Fatherman: Pahlawan Sejati

Ta'lim Kamis Siang kali ini, sebagaimana setiap pekan ke empat setiap bulan, mengundang Ustadz Bendri Jaisyurrahman. Kali ini temanya adalah tentang fatherman. Nah yuk, para father maupun calon father, dan pasangan maupun calon pasangan para father, monggo disimak

Survei BKKBN menunjukkan bahwa 70% anak lelaki usia sekolah di Jabodetabek, sifat kewanitaannya lebih dominan dan kelaki-lakiannya berkurang. Salah 1 tabiat wanita: senang berhias berargumen gajelas. Jadi bukan sekedar bertingkah bencong.

Apa sebabnya? Salah 1 nya tidak mendapat stimulan yg benar dr sosok ayah, krn ibunya yg dominan mengasuh anak (ayah terlalu sibuk kerja, diasuh ibu/babysitter/kerabat wanita, guru2 sekolah didominasi ibu2)

Fenomena lgbt, ayah yg tdk berperan sbg ayah, turut berpartisipasi dlm pembentukannya
Kurangnya sosok ayah menjadikan anak 'tidak seimbang'. Menjadi ayah itu bukan karena hanya karena punya anak, tapi berperanlah menjadi ayah, tidak cm mencaei nafkah, tp jg ikut mengasuh
Ayah adlh 1st love anak cewek dan 1st hero anak cowok

'Bahu' anak lelaki adalah kebanggaan. Jika ayah tak pernah nepuk bahu anak lelaki, maka anak akan mencari sosok 'ayah' lain yg mau menepuk bahunya. Mau bos preman kek, ketua geng motor kek, tukang parkir kek. Karena lelaki pun butih dimengerti perasaannya. Butuh teman yg mengerti
Anak cewek yg kehilangan sosok ayah akan kehilangan self value, gmpg jatuh cinta & hilang kehormatan. Anak cewek butuh merasa spesial, bukan butuh nasihat. 'Pacarin' anak cewek biar g dipacarin org lain.
Cewek pacaran krn butuh perhatian, cowok pacaran krn nafsu

Ayah harus menjadi sosok yg dicintai anak2
Ayah memang tak harus selalu ada di rumah, tapi harus hadir di waktu yg tepat
Kerusakan generasi bisa jadi karena kurangnya sosok ibu, juga karena kurangnya sosok ayah

Ibu adalah madrasah pertama anak, dan ayah adalah kepala sekolahnya

Bahkan selepas cerai pun, ayah bertggjwb atas nafkah anaknya