Kudeta Turki dan Lain-lain

Apa kabar umat di Palestina? Masih dijajah oleh kaum yang merasa paling mulia
Apa kabar umat Suriah? Masih terus berlumur darah di tengah perang saudara yang tak jelas kapan berhentinya
Apa kabar umat di Mesir? Masih berjuang meski telah dikhianati oleh demokrasi
Apa kabar umat di Indonesia? Masih terlena dan mudah diadudomba
Apa kabar umat di Rohingnya? Masih banyak yang diaspora, takut kembali ke rumah dan disiksa
Apa kabar umat di Turki? Tiba-tiba ada kabar pemerintahannya dikudeta

Inikah fitnah akhir zaman? Saat umat jumlahnya besar namun diperebutkan oleh para pemangsa, banyak tapi seperti buih samudera yg tak bertenaga, diombang-ambingkan gelombang, bagaikan tulang yang diperebutkan gerombolan anjing liar.


Cinta dunia dan takut mati, alias penyakit wahn, sebagaimana disabdakan baginda Rasulullah SAW, itulah yang menjadi sebab utama lemahnya umat.

Lalu kapan, kita mau sadar, bangkit dan menjadi pemenang? Sebagaimana dijanjikan Rasulullah tentang kemenangan dan tegaknya khalifah di akhir zaman kelak.

Saudaraku, mari renungkan...hidup ini nggak cuma sekedar makan, berkembangbiak, lalu mati
Agama ini bukan sekedar sholat dan berbagai ibadah ritual khusyuk untuk diri sendiri, bukan pula sekedar berbuat baik pada sesama tanpa perlu ritual ibadah. Agama ini membahas bagaimana mnjadi manusia yg paripurna dalam segala bidang, seimbang antara ibadah & muamalah, habluminalllah dan habluminannaas, meraih sukses di dunia sebagai bekal kesuksesan akhirat. Agama ini komplit, dari urusan bayi baru lahir sampai ngurusin jenazah; dari urusan rumah tangga hingga urusan bernegara; dari ngebahas pernikahan hingga peperangan; dari urusan perdagangan hingga perpolitikan; dari urusan berbusana dan urusan hidup bertetangga; dari makan-makan sampai mencari pekerjaan, semua ada panduannya. Singkatnya, kaffah, lengkap dan menyeluruh. Pantaslah dikatakan bahwa agama kita adalah way of life.

Kalau dipisah-pisah, ia akan lemah, mudah diadu domba, pecah dan tak sempurna. Tidak bisa seseorang hanya ber-Islam ketika sholat, namuns aat bekerja ke-Islaman itu ditanggalkan, bekerja tanpa sesuai ajaran agama, korupsi sana-sini. Tak bisa seseorang hanya ber-Islam saat sedang puasa, sementara hubungan dengan tetangga seenak udelnya. Tak bisa seseorang ber-Islam saat akad nikah saja, namun urusan suami-istrinya semau sendiri. Tak bisa seseorang ber-Islam saat sedang berhaji saja, namun saat menjadi pejabat malah berkhianat, mengingkari janji saat kampanye dan memperkaya diri sendiri.

Maka mana bisa terwujud kekhalifahan yang adil dan sejahtera jika kita bahkan belum ada keinginan menjalankan agama secara kaffah, jika akidah masih dibenturkan dgn budaya yang sudah tak searah, jika sholat yang mnjadi tiang agama belum tegak sempurna, jika dalam bermuamalah masih banyak salah, saat perbuatan jahat disalahartikan sebagai jihad, saat khilafiyah (beda pendapat) masih jadi masalah, saat hukum yang syar'i malah dikebiri, saat berbagai model kain yang diklaim sebagai hijab kok masih menampakkan aurat, saat yg diamanati dgn urusan haji malah tersandung kasus korupsi...?

Ibarat hendak membuat istana tapi pondasi dangkal, tiangnya rapuh dan tak lengkap, catnya mengelupas, perabotnya keropos dan atapnya bocor. Maka agar bisa jadi istana yg indah, tentu harus diperbaiki seluruh elemennya.

Bukan perkara mudah, tapi ketika setiap kita, bagian dari umat ini, memperbaiki ke-kaffah-an kita, insyaAllah, bisa.

Mengutip ungkapan seseorang yg sy lupa siapa, mulai dari hal yg kecil, mulai dari diri sendiri, dan mulai saat ini

Tidak salah jika memiliki keinginan dan mimpi yg indah, sempurna dan utopia, yg salah adalah jika kita tidak bangun dan berusaha mewujudkan mimpi itu. Jangan berhenti bermimpi, jangan hanya berhenti pada tahap mimpi

Komentar