COVID-19: IRT adalah Profesi Mulia

Setelah menjalani WFH selama beberapa pekan, rupanya ada satu hal yang makin disadari oleh banyak suami: jadi Ibu Rumah Tangga (IRT) itu berat Bro.

Bayangin deh apa yang terjadi ketika Pak Suami berangkat kerja. Memang sudah kewajiban suami bekerja untuk menafkahi keluarga, baik kerja banting tulang, peras otak, maupun yang kerjanya cukup selow. Ada yang memang kerjanya bikin stres, ada juga yang kerjaannya bikin orang lain stres.

Lalu apa yang terjadi pada Bu Istri? Ditinggal suami kerja, maka Bu Istri bergerak membereskan rumah dan anak-anak, jika sudah ada. Pekerjaan rumah banyak banget lo. Mulai urusan pangan: nyiapin sayuran dan lauk, lalu memasaknya. jangan lupa cuci beras, masukin ke magic com dan nyetekin tombol cook, dilanjut cuci piring dkk. Urusan baju: cuci-bilas-jemur-lipet-setrika. Urusan kebersihan rumah: nyapu, ngepel, beberes. Urusan anak: mandiin, makein baju, nyuapin, nenenin, nyebokin, ngajak main, ngajarin. Dan banyak lagi urusan lain yang bisa membuat si ibu capek fisik dan mental.

Singkat cerita, suami pulang, maunya terima rumah udah rapi, anak-anak rapi dan pinter, istri cantik dan menggoda.
Apakah nyatanya selalu bisa? Silahkan para suami yang sudah merasakan WFH menjawab di kolom komentar.

Pasca WFH, saya rasa sudah sepantasnya para suami menyadari ini. Bahwa istri yang full time mengabdi bagi keluarga di rumah, itu sungguh amat luar biasa dan layak mendapatkan apresiasi tinggi sepadan dengan wanita yang berkarir/bekerja di luar rumah. Bukan malah dibilang "istriku di rumah aja". 
 
"Di rumah aja lo pikir enak", mungkin begitu pikir ribuan atau jutaan ibu rumah tangga.
Seorang ibu yang benar-benar menjalankan fungsi keibuannya, baik memilih full time di rumah maupun sambil berkarir di luar, sama-sama hebat. Tantangannya sama-sama berat, dengan kekhasan masing-masing.

Maka bagi kita setiap anak yang memiliki ibu full time di rumah, atau para suami yang istrinya sepenuh waktu mengurus rumah tangga, wajib hukumnya membantu ibu/istri mengerjakan tugas-tugas domestik sebagai bentuk apresiasi yang nyata bagi mereka. Toh bagi seorang muslim, Rasulullah pun mengajarkan demikian. Tolong gak ada ya alasan "suami kok cuci piring/masak/cuci baju dll". Ketika berumah tangga, tentu segalanya harus dikerjakan bersama dong.

Semoga Allah memberi balasan terbaik untuk para ibu yang mencurahkan segenap waktu dan tenaga di rumah mereka, dan para suami yang tak hanya menafkahi keluarga namun juga membantu pekerjaan domestik di rumah. Aamiin

Komentar