Blogger on Board

Pembaca sekalian. Jadi sebagaimana penulis bahas kemarin, hari ini penulis tengah menjalani misi patroli laut untuk kali pertama. Patroli laut yang merupakan salah satu wujud kegiatan pengawasan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai atas arus barang yang melintasi batas negara, jujur saja, bukan merupakan penugasan yang diidam-idamkan insan muda Bea Cukai. Lagian, siapa sih yang mau tinggal di kapal, terombang-ambing di laut, makan mi instan (eh ini sih semua suka) dan makanan kalengan lain sepanjang perjalanan, ngga ada sinyal, dan seabrek ketidakasikan lain selama patroli?

Penulis berkesempatan menjalani misi ini dan mencoba melakukan debunk atas mitos-mitos negatif yang menyertai kegiatan patroli laut. Tentu dari kacamata orang awam yang baru sekali patroli.

Is it that bad? Or it isn't? Check this out Guys

Oh ya, sebelumnya kita musti memahami bahwa setiap pekerjaan akan ada titik jenuhnya. Sesuka apapun kita pada kerjaan itu. Mau kerjaan administrasi kek, layanan pelanggan, pekerjaan lapangan, semua punya titik jenuh. Jadi, kebosanan itu pasti ada. Jadi tolong jangan berkata "lah kamu baru sekali ngalamin, masih ngerasain enaknya. Kalau sudah berkali-kali ya pasti bosen". Percayalah, seasik apapun kerjaan kita, bakal ada bosennya kalau sudah bertahun-tahun menjalani.

Oke, hal pertama yang penulis rasakan adalah, naik ke kapal itu ngga gampang Ges. Kapal ngga selalu sandar persis di samping dermaga, karena keterbatasan dermaga maka akan sering kapal parkir pararel. Jadi untuk naik ke kapal BC, tadi harus ngelewatin kapal instansi lain dulu. Lompat-lompat. Kudu hati-hati. Serius gak asik kalo kecemplung laut dermaga. Bawa barang bawaan berat akan sangat berpengaruh pada keseimbangan kita. Ini adalah first risk menurut penulis.

Kapal Patroli Bea dan Cukai BC 30003. Gagah ya

Dua, kenali seluk beluk posisi ruangan di kapal. Naik turun tangga, belokan, lokasi kamar kru lain. Penting. Jangan salah kamar. Jangan sampe bingung pula harus melakukan pembuangan limbah biologis di mana.

Tiga, tentu harus kenali kru nya. Kali ini penulis berada di lingkungan yang samasekali baru. Hanya 1 orang yang penulis kenal sebelum tiba di lokasi, yaitu salah satu kru yang akan penulis gantikan perannya di kapal. Yang bersangkutan adalah rekan satu seksi di kantor memang. FYI, dalam satu misi ini ada pergantian kru. Nah penulis masuk kelompok kru kedua. Di jajaran kru kedua ini, penulis samasekali belum ada yang kenal. Harus kenalan dan membina hubungan baik dong. Karena merekalah yang akan menjadi rekan kerja selama beberapa pekan ke depan. Bagi introvert (apalagi kalau claustrophobia), mungkin ini mimpi buruk. Berada di lingkungan yang tertutup dengan orang-orang asing? Wow

Bagi penulis yang mantan introvert, ini adalah kesempatan emas untuk merasakan lagi sensasi mengenal orang baru. So far no problem, kecuali dari dulu memang penulis susah menghafal nama orang (wajah hafal, tapi namanya lupa). 

Hari ini kapal belum mulai bergerak. Jadi belum merasakan dahsyatnya gelombang laut. Tapi sudah menikmati senja di laut. InsyaAllah esok akan ada catatan lagi.

Meresapi senja di buritan. Sambil menemani istri curhat via WA tentang perilaku pelanggan toko daring, membahas urusan negara bersama sahabat sesama abdi negara, dan nostalgia jaman SMA bersama kawan MPK

Semoga tulisan ini bermanfaat dan menginspirasi, khususnya bagi insan Bea Cukai yang sudah terlanjur mendengar sisi negatif dunia patroli laut (yang belum tentu semuanya benar).

Sampai jumpa di postingan berikutnya, insyaAllah

Komentar