4 Trik Iblis
Siapa sih yang nggak kenal iblis, makhluk yang dulunya merupakan salah satu ahli ibadah yang tinggi kedudukannya, namun kemudian dilaknat oleh Allah karena menolak perintah Allah untuk bersujud kepada Nabi Adam As. karena merasa lebih mulia kaarena diciptakan dari api, yang kemudian ditangguhkan umurnya hingga hari akhir nanti dan kemudian berjanji untuk mengerahkan segala daya dan upaya untuk menyesatkan setiap umat manusia?
Nah, demi memenuhi janjinya tersebut, iblis dan anak-anak buahnya memiliki beberapa trik untuk membuat manusia lalai dari kebaikan dan terjerumus ke dalam dosa, supaya nanti menjadi temannya di neraka. Ini dia beberapa trik iblis untuk menjerumuskan manusia :
- Ketika ada rekan kita yang mengajak ke majlis taklim untuk menuntut ilmu agama, seringkali timbul rasa malas di hati. Ogah lah, entah capek, nggak enak badan, dan segudang alasan lainnya bisa saja muncul. Awas, bisa jadi itu tandanya kita sudah masuk perangkap pertama iblis, yakni jangan tau. Kenapa iblis nggak suka kalau kita tahu ilmu agama? Karena kalau kita pandai ilmu agama, maka akan semakin sulit bagi mereka untuk menggoda kita, sehingga makin kecil kemungkinan mereka dapat tambahan teman di neraka kelak. Semakin kita tahu ilmu agama, semakin besar kemungkinan kita mendekatkan diri pada Allah, sehingga kita jauh dari godaan iblis. Nah, ketika kita sudah terasa malas ketika ada ajakan ke majlis ilmu, maka sebisa mungkin lawanlah rasa malas itu, agar kita terbebas dari jebakan pertama iblis. Namun jangan senang dulu . . .
- Bisa jadi kita berhasil lolos dari jebakan pertama, namun iblis masih punya trik untuk mengantisipasi ini. Ketika kita sudah mengetahui bahwa ibadah ini akan membawa banyak pahala, ibadah itu akan menjauhkan kita dari murka Allah, rupanya di sinilah trik lanjutan iblis mulai bekerja. Jangan amalkan, adalah trik lanjutan tersebut. "udah, cukup tahu aja, yang penting udah tau kan", mungkin begitu godaan iblis dalam pikiran kita. Padahal, apalah gunanya suatu ilmu kalau tak diamalkan? Maka sekali lagi, kita dituntut untuk berjuang mengatasi rasa malas mengamalkan ilmu tersebut. Supaya apa? Tentu saja supaya kita lepas dari godaan iblis, biar ntar enggak jadi tetangga di neraka kelak. Hiiii, ogah deh ke neraka sama iblis . . .
- Namun jangan keburu lengah, karena iblis (lagi-lagi) masih memiliki antisipasi jika kita mampu lolos dari jebakan kedua. Kalaupun kita mengamalkan suatu ibadah yang sudah kita dapat ilmunya tadi, jangan banyak-banyak, begitu bisik iblis. Alasan capek, ngantuk, sibuk, atau apa saja, akan didengungkan dalam kepala kita agar kalaupun menjalankan ibadah, cukup dikit aja. Kita mungkin akan mengiyakan sebagian alasan tadi, jadinya nggak banyak amal ibadah yang kita lakukan. Yang penting kan melakukan, begitu pembenaran yang akan diajarkan iblis. dan biasanya kita akan mengiyakan. Padahal, kalau kita tahu bahwa iblis dan teman-temannya ngobrolin kita tadi . . . "kalau ibadahnya banyak kan, ntar kamu masuk surga, aku nggak ada temennya dong", kurang lebih begitu obrolan antara iblis dan rekan-rekannya. Nah, nggak mau kan jadi temen iblis di neraka? Yaudah, yuk sama-sama kita lawan kemalasan ibadah ini. Emang sih, kalau sedikit-sedikit tapi istiqomah bagus, tapi bukannya lebih bagus kalau istiqomah dan lumayan banyak, apalagi tambah banyak dan istiqomah. Yuuk, rame-rame lepasin diri dari jebakan ketiga iblis.
- Tapi kita harus siap untuk berjuang lagi, karena iblis masih punya jebakan pamungkas. "Oke, kamu boleh aja tahu ilmu agama, kamu boleh aja ngejalanin ibadah, banyak-banyak pun boleh. Tapi jangan ikhlas yaa . . .", begitu mungkin pinta iblis. Ini nih, salah satu titik rawan dalam ibadah kita. Seringkali ibadah ini masih dikotori oleh niatan-niatan lain. Shodaqoh, biar dibilang dermawan. Sholat berjama'ah, biar dianggap alim. Puasa sunnah, biar dibilang ta'at. Dan sebagainya. Padahal, ibadah yang dilakukan bukan karena Allah tidak akan ada nilainya di hadapan Allah. Nah, ayo kita berusaha untuk meluruskan niat ketika hendak melakukan ibadah, luruskan hanya karena Allah semata, sebagai tanda syukur kita atas segala nikmat dari Allah, sebagai tanda tunduknya seorang hamba kepada Sang Pencipta, sebagai perwujudan rasa takut kita akan murka Allah, pokoknya semua karena Allah, bukan karena mengharap pujian sesama manusia. Yuuk, luruskan niat kita, insyaAllah lolos deh dari jebakan iblis :)
(bersambung)
Komentar
Posting Komentar
Silahkan memberi kritik, saran, usulan atau respon lain agar blog saya yang masih amatir ini bisa dikembangkan dan menjadi lebih bermanfaat lagi :)
Nuwus . . .