Sumber Air Krabyakan, Lawang

Lebaran kemarin, puas liburan bareng keluarga di rumah. Setelah tour keliling dari Malang ke Pasuruan di hari kedua lebaran, praktis nggak ada kegiatan keliling lagi karena keluarga besar pada banyak yang ngumpul di kampung. Jadi banyak di rumah aja. Untuk mengatasi kebosanan, rencananya mau main ke wahana air baru di Malang, Hawai Waterpark, tapi melihat kemacetan yang membahana setiap hari, jadi segen mau berangkat. Akhirnya diputuskan berangkat ke wahana air yang lebih alami (lebih tepatnya ke sumber air alami) di Lawang. Tepatnya di desa Sumberngepoh. Nama tempatnya Krabyakan. Sekedar informasi, di daerah sekitar tempat tinggal penulis ada beberapa tempat wisata air alami. Misalnya, telaga di Sumber Porong, pemandian Polaman di Ketindan, pemandian Kendedes di Singosari, dan Sumberawan di Singosari juga. Kebanyakan berbentuk kolam penampungan air dengan dasar pasir dan batuan kali, hanya disemen di tepian kolam (kecuali Kendedes yang sudah dibentuk kolam renang cukup modern). Sementara lokasi wisata Krabyakan ini, penulis belum tahu bagaimana.

Tempat ini bisa ditempuh dengan menggunakan motor, dari jalan Pandawa di sisi timur Pasar Lawang, terus saja ke timur sekitar 2 kilometer, nanti di kanan jalan akan ada gapura penunjuk jalan, belok kanan sekitar 500 meter. Sampai deh. 

perjalanan ke sana ijo banget
berhubung di Jakarta lebih sering lihat aspal,
ngelihat sawah rasanya seneng banget
pohonnya lagi agak meranggas, jadi kurang teduh,
kalau pas sudah lebat daunnya pasti mantap
sawah di antara bukit,
pemandangan khas desa
sungainya jernih broooo
ini sebenarnya lokasi pemandian, semacam kolam
tapi yang motret meleng palanya, malah motret bukitnya
kolam isi ikan
singainya, dari sisi lain
airnya keluar dari celah bebatuan
aliran kecil di sisi lain
menu lunch, peyek udang sungai, wader goreng dan lalapan
Intinya, di lokasi wisata ini, ada dua buah kolam agak besar, yang dipake bocah-bocah buat mandi. Lalu ada beberapa kolam kecil untuk terapi ikan. Kemudian ada beberapa warung makan bertipe gazebo. Dan ada sungai kecil yang airnya jernih banget. Asik pokoknya. Kalau wisata air yang ini dijamin nggak bikin mata pedih karena terkena kaporit dan zat kimia penjernih air. Hanya saja memang nggak ada wahana perosotan dan sebagainya. Memang didesain agar suasananya alami sih. Sayangnya di beberapa titik terlihat adanya sampah berserakan, dikarenakan para wisatawan lokal kurang memiliki kesadaran menjaga lingkungan. Kalau tempat ini dikelola lebih pro, insyaAllah bakal bisa lebih bagus lagi, tapi tanpa menghilangkan kesederhanaan, keasrian dan kealamiannya. Semoga. Oh iya, di sini tiket masuknya murah kok, cuma dua ribu perak per orang. Intinya, cocok untuk wisata keluarga. Recomended lah

*kemarin pas ke sana lupa ngga bawa kamera, jadi cuma pake kamera HP. InsyaAllah lain kali ke sana bawa kamera biar foto-fotnya lebih joss

Komentar

  1. Krabyakan, hehehe...ini tempat wisata yang underated.

    Terakhir kemari 4-5 bulan lalu. Sekarang jadi lebih syahdu, cuma dulu datang hari Sabtu, sesak. Hujan pula, duh!

    Sekitar 15 tahun lalu, saya bocah sering ke Krabyakan, sekedar mencari gleges-bunganya tebu, menangkap ikan, menjebak burung dan aktivitas bolang lainnya.

    Andai tidak direkomendasi teman, mungkin saya benar-benar lupa dengan tempat ini. Lupa dengan kolam air selutut, lupa tanah rawanya, lupa udara dan suasananya yang bersih, dingin nan sejuk.

    Saya harap pengelola tidak hanya mengeksplore tempat ini dengan setengah hati. Misal, menawarkan paket wisata edukatif: bercocok tanam untuk anak-anak, dll.

    Semoga, Krabyakan jadi alternatif berakhir pekan di Lawang selain Kebun Teh dan Petik Madu.

    Salam, penghuni X-3.

    jhonyphuw@gmail.com

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan memberi kritik, saran, usulan atau respon lain agar blog saya yang masih amatir ini bisa dikembangkan dan menjadi lebih bermanfaat lagi :)

Nuwus . . .