Misunderstanding
Komunikasi, adalah proses perpindahan informasi dari komunikator (pemberi pesan) ke komunikan (penerima pesan)melalui suatu media.
Itu yang saya dapat dari salah seorang dosen.
Dan komunikasi yang efektif adalah saat informasi yang diterima oleh komunikan semirip mungkin dengan yang dimaksudkan oleh sang komunikator. Atau dengan kata lain, bias/penyimpangan makna yang terjadi adalah seminimal mungkin. Kita hampir tidak bisa menghilangkan samasekali bias tersebut, karena hampir selalu terjadi gangguan yang dapat mengurangi pesan yang diterima, sehingga dapat terjadi bias makna yang diterima oleh komunikan.
Oke, sampai di sini, posting ini tampak seperti materi ilmu komunikasi dasar. Jadi saya putuskan untuk berhenti memberikan penjelasan macam materi kuliah.
Di kehidupan nyata, sering banget kita mengalami kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Entah karena ada gangguan (misalnya, suasana yang bising sehingga menimbulkan salah dengar), atau memang salah persepsi (mungkin gangguan yang ini muncul di dalam kepala kita sendiri).
Akibatnya, bermacam-macam. Yang paling ringan, ya mungkin akan membuat lawan bicara kita sedikit kesal karena menganggap kita tidak menyimak. Yang paling gawat, bisa menimbulkan kecelakaan yang merenggut ratusan nyawa (lihat, kecelakaan pesawaat di Tenerife yang diduga merupakan buah dari miskomunikasi antara petugas di menara pengawas dengan pilot pesawat).
Tentu, yang saya sebut terakhir adalah contoh ekstrim. Kita tentu tidak berharap bahwa miskomunikasi yang terjadi dalam keseharian kita akan mengakibatkan kejadian sefatal itu.
Lebih-lebih dimana komunikasi secara tidak langsung (tanpa tatap muka) makin besar presentasenya dalam kehidupan kita. Telepon, SMS, email, dan semacamnya. Tanpa tatap muka, tanpa ada ekspresi yang terlihat dan intonasi yang terdengar, akan makin besar peluang terjadinya kesalahpahaman. Ya gak? Hayoo, pada ngaku ayo. Hahahaha
Jadi ada baiknya kita 'belajar' lagi tentang berkomunikasi yang baik; meminimalisir kesalahpahaman agar pesan yang disampaikan dapat diterima oleh lawan 'bicara' kita dengan seutuh mungkin.
Dan komunikasi yang efektif adalah saat informasi yang diterima oleh komunikan semirip mungkin dengan yang dimaksudkan oleh sang komunikator. Atau dengan kata lain, bias/penyimpangan makna yang terjadi adalah seminimal mungkin. Kita hampir tidak bisa menghilangkan samasekali bias tersebut, karena hampir selalu terjadi gangguan yang dapat mengurangi pesan yang diterima, sehingga dapat terjadi bias makna yang diterima oleh komunikan.
Oke, sampai di sini, posting ini tampak seperti materi ilmu komunikasi dasar. Jadi saya putuskan untuk berhenti memberikan penjelasan macam materi kuliah.
Di kehidupan nyata, sering banget kita mengalami kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Entah karena ada gangguan (misalnya, suasana yang bising sehingga menimbulkan salah dengar), atau memang salah persepsi (mungkin gangguan yang ini muncul di dalam kepala kita sendiri).
Akibatnya, bermacam-macam. Yang paling ringan, ya mungkin akan membuat lawan bicara kita sedikit kesal karena menganggap kita tidak menyimak. Yang paling gawat, bisa menimbulkan kecelakaan yang merenggut ratusan nyawa (lihat, kecelakaan pesawaat di Tenerife yang diduga merupakan buah dari miskomunikasi antara petugas di menara pengawas dengan pilot pesawat).
Tentu, yang saya sebut terakhir adalah contoh ekstrim. Kita tentu tidak berharap bahwa miskomunikasi yang terjadi dalam keseharian kita akan mengakibatkan kejadian sefatal itu.
Lebih-lebih dimana komunikasi secara tidak langsung (tanpa tatap muka) makin besar presentasenya dalam kehidupan kita. Telepon, SMS, email, dan semacamnya. Tanpa tatap muka, tanpa ada ekspresi yang terlihat dan intonasi yang terdengar, akan makin besar peluang terjadinya kesalahpahaman. Ya gak? Hayoo, pada ngaku ayo. Hahahaha
Jadi ada baiknya kita 'belajar' lagi tentang berkomunikasi yang baik; meminimalisir kesalahpahaman agar pesan yang disampaikan dapat diterima oleh lawan 'bicara' kita dengan seutuh mungkin.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan memberi kritik, saran, usulan atau respon lain agar blog saya yang masih amatir ini bisa dikembangkan dan menjadi lebih bermanfaat lagi :)
Nuwus . . .