Sedikit renungan dari seorang jama'ah sholat Jumat

Pada suatu Jumat, sepulang dari masjid untuk sholat Jumat, ketika jama'ah sedang ramai-ramainya mencari sandal mereka di antara puluhan atau ratusan pasang sandal yang lain, saya melihat sesuatu yang membuat saya sedikit merenung.

Di antara sekian banyak jama'ah sholat Jumat, ada seorang jama'ah yang ketika keluar dari masjid, dituntun oleh seorang jama'ah lainnya. Orang tersebut juga terlihat membawa sebuah tongkat, yang nampaknya tongkat pemandu bagi penderita tuna netra. Dapat disimpulkan, orang tersebut tidak bisa melihat, atau setidaknya, penglihatannya tidak sempurna.

Dan dengan keterbatasan penglihatannya, orang tersebut masih berangkat untuk sholat Jumat. Subhanallah. Salut saya, nggak ngebayangin deh kalau . . . Ah, pokoknya nggak ngebayangin deh saya jadi orang tersebut. Salut pokoknya, tetap setia beribadah dengan segala keterbatasannya.

Di sisi lain, saya merasa sedikit miris dengan orang-orang lain, yang sempurna fisiknya, kok malah enggan meluangkan waktunya untuk menunaikan kewajiban ini.

Seorang rekan yang tidak perlu disebutkan namanya, entah apa yang dipikirannya, dengan entengnya berkata "tidur ah, supaya ntar nggak dosa kalau kelewatan nggak sholat Jumat". Masya Allah. Dengan entengnya berkata begitu, dengan dalih 'kan batasannya 3 kali nggak sholat Jumat baru dibilang kafir'. Naudzubillah. Begitu entengnya memutarbalikkan ajaran agama.

Saya nggak pengen membahas lebih jauh tentang ini. Saya nggak membahas hadits seputar sholat Jumat atau apalah, saya cuma sekedar mengingatkan dan berdoa, semoga kita dijauhkan dari sifat meremehkan kewajiban agama. Dan semoga saudara-saudara kita yang masih meng-enteng-kan kewajiban agama, segera mendapat hidayah dari Allah biar cepat sadar. Amiin

Komentar