Blogger on Board (3): Against Boredom

Sebagaimana penulis bilang di postingan sebelumnya, setiap kerjaan pasti bakal ada bosennya. Bahkan yang kerjanya sesuai passion dan hobi pun, bisa jadi di suatu titik akan mengalami titik jenuh dan ingin sesuatu yang fresh, baru dan berbeda.

Lalu bagaimana dengan para kru kapal patroli yang kesehariannya hidup di atas kapal?

Tentu ada kebosanan, apalagi kalau Surat Perintah Berlayar yang awalnya sebulan, misalnya, diperpanjang lagi. Kalau untuk keseharian sih, sependek pemahaman penulis yang belum genap sepekan di kapal, ada beberapa tips untuk mengatasi atau setidaknya meminimalisir kebosanan (meski belum dijalankan optimal). Check these out Guys:

#1 kenalan dan ngobrol dengan rekan-rekan di kapal

Mengingat bagi penulis seluruh kru adalah kenalan baru, banyak topik obrolan yang bisa dikulik dari kawan-kawan di sini. Apalagi merekalah yang menjadi rekan selama beberapa pekan ke depan di atas kapal. Harus membina hubungan baik dong.

Bisa tanya pengalaman patroli mereka, tentang keluhan apa saja yang bisa jadi masukan pertimbangan kebijakan atau mengobrol tentang kisah asmara dan keluarga mereka

#2 kerjain beberapa kerjaan warisan tugas di kantor

Penulis bawa laptop yang berisi beberapa proyek dari kantor yang belum terselesaikan. Hahaha

Jadi di sela-sela kegabutan saat kapal sandar, lumayan jadi pengisi waktu senggang.

#3 pelajari seluk beluk kapal

Berbeda dengan kantor yang dijelajahi setiap hari dan sudah hafal seluk beluknya, ada banyak bagian kapal yang bisa dikenali. Boulder, exhaust, manhole, dapra dan lain-lain. Ada banyak ruangan yang bisa dieksplor. Kamar mesin, anjungan, geladak dan lain-lain. Ada berbagai fungsi yang dijalankan oleh peralatan di kapal.  Lalu ternyata pipa di kapal dicat dengan warna berbeda untuk menandai fungsi berbeda (bahan bakar: merah; air tawar: biru muda; oli: kuning). Pokoknya banyak ilmu baru tentang lingkungan baru ini.
Hayo apa nama bagian berwarna biru ini?

#4 mengamati kebesaran Illahi melalui ciptaan-Nya (tafakur alam)

Menatap laut yang seolah tak berujung, akan membuat kita sadar akan kecilnya diri kita, betapa insignificant kita di alam raya ini. Apalagi di hadapan Sang Pencipta.

Maka sehebat apapun kita, jangan sampai kita merasa sombong dan sok-sokan menentang perintah-Nya.

Oh ya penulis kan sejak lama menjadi sky observer, jadi sore-sore atau malam hari ya asik aja mengamati indahnya langit. Because everyday's sunset is different. Padahal baru sore ini beneran daprt sunset, kemarin telat mulu.
Selalu indah, selalu berbeda
Penulis sengaja ngga mencari hiburan di darat (bioskop kah, belanja-belanja kah) meski kapal sedang sandar di kota pertama, karena niatnya memang menikmati hidup di kapal patroli, dan nggak ada yang pengen dicari sih di darat.

Updated (28 Oktober):
#5 mengisi whiteboard
Di ruang makan terdapat sebuah papan informasi, yang nampaknya malah sering jadi penumpahan rasa frustasi. Atau sekedar lokasi latihan buat yang suka bikin puisi?
Curhatan salah satu kru yang nampaknya adalah sobat ambyar

#6 bermain musik? Atau memancing? Mencoba membaur/mengamati kehidupan warga sekitar tempat sandar? Mengunjungi tempat wisata di sekitar tempat sandar (ini akan penulis bahas kebih lanjut insyaAllah)?
Silahkan saja. Setiap orang punya preferensi sendiri untuk menghilangkan kejenuhan di kapal.

Next time, kalau kapal sudah jalan dan penulis sudah mengalami pusingnya diterpa gelombang, akan penulis bahas lagi tema lain ya. Sementara ini kapal masih sandar terus, jadi masih santuy dan belum merasakan the worst moment-nya patroli.

Komentar