Subhanallah, Kesehatan Itu Adalah Suatu Kenikmatan Tiada Tara, Kawan

Seharusnya postingan kali ini tentang Tafakur Alam, tapi apa daya, Gusti Allah berkehendak lain. Saya nggak dikasih izin buat ikut tafakur. Mungkin Gusti Allah kasihan sama saya, disuruh istirahat, sayangnya nyuruh istirahatnya dengan cara yang nggak begitu enak bagi saya. Gusti Allah menyuruh saya istirahat melalui perantara salah satu (atau salah banyak) dari makhluknya yang bernama Salmonella typhi untuk menginfiltrasi tubuh saya. Dan mereka menyusup dengan sukses. Alhasil, saya pun tepar... dan nggak bisa ikut Tafakur Alam.

Sakit tifus itu ternyata nggak enak (sejujurnya, nggak ada sakit yang enak).

Kronologinya begini, pertama sih rasanya cuma agak panas/demam, sama pusing-pusing gitu doang (terasa sejak sabtu malam setelah ikut survey TA). terus pas besoknya kok makin lemes. Kirain meriang biasa karena masuk angin. Eh besoknya masih demam tinggi plus meriang, jadilah saya mbolos kuliah. Menunggu suhu jakarta memanas, akhirnya saya berangkat ke poliklinik. Dan dari diagnosa awal, ada dua kemungkinan, kalo nggak tifus ya demam berdarah. Subhanallah,,, Baru kali ini saya mendapat vonis penyakit yang aneh-aneh. Dan akhirnya, dengan surat izin dari dokter, saya sukses meringkuk di tempat tidur selama 2 hari (senin-selasa). Salut deh sama dokter, dokter emang pinter, cuma vonisnya aja bikin keder.

Rasanya nggak enak, Kawan. Badan meriang, demam tingi pula. tapi kerasanya kedinginan. Ada sensasi pusing juga, sama sakit di belakang mata, ditambah sedikit mual tapi nggak bisa muntah. Whew, nggak mau nyoba lagi deh pokoknya. Hari rabu maksain diri buat ngampus, nggak enak tiduran mulu di kosan, sekalian ngadep ke dokter. Diperiksa lagi, terus disuruh periksa darah buat kepastian. Dan saya pun manut. Hasilnya,,,, positif kena tifus.

Dan dokter pun mengeluarkan sekian banyak perintah dan larangan pada saya. Yang nggak boleh makan ini lah, itu lah. Yang kudu begini lah, begitu lah. Banyak kali aturan buat orang sakit. Ckckck

Yah, mari kita ambil hikmahnya. Saat sakit begini, maka akan terasa sekali bahwa sakit itu nggak enak. Lebih tepatnya, kita akan merindukan nikmatnya saat sehat. Memang di kala tubuh sedang sehat, kita sering lupa bahwa kesehatan itu adalah kenikmatan tiada tara. Kita seenaknya berbuat sesuka hati kita, bersenang-senang menuruti hawa nafsu, dan sayangnya, seringkali lupa ibadah. Pas sakit begini baru terasa, betapa kita merindukan saat-saat sehat. Pas sehat mah enak banget, bisa ngapa-ngapain tanpa ada halangan. Pas sakit, bawaannya tidur mulu. Nggak salah deh kalau salah satu wejangan Rasulullah tuh, dalam "ingat 5 perkara sebelum 5 perkara", salah satunya adalah ingat sehat sebelum datang masa sakitmu.

Well, sekedar pengingat saja bagi kita sekalian. Mumpung masih pada sehat, mari perbanyak ibadah kita. Sholatnya dibenerin, ayo jama'ah ke masjid. Kalo sakit, jangankan ke masjid, buat ruku'-sujud aja pusing. Mumpung masih pada sehat, ayo ngaji yok. Kalau lagi sakit, jangankan ngaji, melek doang aja rasanya pusing, rasanya mau dibawa tidur mulu. Mumpung masih pada sehat, pokoknya kita tingkatin terus deh ibadah kita, mumpung belum diingatkan dengan sakit.

Ayo wes, isya' iki lho. Ayok nang masjid rek :)

Komentar