Penipuan Berharga Mahal
Kajian siang di Masjid kantor pusat, tema yang dibahas tadi adalah pengusiran yahudi bani nadhir dari Madinah pada masa Rasulullah karena mereka merencanakan untuk berbuat makar/mengingkari perjanjian damai dan berniat membunuh Rasulullah, tapi sejenak tadi, sang penceramah sempat 'ngglambyar' sejenak, membahas sesuatu hal lain. Dan entah kenapa, saya lebih tertarik membahas topik sampingan itu ~~ ikutan ngglambyar...
Entah tiba-tiba sang penceramah ingat pada even kedatangan sekelompok pemuda Korea yang doyan bersolek dan joget-joget alay ke Indonesia beberapa waktu lalu. Sisi negatif yang dikhawatirkan adalah, bahwa tren yang merebak di Korea, akan mewabah pula di Indonesia seiring ngetrennya budaya Korea di negeri ini. Ditambah lagi, kunjungan langsung dari salah satu boyband paling terkenal, akan membuat para remaja labil di Indonesia makin kepincut, dan makin 'wanna be like them'. Lihat aja, makin banyak boyband-girlband lokal yang style nya ngejiplak boyband-girlband Korea. Dance nya, dandanannya. Ntar lama-lama bakalan pengen mukanya mirip juga. Namun karena faktor genetis udah beda, kan susah, ntar malah dikuatirin mereka ikutan tren operasi plastik (yang mana Korea Selatan adalah negeri dengan perbandingan jumlah pasien operasi plastik per jumlah penduduk terbesar di dunia).
Ditinjau dari Islam sendiri, operasi plastik tuh, bisa jadi boleh, tapi bisa jadi gak boleh.
Konsisten dong, boleh apa nggak, mungkin begitu pikir sebagian pembaca. Sabar, makanya baca dulu sampe habis, baru komen.
Jadi, intinya operasi plastik tuh ada dua sebab, yakni yang nggak disengaja sama yang disengaja.
Kalo yang nggak disengaja, alias accidental, ya namanya aja accidental, misalnya ada korban kebakaran, yang sebagian wajahnya rusak, kan nggak enak diliatnya, kasian kerabatnya dan juga kasian dia sendiri, maka boleh bagi dia (atau bahkan dianjurkan, kecuali dia yang menolak) untuk melakukan operasi plastik demi me-recovery wajahnya. Atau bagi mereka yang dilahirkan dengan (maaf) cacat bawaan lahir (tentu mereka nggak bisa memilih akan lahir seperti apa). Seperti (maaf) bibir sumbing atau kelebihan jari atau lainnya, maka boleh melakukan operasi plastik untuk memperbaiki penampilannya.
Sementara alasan yang disengaja, adalah yang kebanyakan terjadi di negara maju. Untuk membuat dirinya tampak lebih cantik (atau tampan, tapi jarang deh) atau lebih 'awet muda'. Intinya, untuk menjadikan diinya lebih menarik. Misalnya, operasi pembesaran payudara (jangan mikir ngeres ngeliat link ini), sedot lemak, pembukaan kelopak mata (biar gak sipit, terutama di Asia Timur), pengencangan pipi, pemancungan hidung dan sebagainya. Nah kalo alasan yang ini mah, nggak bisa diterima.
Menurut penceramah tadi, operasi plastik dengan alasan ini, adalah suatu jenis penipuan. Gimana enggak, ngerubah penampilan luar, sementara aslinya nggak begitu. Sama aja pakai topeng kalo menurut saya. Padahal, ciri-ciri fisik seperti mata sipit ato nggak, hidung mancung ato nggak, dagu menonjol ato gak, dan sebagainya, kan udah tercatat dalam DNA masing-masing orang, dan itu diwariskan ke generasi selanjutnya dari generasi di atasnya. Agak bingung? Maksud saya, diwariskan ke anak dan seterusnya ke bawah, dari orang tuanya dan seterusnya ke atas. Masih bingung? Coba tanya ke guru biologi mengenai materi genetika.
Hasil operasi plastik, sebagus apapun, tetap aja cuma nempel di pemiliknya, untung-untung kalo nggak tambah rusak wajahnya gara-gara silikon di balik kulitnya bocor atau sebab lain. Nggak bakal menurun ke keturunannya. Padahal, bisa jadi calon pasangannya memilih dirinya karena kesempurnaan fisiknya (salah sendiri milih pasangan hidup ngeliat fisik duluan). Dan juga berharap, keturunannya kelak akan memiliki fisik seindah pasangannya. Padahal, 'kesempurnaan' fisik yang didapat dari operasi plastik nggak akan menurun ke anaknya. Sifat yang menurun ntar ya sifat yang asli, yang bawaan orok, yang udah tercetak di DNA mereka.
Nah lo, udah bohongin orang lain dan diri sendiri (aslinya tampangnya nggak begitu), mahal, beresiko, nggak memperbaiki keturunan pula. Rugi banget kan?
Selain itu, ini adalah salah satu bentuk mengubah ciptaan Allah SWT tanpa ada alasan yang dibenarkan, melainkan hanya agar dirinya lebih menarik dilihat bagi manusia lain, agar bisa berbangga diri, dan sebagainya yang lebih menjurus ke sifat negatif daripada positifnya.
Menurut saya pribadi, operasi plastik jenis ini adalah suatu bentuk kekurangan rasa syukur. Gimana enggak, udah memiliki tubuh yang sempurna tanpa cacat, lha kok masih pengen berubah menjadi 'lebih cantik/cakep' menurut versinya sendiri, menurut keinginannya sendiri. Padahal yang diinginkannya belum tentu yang terbaik bagi dirinya. Padahal dalam firman Allah :
"...sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya." (QS At-Tiin ayat 4)
Nah lho, padahal sudah diciptakan dalam bentuk sebaik-baiknya, masih kurang juga?
