Klasifikasi Manusia

Dalam salah satu haditsnya, Rasulullah SAW (semoga sholawat dan salam senantiasa tercurah kepada beliau) bersabda:
عَنِ جابر، رَضِيَ الله عَنْهُمَا، قَالَ : قال رَسُولُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّم: خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
Artinya: Jabir radhiyallau ‘anhuma bercerita bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia. Hadits dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ (no. 3289). (sumber di sini)

Sehubungan dengan hal tersebut (manfaatnya bagi manusia), maka manusia bisa dikelompokkan menjadi 5 tingkatan, yakni sebagai berikut:
  1. manusia wajib : adalah pribadi yang kehadirannya dibutuhkan oleh orang lain. Ketika ada dia, kerjaan beres, semua ceria, bawa banyak makanan, temen-temen dibantuin, pokoknya nyenengin. Ketika dia nggak ada, maka kondisi kaca, orang-orang pada galau, nggak ada loe nggak rame, pada kelaperan karena nggak ada yang bawain makanan . . .
  2. manusia sunnah : adalah pribadi yang kehadirannya membuat segalanya lebih baik, meskipun kalau nggak ada dia pun, temen-temennya juga nggak masalah sih. Dalam pergaulannya dengan teman-temannya, dia ini ibarat NOS pada mobil; kalau ada dia, mobil bisa melaju lebih kenceng, kalaupun nggak ada juga, mobilnya bisa tetep melaju sebenarnya. Tapi kalau ada dia lebih baik lagi jadinya;
  3. manusia mubah : adalah orang yang kehadirannya nggak ngaruh ke komunitasnya. Ada nggak pa pa, nggak ada pun nggak pa pa. Dia datang nggak ada yang terganggu, kalau nggak ada juga nggak ada yang kangen sama dia;
  4. manusia makruh : adalah tipikal orang yang membuat temannya merasa kalau ada dia, nggak pa pa, tapi kalau nggak ada dia, akan lebih baik (misalnya ada yang mau nraktir temen se-geng dengan uang 100ribu untuk 5 orang, semuanya doyan makan. Eh ternyata ada satu orang, sebut saja si fulan, yang nggak hadir, naah, dengan ketidakhadirannya itu orang-orang jadi lebih seneng soalnya bujet makan sebesar 100ribu nggak jadi dibagi 5, tapi dibagi 4 saja, jadi lebih untung)
  5. manusia haram : adalah manusia yang kira-kira bikin temennya (setidaknya) membatin "lu tuh, ngeselin, resek, habis-habisin makanan, nggak guna, nggangguin orang lain mulu, idup lagi. . . ". Kehadirannya membuat orang-orang merasa terganggu, sementara kalau dia nggak ada, maka teman-temannya akan lebih bahagia. Naudzubillah deh kalo jadi kayak gitu . . .
Nah, nggak  usah lirik kanan kiri deh, nggak usah mengklasifikasikan teman sekelas/sekantor/sekosan ke dalam 5 kategori tadi deh, kita pake buat cerminan diri aja. Kalo kita sendiri, sekarang masuk kategori mana nih? Wajib kah, atau sunnah, mubah, atau yang lain . . .

*5 tingkatan manusia ini, pernah saya dengan dari seorang penceramah (entah khotib Jumat atau ceramah di even lain). ditulis ulang dengan modifikasi seperlunya tanpa mengubah esensinya

Komentar