Ibarat Kaca Film
Sekitar seminggu terakhir di kantor sejak pulkam kemarin, ada suasana baru di ruangan tempat penulis magang. Suasananya sedikit aneh, rasa-rasanya cuaca kok mendung mulu. Padahal ketika melihat keluar ruangan, cuacanya cerah, langit biru ceria. Aha, rupanya kaca jendela di kantor baru saja dipasangi lapisan film biar teduh (penulis anggap mendung, maklum rek, wong ndeso).
Ah, rupanya lapisan film itulah yang membuat suasana di luar tempak sedikit berbeda, lebih mendung kalau penulis rasakan. Jadi nggak silau memang, namun jadi nggak bisa menikmati birunya langit :)
Tiba-tiba penulis kepikiran sesuatu. Kaca film yang 'menghalangi' sebagian spektrum cahaya matahari ini, seolah (sebenarnya memang begitu, nggak seolah) menipu mata penulis. Membuat penulis nggak bisa melihat keadaan sesungguhnya di luar. Mengubah persepsi orang yang di dalam ruangan dengan memanipulasi banyaknya cahaya yang melewatinya dan masuk ke ruangan.
Dan kadang, pemikiran manusia juga begitu. Kadang pikiran kita seolah ditutupi oleh selapis kaca film gelap, yang menahan, atau memfilter sebagian dari kenyataan dan fakta yang ada. Imbasnya, kita nggak bisa melihat fakta sesungguhnya.
Selapis film itu adalah pikiran negatif. Membuat seseorang tidak bisa melihat fakta yang ada, karena lebih memilih untuk 'melihat' kenyataan yang dibuat oleh pikirannya sendiri, alias prasangkanya sendiri.
Barangkali Anda pernah mengalaminya? Ketika sedang punya pikiran buruk, apapun fakta yang ada, maka kita cenderung menangkapnya sesuai prasangka kita sendiri. Sehingga kita pun melihat apapun itu, jadi serba buruk. Hayo ngaku, pernah ngalamin itu kan? Yakin deh, ketika pandangan kita sedang terhalang oleh selapis kaca film di pikiran kita itu, sikap kita pastilah sangat menyebalkan. Suer, kalo nggak percaya, tanya aja ke orang-orang di sekitar Anda. Ketika Anda dipenuhi pikiran negatif dan melihat segala sesuatu dengan prasangka Anda sendiri, pasti Anda berubah jadi sangat menyebalkan. Well, sebisa mungkin, hilangkanlah selapis kaca film itu Guys.
Maksud penulis, hilangkanlah selapis kaca film bernama negatif thinking yang ada di pikiran Anda, bukan kaca film yang melekat di jendela kantor Anda :p
Tiba-tiba penulis kepikiran sesuatu. Kaca film yang 'menghalangi' sebagian spektrum cahaya matahari ini, seolah (sebenarnya memang begitu, nggak seolah) menipu mata penulis. Membuat penulis nggak bisa melihat keadaan sesungguhnya di luar. Mengubah persepsi orang yang di dalam ruangan dengan memanipulasi banyaknya cahaya yang melewatinya dan masuk ke ruangan.
Dan kadang, pemikiran manusia juga begitu. Kadang pikiran kita seolah ditutupi oleh selapis kaca film gelap, yang menahan, atau memfilter sebagian dari kenyataan dan fakta yang ada. Imbasnya, kita nggak bisa melihat fakta sesungguhnya.
Selapis film itu adalah pikiran negatif. Membuat seseorang tidak bisa melihat fakta yang ada, karena lebih memilih untuk 'melihat' kenyataan yang dibuat oleh pikirannya sendiri, alias prasangkanya sendiri.
Barangkali Anda pernah mengalaminya? Ketika sedang punya pikiran buruk, apapun fakta yang ada, maka kita cenderung menangkapnya sesuai prasangka kita sendiri. Sehingga kita pun melihat apapun itu, jadi serba buruk. Hayo ngaku, pernah ngalamin itu kan? Yakin deh, ketika pandangan kita sedang terhalang oleh selapis kaca film di pikiran kita itu, sikap kita pastilah sangat menyebalkan. Suer, kalo nggak percaya, tanya aja ke orang-orang di sekitar Anda. Ketika Anda dipenuhi pikiran negatif dan melihat segala sesuatu dengan prasangka Anda sendiri, pasti Anda berubah jadi sangat menyebalkan. Well, sebisa mungkin, hilangkanlah selapis kaca film itu Guys.
Maksud penulis, hilangkanlah selapis kaca film bernama negatif thinking yang ada di pikiran Anda, bukan kaca film yang melekat di jendela kantor Anda :p
Komentar
Posting Komentar
Silahkan memberi kritik, saran, usulan atau respon lain agar blog saya yang masih amatir ini bisa dikembangkan dan menjadi lebih bermanfaat lagi :)
Nuwus . . .