Tips Selama Mengikuti USM DIV STAN

Sesuai janji penulis kemarin, kali ini penulis akan menceritakan tentang tips seputar USM DIV STAN. Sengaja penulis nggak mengataka "tips lolos USM DIV STAN" karena ini sama sekali nggak menjamin lolos-tidaknya pembaca. Ini hanya sebagai referensi bagi para calon peserta SUM DIV ke depannya (semoga jenis tesnya masih sama). Masalah lolos atau tidak, tergantung pada (tentu saja) garis nasib peserta tes. Hehehe. Maksudnya, tetap bergantung pada usaha, doa dan keridhoan Allah terhadap usaha yang dilakukan peserta tes. harapan penulis, semoga postingan ini bisa memberi gambaran bagaimana wujud tes USM DIV STAN (dan juga DIII Khusus) yang konon lebih sulit daripada USM DIII atau DI yang pertama dijalani saat masuk STAN dulu. Oh iya, sekarang namanya sudah berubah menjadi PKN STAN (Politeknik Keuangan Negara STAN). Monggo disimak . . .

Pre-Test Preparation

Sebelum mengikuti tes ada beberapa hal yang penulis rasa perlu untuk dilakukan. Lebih banyak ke urusan non teknis sebenarnya, namun penting juga diketahui. Berikut hal-hal yang penulis maksud tersebut :
  • Luruskan niat. Apa niat kita mengikuti tes ini? Apakah untuk mengejar kepangkatan? Mengejar gengsi? Menghindari kejenuhan di kantor? Atau sekedar menguji kemampuan diri? Penulis rasa lebih baik jika kita meniatkan ikut tes ini demi ilmunya. Karena menuntut ilmu adalah kewajiban bagi kita setiap muslim, dan dari apa yang penulis dengar, ilmu yang didapatkan dari DIV STAN ini memang berbeda denga apa yang didapatkan di luar (dalam artian, kuliah S-1 di luar STAN). Bukan masalah mana yang lebih baik, atau kampus mana lebih heat, namun lebih ke TEPAT. Ilmu yang diajarkan di sini tepat untuk kita yang berada di instansi pemerintah (Kemenkeu, BPKP, BPK) karena memang arahnya untuk membantu pembuat kebijakan, bukan ilmu dari sudut pandang dunia bisnis pada umumnya. InsyaAllah kalau ilmunya lebih tepat, bisa lebih berdampak pada instansi kita. Siapa sih yang nggak ingin birokrasi di setiap instansi di negeeri ini menjadi lebih baik? Lagian, kalau ilmu yang kita dapat nanti bermanfaat di lingkungan kerja kita, secara tidak langsung bermanfaat juga bagi masyarakat kita kan? yang penting niatkan dulu untuk mencari ilmu, urusan penyesuaian pangkat dan sebagainya nanti akan ngikut dengan sendirinya
  • Berdoa plus mohon doa restu pada orang-orang terdekat. Tentu, kita harus berdoa untuk yang terbaik, namun bisa saja doa kita kurang mustajab karena satu dan lain hal. Maka tak ada salahnya kalau kita mohon bantuan kepada orang lain untuk ikut mendoakan kita dalam ujian ini. Terutama orang tua, saudara, kerabat dekat, teman-teman di kantor, bahkan teman-teman SMP juga penulis mintain doa. Siapa tahu, di antara mereka ada yang doanya lebih mudah terkabul daripada kita. Apalagi kalau ngedoainnya nggak bilang-bilang ke kita. Bukankah doa setiap muslim untuk saudaranya tanpa diketahui oleh saudaranya adalah termasuk doa yang akan dikabulkan oleh Allah? Lebih afdol pula kiranya ketika minta doa juga mohon maaf atas segala kesalahan, agar yang mendoakan juga lebih ikhlas
    عَنْ أُمِّ الدَّرْدَاءِ قَالَتْ: إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ: ” دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ، عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لِأَخِيهِ بِخَيْرٍ، قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ: آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ “
    Dari Ummu Darda’ dan Abu Darda’ Radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Doa seorang muslim untuk saudaranya (muslim lainnya) yang tidak berada di hadapannya akan dikabulkan oleh Allah. Di atas kepala orang muslim yang berdoa tersebut terdapat seorang malaikat yang ditugasi menjaganya. Setiap kali orang muslim itu mendoakan kebaikan bagi saudaranya, niscaya malaikat yang menjaganya berkata, “Amin (semoga Allah mengabulkan) dan bagimu hal yang serupa.” (HR. Muslim no. 2733, Abu Daud no. 1534, Ibnu Majah no.  2895 dan Ahmad no. 21708)
    - See more at: http://www.arrahmah.com/read/2012/06/15/20956-keutamaan-mendoakan-kebaikan-untuk-sesama-muslim-tanpa-sepengetahuannya.html#sthash.xm01KAYP.dpuf
    عَنْ أُمِّ الدَّرْدَاءِ قَالَتْ: إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ: ” دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ، عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لِأَخِيهِ بِخَيْرٍ، قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ: آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ “
