Masih tentang Iblis . . .

Masih terkait dengan postingan sebelumnya, kali ini saya masih membahas tentang Iblis.

Sebagaimana kata saya orang bijak, seburuk-buruknya manusia pasti masih ada sisi baiknya, begitupun iblis (meskipun ia bukan manusia). Ya, benar, sebenarnya iblis pun masih punya sifat yang sebenarnya positif, hanya saja penerapannya yang salah sehingga membuahkan hasil vonis hukuman seumur akhirat di neraka jahanam bagi iblis. Padahal kalau sifat-sifat tersebut diterapkan sesuai dengan ajaran Agama, maka tentu hasilnya akan baik sekali. 

Yuk kita bahas satu-persatu :
  • Selalu menepati janji. Ketika iblis menolak perintah Allah untuk bersujud kepada Nabi Adam As, maka seketika itu juga Allah melaknat iblis, dan memberikan vonis neraka baginya. Dan iblis pun makin geram dengan Nabi Adam yang dianggapnya lebih hina daripada dirinya, kemudian berjanji akan menyesatkan setiap dari keturunan bani Adam. Dan sejauh ini, berapa ribu tahun setelah kejadian tersebut, kita dapat rasakan bahwa iblis masih konsisten menepati janjinya dalammenggoda umat manusia ke dalam kesesatan. Memang, menepati janji itu baik, hanya saja, janji macam apakah yang ditetapkan sebelumnya? Tentu, sebagai umat muslim, kita mana boleh mengucapkan janji-janji yang melanggar syariat, apalagi mengamalkannya.Yuk, kita berjanji untuk selalu memperbaiki kualitas iman dan taqwa kita . . .
  • Konsisten. Dari jaman nabi Adam sampai ke jaman detik-detik menjelang kiamat, iblis akan senantiasa konsisten menggoda umat manusia untuk melenceng dari jalan-Nya. Kita pun harus konsisten juga, namun beda dengan iblis, kita harus konsisten alias istiqomah dalam mengajak orang-orang ke jalan yang diridhoi oleh Allah SWT (dan juga menjalankan apa-apa yang kita ajak orang lain untuk melakukan, jangan ngajak doang tapi nggak ngelaksanain). 
  • Pantang menyerah dan kreatif dalam menggapai tujuannya. Seperti yang saya tulis di postingan sebelumnya, iblis selalu punya berbagai cara untuk menggapai tujuannya. Satu cara gagal, dia pakai cara lain. Masih gagal lagi? Tenang, masih seribu cara yang lain. Tangguh kan? Kita pun harus seperti itu dalam menggapai tujuan kita. Hanya saja, kalau tujuan iblis untuk menyesatkan umat manusia, tujuan kita tentu untuk menggapai ridho Allah SWT agar mendapatkan kebahagiaan dunia akhirat.
  • Solid dan kompak. Iblis dan bala tentaranya, senantiasa tolong menolong dalam menggapai tujuannya. Mereka punya teamwork yang kuat, solid, dan memiliki visi yang sama, tanpa terpecah-pecah oleh kepentingan individu. Sementara kita? Sayang sekali, umat kita masih seringkali terpecah-pecah, bahkan oleh hal-hal yang kecil. Misalnya saja, masalah sholat subuh pakai qunut atau tidak, bisa membuat jama'ah ini menghindari masjid itu, jama'ah itu menghindari mushola ini, dan sebagainya. Nah, seharusnya kita, umat Islam, harus memiliki semangat kebersamaan yang kuat juga untuk menggapai tujuan bersama, membentuk kekhalifahan Islam, misalnya. Kalau terpecah-pecah, mana bisa tujuan bersama tercapai? Yang ada, tim besar ini (lebih dari 1 milyar umat Islam di dunia saat ini) menjadi pecahan-pecahan kecil yang punya tujuan dan kemauan sendiri-sendiri. Lalu, kapan tujuan bersama itu bisa tercapai?
Nah, itu tadi sebagian sifat iblis yang sebenarnya baik, namun salah dalam penerapannya. Hayo, bahkan iblis yang terlaknat pun, masih punya sifat baik (namun salah dalam penerapannya). Bagaimana dengan kita, umat manusia yang katanya merupakan makhluk paling mulia? Malu dong sama iblis, kalau kita nggak punya sifat-sifat seperti tadi (menepati janji, konsisten, pantang menyerah dan kreatif, serta kompak demi kepentingan kelompok). jangan mau kalah, kita pun harus kembangkan sifat-sifat mulia tadi, dan jangan lupa, harus diterapkan dalam  kegiatan yang sesuai perintah agama yaaa . . .

Komentar