Bagaimana pendapat pembaca?
Entah tiba-tiba sang penceramah ingat pada even kedatangan sekelompok pemuda Korea yang doyan bersolek dan joget-joget alay ke Indonesia beberapa waktu lalu. Sisi negatif yang dikhawatirkan adalah, bahwa tren yang merebak di Korea, akan mewabah pula di Indonesia seiring ngetrennya budaya Korea di negeri ini. Ditambah lagi, kunjungan langsung dari salah satu boyband paling terkenal, akan membuat para remaja labil di Indonesia makin kepincut, dan makin 'wanna be like them'. Lihat aja, makin banyak boyband-girlband lokal yang style nya ngejiplak boyband-girlband Korea. Dance nya, dandanannya. Ntar lama-lama bakalan pengen mukanya mirip juga. Namun karena faktor genetis udah beda, kan susah, ntar malah dikuatirin mereka ikutan tren operasi plastik (yang mana Korea Selatan adalah negeri dengan perbandingan jumlah pasien operasi plastik per jumlah penduduk terbesar di dunia).
Ditinjau dari Islam sendiri, operasi plastik tuh, bisa jadi boleh, tapi bisa jadi gak boleh.
Konsisten dong, boleh apa nggak, mungkin begitu pikir sebagian pembaca. Sabar, makanya baca dulu sampe habis, baru komen.
Jadi, intinya operasi plastik tuh ada dua sebab, yakni yang nggak disengaja sama yang disengaja.
Kalo yang nggak disengaja, alias accidental, ya namanya aja accidental, misalnya ada korban kebakaran, yang sebagian wajahnya rusak, kan nggak enak diliatnya, kasian kerabatnya dan juga kasian dia sendiri, maka boleh bagi dia (atau bahkan dianjurkan, kecuali dia yang menolak) untuk melakukan operasi plastik demi me-recovery wajahnya. Atau bagi mereka yang dilahirkan dengan (maaf) cacat bawaan lahir (tentu mereka nggak bisa memilih akan lahir seperti apa). Seperti (maaf) bibir sumbing atau kelebihan jari atau lainnya, maka boleh melakukan operasi plastik untuk memperbaiki penampilannya.
Sementara alasan yang disengaja, adalah yang kebanyakan terjadi di negara maju. Untuk membuat dirinya tampak lebih cantik (atau tampan, tapi jarang deh) atau lebih 'awet muda'. Intinya, untuk menjadikan diinya lebih menarik. Misalnya, operasi pembesaran payudara (jangan mikir ngeres ngeliat link ini), sedot lemak, pembukaan kelopak mata (biar gak sipit, terutama di Asia Timur), pengencangan pipi, pemancungan hidung dan sebagainya. Nah kalo alasan yang ini mah, nggak bisa diterima.
Menurut penceramah tadi, operasi plastik dengan alasan ini, adalah suatu jenis penipuan. Gimana enggak, ngerubah penampilan luar, sementara aslinya nggak begitu. Sama aja pakai topeng kalo menurut saya. Padahal, ciri-ciri fisik seperti mata sipit ato nggak, hidung mancung ato nggak, dagu menonjol ato gak, dan sebagainya, kan udah tercatat dalam DNA masing-masing orang, dan itu diwariskan ke generasi selanjutnya dari generasi di atasnya. Agak bingung? Maksud saya, diwariskan ke anak dan seterusnya ke bawah, dari orang tuanya dan seterusnya ke atas. Masih bingung? Coba tanya ke guru biologi mengenai materi genetika.
Hasil operasi plastik, sebagus apapun, tetap aja cuma nempel di pemiliknya, untung-untung kalo nggak tambah rusak wajahnya gara-gara silikon di balik kulitnya bocor atau sebab lain. Nggak bakal menurun ke keturunannya. Padahal, bisa jadi calon pasangannya memilih dirinya karena kesempurnaan fisiknya (salah sendiri milih pasangan hidup ngeliat fisik duluan). Dan juga berharap, keturunannya kelak akan memiliki fisik seindah pasangannya. Padahal, 'kesempurnaan' fisik yang didapat dari operasi plastik nggak akan menurun ke anaknya. Sifat yang menurun ntar ya sifat yang asli, yang bawaan orok, yang udah tercetak di DNA mereka.
Nah lo, udah bohongin orang lain dan diri sendiri (aslinya tampangnya nggak begitu), mahal, beresiko, nggak memperbaiki keturunan pula. Rugi banget kan?
Selain itu, ini adalah salah satu bentuk mengubah ciptaan Allah SWT tanpa ada alasan yang dibenarkan, melainkan hanya agar dirinya lebih menarik dilihat bagi manusia lain, agar bisa berbangga diri, dan sebagainya yang lebih menjurus ke sifat negatif daripada positifnya.
Menurut saya pribadi, operasi plastik jenis ini adalah suatu bentuk kekurangan rasa syukur. Gimana enggak, udah memiliki tubuh yang sempurna tanpa cacat, lha kok masih pengen berubah menjadi 'lebih cantik/cakep' menurut versinya sendiri, menurut keinginannya sendiri. Padahal yang diinginkannya belum tentu yang terbaik bagi dirinya. Padahal dalam firman Allah :
"...sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya." (QS At-Tiin ayat 4)
Nah lho, padahal sudah diciptakan dalam bentuk sebaik-baiknya, masih kurang juga?
Bagaimana pendapat pembaca?
Komentar
Posting Komentar
Silahkan memberi kritik, saran, usulan atau respon lain agar blog saya yang masih amatir ini bisa dikembangkan dan menjadi lebih bermanfaat lagi :)
Nuwus . . .