalah feeling bawaan orang yang lahir dan dibesarkan di kampung, lebih suka dengan suasana tenang pinggiran kota/pedesaan (penulis dari lahir sampai SMA tinggal di pinggiran Kabupaten Malang yang agak ndeso namun nggak ndeso-ndeso banget. Meski sekarang populasi penduduknya sudah lumayan padat, masih mending dibandingkan Jakarta). Ketika di sana, rasanya senang banget gitu, ngelihat lalu lintas yang nggak begitu padat, nyaris nggak ada macet. Ngelihat kehidupan yang seolah berjalan begitu tenang, nggak grusa-grusu kayak di kota besar yang menuntut setiap orang untuk saling membalap sa

Capek? Istirahat Sejenak Bung!

Kadang tekanan beban kerja di kantor bisa jadi begitu melelahkan. Dan percayalah, hal terbaik untuk dilakukan saat Anda sedang lelah (baik fisik maupun mental) adalah beristirahat sejenak. Oke, sejenak lupakan deadline yang terus mendesak; ambil 5 menit untuk duduk, relaks, pejamkan mata sejenak. Satu atau dua gelas air putih yang segar akan sangat membantu; barangkali Anda sedang dehidrasi, dan itu bukan kabar baik bagi kinerja otak Anda. Minumlah, karena ketika Anda kehilangan cairan tubuh, maka aliran darah ke seluruh tubuh (termasuk otak) akan terganggu, dan pada gilirannya akan mengganggu kinerja Anda secara keseluruhan. Ini bukan menyia-nyiakan waktu untuk hal yang kontra produktif, justru in iakan memulihkan kondisi Anda sehingga siap untuk 'bertempur' lagi. Lebih baik daripada jika Anda memaksakan untuk menggarap semuanya tanpa istirahat, karena ketika Anda lelah, dehidrasi dan kurang konsentrasi, maka makin besar kemungkinan Anda melakukan kesalahan.

"...with great power, comes great responsibility"

Familiar with that phrase? Yeah, maybe most of us ever heard of it at least once, from a hollywood movie Spider-man (actually spoken by Spiderman's Uncle Ben). I don't really know who brought this phrase for the first time, and I don't really care bout it. But somehow I found that this phrase makes sense, especially when you are given more responsibility by other people. At work, everybody have their own part, their own tasks, their own responsibility about some matters. And there're always exixt some individuals with more tasks to do, with more responsibility given to them by their bosses (or leaders). Logically, people will only ask for a help to someone that they certainly know about, that the person will be able to help them. You won't ask a cook to repair your car, you'll ask a mechanist instead (unless the cook is a multitalented too). You won't ask a math teacher to cure a diseae, you'll have to count on a doctor to deal with diseae, right? Th