Banjir Ini Menyatukan Kita Semua
Banjiiiiiiiiiirrrrr... Jakarta banjiiiiir!!!!!
Hari ini, 17 Januari 2013, Jakarta banjir gila. Istana Negara aja kebanjiran. Instansi pemerintah yang lain, gedung-gedung swasta, dan perumahan rakyat pun pada nggak mau kalah, pada banjir semua. Begitu pula dengan kantor saya, yang pagi tadi berubah menjadi Danau Rawamangun, dengan kedalaman bervariasi, mulai semata kaki sampai sedengkul orang dewasa. Yang punya kendaraan bermotor pada bingung menyelamatkan kendaraannya. Yang punya ruangan di basement, bingung nyelametin barang-barang di ruangannya. Lihat saja foto-foto berikut.
Hari ini, 17 Januari 2013, Jakarta banjir gila. Istana Negara aja kebanjiran. Instansi pemerintah yang lain, gedung-gedung swasta, dan perumahan rakyat pun pada nggak mau kalah, pada banjir semua. Begitu pula dengan kantor saya, yang pagi tadi berubah menjadi Danau Rawamangun, dengan kedalaman bervariasi, mulai semata kaki sampai sedengkul orang dewasa. Yang punya kendaraan bermotor pada bingung menyelamatkan kendaraannya. Yang punya ruangan di basement, bingung nyelametin barang-barang di ruangannya. Lihat saja foto-foto berikut.
view from the top, rumput lapangan sudah tak terlihat |
ini bukan tugu di kolam pancing, tapi tiang bendera lapangan upacara |
banjir di ruang bawah tanah |
naik mobil serasa speedboat |
Menyebalkan bukan? Tapi coba kita lihat sisi positif banjir tadi pagi.
Pertama, saya melihat adegan lucu di mana beberapa pejabat eselon, bekerja keras di ruangan arsip di basement. Ada yang mengangkat kardus2 berisi berkas, lainnya menyapu air yang membanjiri ruangan. Saya bilang lucu, karena beberapa saat sebelumnya, saya mlihat beberapa CS melakukan pekerjaan tersebut di teras gedung, eh sekarang malah para eselon yang melakukannya. Banjir memang berhasil menghilangkan perbedaan antara rakyat jelata dgn pejabat. Tadi pagi aja, banyak yang masuk kantor pakai sandal, dengan celana tercincing ala orang kebanjiran, termasuk atasan saya (lha emg kebanjiran).
Pertama, saya melihat adegan lucu di mana beberapa pejabat eselon, bekerja keras di ruangan arsip di basement. Ada yang mengangkat kardus2 berisi berkas, lainnya menyapu air yang membanjiri ruangan. Saya bilang lucu, karena beberapa saat sebelumnya, saya mlihat beberapa CS melakukan pekerjaan tersebut di teras gedung, eh sekarang malah para eselon yang melakukannya. Banjir memang berhasil menghilangkan perbedaan antara rakyat jelata dgn pejabat. Tadi pagi aja, banyak yang masuk kantor pakai sandal, dengan celana tercincing ala orang kebanjiran, termasuk atasan saya (lha emg kebanjiran).
Kedua, tadi siang di kantor, sedianya ada acara sosialisasi peraturan apa gitu, namun berdasar info yang beredar, dari 800an undangan, hanya sekitar 200an yang datang. Nah, daripada 600an porsi makanan terbuang sia2, maka dibagi2kan saja pada pegawai di kantor. Aula yang sedianya disiapkan untuk sosialisasi pun, beralih fungsi menjadi ruang makan untuk acara dadakan 'makan siang bersama Dirjen BC'.
Hal ketiga, tidak hanya basement gedung yang banjir, namun juga basement tempat tinggal hewan2 'kotor' macam tikus, kecoak dan kawan-kawannya. Tadi saya melihat bangkai kecoak di dekat selokan, dan orang2 juga bilang kalo banyak tikus yang ngungsi kebanjiran (setidaknya kalo habis kena banjir, mereka akan sibuk mengurusi rumahnya yang berantakan, sehingga tidak sempat mengganggu manusia).
Hal ketiga, tidak hanya basement gedung yang banjir, namun juga basement tempat tinggal hewan2 'kotor' macam tikus, kecoak dan kawan-kawannya. Tadi saya melihat bangkai kecoak di dekat selokan, dan orang2 juga bilang kalo banyak tikus yang ngungsi kebanjiran (setidaknya kalo habis kena banjir, mereka akan sibuk mengurusi rumahnya yang berantakan, sehingga tidak sempat mengganggu manusia).
jenazah para korban banjir |
Yah, itulah sekilas pandang tentang banjir yang membanjiri kantor (dan sebagian besar wilayah Jakarta) pagi tadi. Kalau berita negatif tentang banjir sudah banyak beredar di media massa, saya hanya mencoba melihat secuil sisi positif dari hal 'buruk' yang menimpa kita semua hari ini (ya banjir ini tadi maksudnya). Semoga, bencana ini mengingakan kita semua untuk lebih baik dalam menjaga lingkungan sekitar, kalau tidak ingin kehidupan kita berhari-hari kacau karena bencana ekologi ini. Semoga...
semoga segera surut banjirnya...aamiin.
BalasHapus