Khotbah Jumat : Rajab Bulan Tepat Untuk Taubat

Assalamu'alaikum Pembaca sekalian,

Khotbah Jumat kali ini membahas tentang salah satu cara meraih keridhoan Allah SWT, yakni dengan bertaubat. Apalagi sekarang adalah bulan Rajab, momen yang pas untuk kita bertaubat.

Bulan Romadhon adalah bulannya umat Nabi Muhammad SAW, sementara Sya'ban adalah bulannya Rasulullah SAW sendiri, maka Rajab ini adalah bulannya Allah Subhanahu Wata'ala. Maka, hendaknya kita tidak menodai bulan ini dengan perbuatan-perbuatan maksiat ataupun mendzholimi diri sendiri. Dalam satu riwayat, dikisahkan Allah SWT mewahyukan kepada Nabi Uzair, "Wahai 'Uzair, jika engkau melakukan dosa kecil, maka janganlah melihat kecilnya dosa, tapi lihatlah kepada Dzat yang engkau durhakai". Ya, di hadapan Allah yang Maha Besar, sekecil apapun dosa yang kita lakukan, tetap saja itu adalah sebuah dosa yang bernilai besar.

Di bulan ini kita dianjurkan memperbanyak istighfar dan memohon ampun kepada Allah SWT. Salah satu yang sering diajarkan adalah dengan membaca "Robbighfirli warhamni watubb alayya" setiap habis sholat subuh dan maghrib, masing-masing sebanyak satu kali ( menurut salah satu sumberlain, malah menyebutkan setiap selesai sholat fardhu, sebanyak 70 kali. Kerjakan yang mana saja, asal istiqomah, dan makin banyak makin baik tentunya). Insya Allah, dengan mengamalkannya, kita akan dilindungi dari api neraka (tentunya jika kita juga bersungguh-sungguh bertaubat, tidak mengulangi perbuatan dosa itu lagi).

Sungguh mudah 'fasilitas' taubat bagi kita, umat Nabi Muhammad SAW. 'Hanya' dengan istighfar (dan tentu dengan taubat nasuha yang tulus) dosa kita bakal diampuni. Bandingkan dengan umat Nabi Musa As, ketika mereka hendak bertaubat dari menyembah patung anak sapi bikinan Samiri. Ketika itu, sebagian dari umat Nabi Musa As yang masih 'selamat' dari kesesatan bikinan Samiri, ingin bertaubat dan menghadap pada Nabi Musa As. Lalu Allah SWT mewahyukan kepada Nabi Musa As, bahwa agar taubat mereka diterima, dan agar anak istri yang telah mereka sesatkan diampuni dan dimasukkan ke dalam surga, mereka harus membunuhi diri mereka sendiri, yakni, mereka yang belum 'tersesat' harus membunuhi kerabat-kerabat mereka, anak istri yang telah mereka sesatkan. Dan Allah SWT memberi sedikit keringanan kepada mereka dengan menurunkan kabut tebal, sehingga anak istri mereka tidak melihat bahwa suami dan ayah mereka sendirilah yang membunuh mereka.

"Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, sesungguhnya kamu telah menganiaya dirimu sendiri karena kamu telah menjadikan anak lembu (sembahanmu), maka bertaubatlah kepada Tuhan yang menjadikan kamu dan bunuhlah dirimu[49]. Hal itu adalah lebih baik bagimu pada sisi Tuhan yang menjadikan kamu; maka Allah akan menerima taubatmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang."" (QS Al Baqarah ayat 54)

Bayangkan saja sendiri deh. Syukur alhamdulillah kita terlahir sebagai umat Nabi Muhammad SAW.

Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya Allah menerima taubat hambaNya selama belum sakaratul maut.”

Maka, Kawanku sekalian, mumpung nafas ini masih berhembus, mumpung jantung ini masih berdetak, mumpung ruh ini masih melekat pada jasad, mari kita memperbanyak istighfar, memohon ampunan dan bertaubat kepada Allah SWT.

Allah SWT berfirman ; "Katakanlah: "Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Az-Zumar: 53)

Mari bertaubat . . .

Komentar