Antara Jakarta, Pekalongan dan (m)Blitar

Beberapa waktu yang lalu, penulis sempat DL ke Pekalongan, Jateng dan (m)Blitar, Jatim. Sebagai seorang warga perantauan di Jakarta, berada di kota kecil, mengunjungi kantor dengan jumlah pegawai sedikit (kantor KPKNL Pekalongan 30 orang, Kantor BC Pekalongan 11 orang, Kantor BC Blitar 17 orang), ada feeling yang berbeda dengan suasana keseharian di Jakarta (KP DJBC, sekitar 1000 orang). Mungkin ini adalah feeling bawaan orang yang lahir dan dibesarkan di kampung, lebih suka dengan suasana tenang pinggiran kota/pedesaan (penulis dari lahir sampai SMA tinggal di pinggiran Kabupaten Malang yang agak ndeso namun nggak ndeso-ndeso banget. Meski sekarang populasi penduduknya sudah lumayan padat, masih mending dibandingkan Jakarta).
Ketika di sana, rasanya senang banget gitu, ngelihat lalu lintas yang nggak begitu padat, nyaris nggak ada macet. Ngelihat kehidupan yang seolah berjalan begitu tenang, nggak grusa-grusu kayak di kota besar yang menuntut setiap orang untuk saling membalap satu dengan yang lain, demi menghindari macet dalam perjalanan. Seger banget ngelihat hamparan sawah di kiri kanan jalan. AH, dasar wong ndeso, betahnya kalo di daerah ndeso. Tapi tak mengapalah, biar orang ndeso kan yang penting nggak kampungan, daripada jadi orang kota tapi kampungan :)
Barangkali sekarang masih harus tinggal di kota besar ini, dengan segala sisi positif dan negatifnya. Namun tetap, dalam hati ini ada keinginan untuk tinggal di sebuah kota kecil yang tentram, mungkin nanti di hari tua . . .

Komentar