    Dari Ummu Darda’ dan Abu Darda’ Radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Doa seorang muslim untuk saudaranya (muslim lainnya) yang tidak berada di hadapannya akan dikabulkan oleh Allah. Di atas kepala orang muslim yang berdoa tersebut terdapat seorang malaikat yang ditugasi menjaganya. Setiap kali orang muslim itu mendoakan kebaikan bagi saudaranya, niscaya malaikat yang menjaganya berkata, “Amin (semoga Allah mengabulkan) dan bagimu hal yang serupa.” (HR. Muslim no. 2733, Abu Daud no. 1534, Ibnu Majah no.  2895 dan Ahmad no. 21708)
    - See more at: http://www.arrahmah.com/read/2012/06/15/20956-keutamaan-mendoakan-kebaikan-untuk-sesama-muslim-tanpa-sepengetahuannya.html#sthash.xm01KAYP.dpuf
    عَنْ أُمِّ الدَّرْدَاءِ قَالَتْ: إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ: ” دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ، عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لِأَخِيهِ بِخَيْرٍ، قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ: آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ “
    Dari Ummu Darda’ dan Abu Darda’ Radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Doa seorang muslim untuk saudaranya (muslim lainnya) yang tidak berada di hadapannya akan dikabulkan oleh Allah. Di atas kepala orang muslim yang berdoa tersebut terdapat seorang malaikat yang ditugasi menjaganya. Setiap kali orang muslim itu mendoakan kebaikan bagi saudaranya, niscaya malaikat yang menjaganya berkata, “Amin (semoga Allah mengabulkan) dan bagimu hal yang serupa.” (HR. Muslim no. 2733, Abu Daud no. 1534, Ibnu Majah no.  2895 dan Ahmad no. 21708)
    - See more at: http://www.arrahmah.com/read/2012/06/15/20956-keutamaan-mendoakan-kebaikan-untuk-sesama-muslim-tanpa-sepengetahuannya.html#sthash.xm01KAYP.dpuf
  • Siapkan mental. Ready to win, ready to lose. Bukan tidak bersikap optimis, namun ini lebih ke berusaha nrimo, qana'ah dengan ketetapan Allah. Yakinlah bahwa Allah akan memberikan yang terbaik buat kita. Jika lolos, maka bisa jadi artinya Allah menghendaki kita untuk belajar di kampus dengan ilmu-ilmu baru. Jika tak lolos, maka bisa jadi artinya Allah menghendaki kita untuk belajar di dunia nyata, ya di tempat kerja kita itu. Barangkali memang kita lebih dibutuhkan di tempat kerja kita saat ini. Barangkali kita memang bakal belajar lebih banyak di tempat kerja saat ini. Apapun itu, pasti itulah yang terbaik yang Allah berikan kepada kita.
  • Belajar. Ini termasuk persiapan paling krusial. Sudah minta doa sana sini, tapi nggak belajar . . . hmm, kok kayaknya kurang pas ya? Belajar pun jangan main-main, pelajari semua materinya, jangan setengah-setengah seperti penulis kemarin. Imbasnya, pasca tes langsung down. Nyesel karena belajarnya kurang maksimal. 
  • Jaga kesehatan. Jangan sampai gara-gara belajarnya begadang, eh malah kondisi fisik drop pas mau ujian. Kan nggak asik . . . jangan tidur terlalu malam, jangan telat makan, jangan makan pedes-pedes, jangan kebanyakan minum es, pokoknya hindari segala hal yang berpotensi bikin sakit selama menjelang ujian. 
  • Jangan lupa mendaftar dengan benar. Ini juga krusial banget, nggak lucu kalau semua persiapan sudah dilakukan tapi nggak mendaftar, ngelawak namanya. Lihat dan baca pengumuman resminya, simpan filenya agar bisa dibaca-baca lagi. Saran penulis jangan langsung mendaftar setelah membaca pengumumannya satu kali. Baca dulu beberapa kali sampai paham, baru daftar. Pas mendaftar (secara online) ikuti setiap langkahnya dengan hati-hati, jangan sampai ada kesalahan data (misal, nomor peserta ujian salah, atau NIP). Cek ulang setiap akan melakukan klik ke tahap berikutnya, jangan terburu-buru. Penulis sempat mengalami kesalahan darta gara-gara ketika menginput data, sistem gagal, lalu penulis reload lagi, eh langsung klik aja langkah berikutnya TANPA mengecek data. Hasilnya, ada data yang salah gara-gara pas reload tadi data, yang sudah diinput ada yang hilang. Lebih baik kita bersabar di depan daripada ribet di belakang karena terburu-buru namun akhirnya salah. Kalau terburu-buru, mungkin kita bisa menghemat hanya beberapa detik, namun justru ketika ada yang salah, malah membuang waktu bermenit-menit atau bahkan berjam-jam untuk membetulkan kesalahan data tersebut. Sayang kan?

Komentar