Vicky dan Segala Kontroversi Hati dalam Berkomunikasi

Assalamu'alaikum Pembaca sekalian, apa kabar semua? Pada ngikutin berita nggak nih? Oke deh, khusus buat yang nggak update akhir-akhir ini, penulis akan meng-update sedikit kabar dalam tulisan ini bagi pembaca sekalian.Baiklah, dengan mengucap bismillahirohmanirohim, saya mulai posting kali ini *ehm

Akhir-akhir ini berbagai media kita sering sekali mengulas seorang tokoh (mendadak) tenar yang mengaku bernama Vicky. Saya jujur saja, awalnya nggak mengikuti perkembangan beritanya, bagaimana dia melamar Zaskia Gotik, atau kasus penipuan yang membelitnya, atau sepak terjangnya dalam pemilihan kepala desa Karang Asih (nggak ngikutin tapi kok tau semua?). Tapi kebetulan, suatu ketika, penulis sedang browsing dan nyasar ke sebuah blog yang (tanpa penulis ketahui) membahas figur (mendadak tenar) tersebut. Awalnya agak bingung membaca tulisannya, namun melihat foto Zaskia, penulis baru ngeh, 'oh, ini toh yang katanya tunangan  itu'. Belakangan, seorang rekan penulis mempertontonkan video Vicky mencaalonkan diri sebagai kades 'Karang Asih City'. Ngakak saya dibuatnya XD (dan saya yakin, hampir semua pun merasakan hal yang sama). Bukannya saya sok pinter ngomong pake bahasa asing, tapi setidaknya, tahu dikit lah tentang grammar (and of course, there're a lot of grammatical errors in his speech - saya bukan niru-niru Vicky, sudah lama memang saya punya label khusus postingan keminglish)

