Compromise It

Namanya manusia adalah makhluk sosial, yang mana hidup dan berinteraksi dengan sesamanya dalam berbagai kesempatan. Dan setiap manusia pasti punya kepentingan, keinginan, kebutuhan, dan sebagainya.
Seringkali orang-orang yang memiliki kebutuhan sama, terpisah-pisah, namun bisa berkumpul menjadi satu untuk sama-sama mencapai tujuan tersebut bersama-sama; atau bisa juga saling mengeleminir satu dan lainnya demi mencapai tujuan tersebut. Ada pula orang yang hidup bersama, namun memiliki tujuan berbeda sehingga akhirnya berpisah. Intinya, setiap dari kita memiliki kepentingan yang harus dipenuhi. Hanya saja, seringkali kita bersinggungan dengan kepentingan orang lain. Maka mau tak mau, harus ada kompromi antar pihak yang bersinggungan dong. Kita tak bisa memaksakan kehendak kita 100% karena tentu ada kepentingan lain juga yang bersinggungan. Kita kan bukan karnivora, yang kalo butuh makan, tinggal mengejar mangsa demi memenuhi 100% kepentingannya dan mengorbankan 100% kepentingan mangsanya (dalam hal ini, hidup mereka). Contoh yang lebih realistis, yang sering kita lihat di jalan raya sehari-hari adalah para pengendara motor yang 'memangsa' hak pejalan kaki (baca:trotoar) demi ingin cepat sampai di tempat tujuan.
Kecuali ada di antara kita yang hidup terisolir dari manusia lainnya, maka kita tidak bisa memaksakan kehendak kita kepada manusia lain. Kita hidup dalam masyarakat, kita punya keinginan, orang lain pun juga punya keinginan. Maka jangan katakan bahwa kita memiliki kebebasan sebebas-bebasnya dalam mencapai tujuan. Orang-orang yang mengatakan "suka-suka gue dong, hak azasi manusia" adalah orang-orang odoh yang tidak mengerti dan memaknai hidup bermasyarakat, dengan kata lain, cukup pantas untuk dipisahkan dari masyarakat; setidaknya sampai mereka bisa memaknai toleransi dan kompromi dalam kehidupan sehari-harinya.
jadi menurut Pembaca sekalian, makhluk-makhluk ini perlu 'diasingkan' atau diajari pelajaran PKN? (sumber)

Komentar