Sedikit oleh-oleh dari peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di madrasah di deket masjid di deket kosan
Langsung aja yak, gak pake basa-basi (lagi males nulis ini). Intinya kemaren hari kamis malem, ba'da isya, saya diajak salah seorang teman saya untuk ngikutin acara peringatan maulid nabi di sebuah madrasah di deketnya masjid komplek kos-kosan kami. Dan setelah acara pembuka dan lain-lain, akhirnya sampai juga ke sesi ceramah. Saya nggak mbahas penceramahnya, saya juga nggak bawa buku catetan jadi yang saya posting ini cuma sedikit dari yang saya ingat.
Intinya gini (akhirnya tadi pake basa-basi juga), ini tentang kisah para sahabat Raasulullah SAW. Kita tahu bahwa kadara keimanan para sahabat adalah yang terbaik, setelah derajat keimanan para nabi Allah. Meski demikian, adad kalanya mereka tetaplah manusia yang bisa juga berbuat salah, meskipun kecil. Dan ketika mereka berbuat suatu kesalahan atau kelalaian sekecil apapun, mereka merasa amat sangat menyesal sampai-sampai mereka merasa alangkah baiknya jika mereka masih kafir saat melakukan kesalahan tersebut, dan setelah itu mereka akan mengucap syahadat agar kesalahan tersebut terhapus oleh 2 kalimat syahadat tersebut. (Bandingkan dengan kita, jangankan sadar dan menyesal, seringkali malah kita mengulang-ulang kesalahan yang sama berkali-kali tanpa ada perasaan bersalah)
Nah, menanggapi sikap para sahabat tadi, Rasulullah SAW pun memberi kabar gembira bagi mereka, yakni dengan mengingatkan para sahabat untuk memberbaharui iman mereka dengan banyak-banyak membaca kalimat tauhid(laa illaha ilallah), dan para sahabat membacanya hingga 12000x sehari. Bayangkan, 12 ribu kali sehari untuk memperbarui iman mereka. PAdahal kadar keimanan para sahabat sudah sedemikian tinggi, sampai-sampai penceramah bercerita bahwa ketika ada yang menanyakan tentang kadar keimanan ulama X (maaf, saya lupa detilnya, yang jelas ulama ini memiliki nama besar), maka jawabnya adalah 'keimanan sahabat yang paling ingat dunia adalah 70 kali lipat lebih baik'. Nah lho,,,, bagaimana dengan kita? Para sahabat yang kalau sholat malam sampai kakinya bengkak-bengkak, sementara kita begadang sampai mata bengkak tanpa memiliki nilai ibadah. Sahabat yang rela beramal untuk kepentingan umat dengan seluruh hartanya, sementara kita buat ngisi kotak amal masjid saja ogah-ogahan (boro-boro ngisi kotak amal, ke masjidnya aja jarang). Para sahabat yang dengan sukacita menyambut ajakan berjihad, sementara kita boro-boro jihad, kebanyakan dari kita malah terbawa tipuan thagut kafir dengan menganggap saudara-saudara kita yang mati-matian membela syariat Allah sebagai teroris.
Bayangkan sejenak Saudara-saudaraku, para sahabat memperbarui kadar keimanan mereka dengan mengucap kalimat tauhid tak kurang dari 12 ribu kali sehari. Bagaimana dengan kita yang kadar keimanannya jauh di bawah para sahabat?? Jika 12 ribu terlalu berat, kita coba 1200, atau 120 kali deh. Atau jika masih nggak mampu juga,12x tiap habis sholat. Bagaimana? Mampu?
Semoga Allah menjadikan kita golongan orang-orang yang senantiasa memperbarui keimanan kita, amiin
------------------------------------------------------------------
Sekedar iming-iming, sepertinya dalam budaya Betawi (soalnya di tempat saya nggak begini), acara perayaan maulid atau peringatan momen Islami selalu dibarengi dengan bagi-bagi nasi kebuli (semacam masakan khas arab, atau setidaknya inspired by gitu lah, berwujud nasi dibumbui berbagai rempah yang saya nggak tahu gimana cara membuatnya-cari aja di google, yang dimasak dengan daging kambing, biasanya bagian rusuk, ditambahi acar nanas) bagi para peserta. Jadi nasi kebuli dibagi dalam wadah semacam tampah besar, untuk dikeroyok rame-rame (4-6 orang). Mantab toh? Perwujudannya kurang lebih macam ini . . .
Atau lebih seperti ini . . .
Tapi penampilan yang satu ini lebih mewakili . . .
*bukan foto asli pas kejadian, soalnya gak bawa HP pas itu.
Sedaaap :D
Komentar
Posting Komentar
Silahkan memberi kritik, saran, usulan atau respon lain agar blog saya yang masih amatir ini bisa dikembangkan dan menjadi lebih bermanfaat lagi :)
Nuwus . . .