Oke, cukup pembukaannya (panjang amat), masuk ke topik utama. Terlepas dari segala kontroversi hatinya, juga komentar mengenai pakar Bahasa Indonesia tentang penggunaan bahasa ala Vicky, ada beberapa hal yang bisa kita ambil hikmahnya dari sosok (mendadak) tenar tersebut. Yuk kita simak satu persatu:
  • ucapan seseorang (biasanya) menunjukkan kualitas dirinya. Orang yang pandai, biasanya omongannya berkualitas. Namun ada pula orang-orang yang bicaranya terdengar 'intelek', namun sebenarnya tidak begitu juga sih . . . Berhati-hatilah saat berbicara, tidak usah memaksakan agar perkataan kita terdengar intelek, namun cukupkanlah dengan kalimat yang sederhana agar mudah dipahami orang lain. Bukankah tujuan komunikasi adalah agar komunikan (penerima pesan) mengerti tentang ide yang disampaikan oleh komunikator (pengirim pesan)? Jadi nggak usah dibikin 'rumitisasi' laah XD #ketularan
  • jika kita bicara di depan umum, pahamilah kondisi pendengar. Sesuaikan kosakata dan topik dengan mereka. Berorasi di depan para mahasiswa, tentu berbeda dengan pidato pada pekan karya ilmiah, berbeda pula dengan ceramah di Masjid, juga nggak sama dengan rapat RT, misalnya. Mungkin setiap orang punya karakter uniknya masing-masing dalam berbicara, namun alangkah bijaknya jika mampu beradaptasi dengan lingkungan tempat kita akan berbicara
  • Beberapa orang berusaha menjadikan diri mereka berbeda dari kebanyakan orang (misalnya, saya dikenal dengan potongan rambut plontos) agar terlihat menonjol dan mudah dikenali.
    Well, being different isn't always related with right or wrong, it's just a personal choice (as long as we didn't break the rules). But there will always some social cost we they have to overcome. As for me, my skinhead is a laughing matter for most people (and some people are against it through). And I'm OK with that. Since I'm not using my skinhead to threaten people nor hurt them (well, some people got irritated with it), then it's not a real problem. And maybe Vicky also thinks this way (somehow, it's hard to accept the fact that I have some similiarities with him -,-). However, he's been making himself a far bigger laughing matter than I am, and still shows some guts to keep his style even when he's in the jail. #Respect #followed by hard LAUGH XD 
Bagi kita yang beragama Islam, sudah ada tuntunan Rasulullah terkait adab berbicara. Di antaranya sebagai berikut :
  • Hendaknya pembicaran dengan suara yang dapat didengar. Tidak terlalu keras dan tidak pula terlalu pelan. Ungkapannya jelas dapat difahami oleh semua orang dan tidak dibuat-buat atau dipaksa-paksakan.
عَنْ عَائِشَةَ رَحِمَهَا اللَّهُ قَالَتْ كَانَ كَلاَمُ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَلاَمًا فَصْلاً يَفْهَمُهُ كُلُّ مَنْ سَمِعَهُ.
Dari Aisyah rahimahallaahu, beliau berkata: “Bahwasanya perkataan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam itu perkataan yang jelas sehingga bisa difahami oleh semua yang mendengar.” (HR Abu Daud 4839. Dinilai hasan oleh Al Albani dalam Shahih al Jaami’ no 4826) .
  • Menghindari sikap memaksakan diri dan banyak bicara di dalam berbicara. Di dalam hadits Jabir Radhiallaahu ‘anhu disebutkan:
وإن أبغضكم إلي وأبعدكم مني يوم القيامة الثرثارون، والمشتشدقون والمتفيهقونز قالوا: يا رسول الله، ما المتفيهقون؟ قال: المتكبرون
“Dan sesungguhnya manusia yang paling aku benci dan yang paling jauh dariku di hari Kiamat kelak adalah orang yang banyak bicara, orang yang berpura-pura fasih dan orang-orang yang mutafaihiqun”. Para shahabat bertanya: Wahai Rasulllah, apa arti mutafaihiqun? Nabi menjawab: “Orang-orang yang sombong”. (HR. At-Turmudzi, dinilai hasan oleh Al-Albani).
  • Menghindari perdebatan dan saling membantah, sekali-pun kamu berada di fihak yang benar dan menjauhi perkataan dusta sekalipun bercanda. Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أنا زعيم بيت في ربض الجنة لمن ترك المراء وإن كان محقا، وبيت في وسط الجنة لمن ترك الكذب وإن كان مازحا
“Aku adalah penjamin sebuah istana di taman surga bagi siapa saja yang menghindari pertikaian (perdebatan) sekalipun ia benar; dan (penjamin) istana di tengah-tengah surga bagi siapa saja yang meninggalkan dusta sekalipun bercanda”. (HR. Abu Daud dan dinilai hasan oleh Al-Albani).
  • Tenang dalam berbicara dan tidak tergesa-gesa. Aisyah Radhiallaahu ‘anha. telah menuturkan:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُحَدِّثُ حَدِيثًا لَوْ عَدَّهُ الْعَادُّ لَأَحْصَاهُ
“Sesungguhnya Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam apabila membicarakan suatu pembicaraan, sekiranya ada orang yang menghitungnya, niscaya ia dapat menghitungnya”. (Muttafaq’alaih).

Tambahan lagi, mengutip perkataan seorang filsuf terkenal, sebelum berbicara, pikirkanlah 3 hal. Yang pertama, apakah yang akan kamu ucapkan itu penting/perlu untuk diungkapkan. Kedua, apakah yang akan kamu ucapkan itu benar (bukan rumor yang belum jelas faktanya/kebohongan). Ketiga, apakah yang akan kamu bicarakan itu baik (topiknya baik, dampaknya dari pembicaraannya juga baik). Kalau tidak memenuhi ketiga kriteria itu, maka lebih baik jangan diungkapkan. Sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah Muhammad SAW,
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
“Barangsiapa yang beriman pada ALLAH dan hari akhir maka hendaklah berkata baik atau lebih baik diam.” (HR Bukhari 6018 Muslim 47)

Demikian posting kali ini saya persembahkan, semoga bermanfaat bagi para pembaca agar dapat terhindarkan dari segala bentuk kontroversi dalam komunikasi XD

Komentar