Review: Hilton Doubletree Jakarta: A Sense of Tranquility in The Middle of A Busy City
What's behind the door? |
Oke pembaca. Setelah berpekan-pekan fokus garap deadline kerjaan, ditambah kejenuhan berbulan-bulan dalam pembatasan pandemi, penulis ambil cuti sejenak dan mengajak keluarga staycation di salah satu hotel di Jakarta aja. Terakhir staycation hampir dua tahun lalu, ke Bandung pas Fatih masih di perut bunda (nah ini bisa jadi late post juga nih. Hotelnya bagus dan kid friendly). Cuma kan kondisi kayak gini, mau ke luar kota juga agak-agak serem, kan sekarang punya balita dan bayi.
Setelah quick search, akhirnya pilihan kami jatuh pada Hilton Doubletree Jakarta. Alasannya simpel: view taman dan kolam yang berbentuk ala laguna nan mengagumkan, pasti bakal menyegarkan mata yang penat melihat padatnya ibukota. Oh ya, satu lagi. Di sana menerapkan protokol kesehatan yang meyakinkan, sehingga kami lebih sreg ke sana.
Kami melakukan pemesanan via telepon untuk memastikan ketersediaan kamar yang kami pilih (King One with Lounge Access, kalau ngga salah. Dan milih yang pool view dong), kepastian mengenai protokol kesehatan, dan beberapa fitur lain.
Singkat cerita, check in tanggal 11 November jam 3 sore. Sedikit drama sebelum check in, karena ada pengecekan suhu sebelum masuk dan istri (yang pas di mobil berada deket jendela) suhunya lebih dari 37 derajat Celsius sehingga ngga boleh masuk (lagian yang dicek suhunya di tangan, pas yang habis kena panas pula). Duh. Setelah cooling down sejenak, akhirnya suhu tubuh turun dam bisa masuk ke lobi. Ada-ada aja.
Proses check in terbilang standar, cuma agak lama dikit karena ada isian COVID-19 self assessment. Setelah memastikan beberapa informasi dan dikasih welcome cookies, kami pun masuk ke kamar hotel. Oh ya, karena satu dan lain hal, tipe kamar yang kami pesan ngga ada dan dapet upgrade ke kamar King Superior with Lounge Access. Begginer's luck, dapat upgrade dengan rate tetap.
"Mbak itu airnya bisa diminum gak?", mungkin gitu pikir adek |
Masuk kamar, kami dapati kamar masih tersegel (sesuai protokol mereka, Hilton CleanStay). Berdasar spesifikasi, luas kamar mencapain74 meter persegi.
Plusnya lagi, tipe kamar ini dapat balkon. Anak-anak langsung happy.
Kalo ada kesempatan lagi dan bisa milih, kamar yang lebih rendah mungkin lebih indah view kolamnya |
Si kecil yang baru bisa jalan langsung keliling. Kakaknya jangan ditanya, pasti langsung merambah ke mana-mana. Kami menikmati view sejenak sembari menunggu koper untuk dibawakan ke kamar. Duh, macem bos aja barangnya dibawain. Biasanya juga digotong sendiri. Tapi memang bintang lima service-nya beda ya. Gak lama setelah koper datang, beberapa request tambahan kami pun tiba bergantian (baby crib yang niatnya untuk adek tapi malah dipake kakaknya, dan bedcover tambahan untuk... you know what laah).
nyemplung berdua cukup sih |
Gak lama, evening tea diantarkan ke ruangan. Jadi untuk tipe kamar dengan keterangan 'with Lounge Access' itu punya akses ke executive lounge untuk menikmati afternoon tea dan evening cocktail. Tapi karena pandemi, jadi snack-nya diantar ke kamar.
welcome cookies, jus semangka kuning, dan beberapa snack kombinasi manis-asin |
Lepas sholat ashar, kami pun jalan-jalan di area kolam dan taman. Demi pembatasan sosial biar gak crowded, untuk berjalan-jalan di sana pun perlu registrasi dulu (sekalian pas check in tadi). Suasana sore yang teduh dikombinasikan dengan rimbunnya pepohonan di area kolam membuat kami seolah tak lagi berada di tengah penatnya ibukota. Sayang Aira agak manyun karena pengen berenang. Ajak si bocah berenang sore-sore? Ogah ah, cari penyakit.
"Aku mau berenang", ujarnya kesal |
Puas berkeliling, kami pun kembali ke kamar dan memandikan pasukan kecil di bathtub.
Yang asik lagi, dari bagian ruang tamu, gorden Gisel-nya bisa dibuka semua menampilkan pemandangan malam Jakarta. Dan menjelang maghrib ada seekor merpati putih nangkring di balkon. Duo bocil happy banget melihatnya.
Sayang sunset gak kelihatan dari sisi ini. Gak papa sih, yang diincer kan view kolam |
Sekitar habis maghrib, evening cocktail diantarkan, dan kali ini lebih variatif lagi. Sampe istri bilang 'ngga jadi cari makanan deh, udah kenyang ini'.
snack malam yang agak berat. Ada salad macam-macam, pasta dan semacam steak, serta kudapan manis dan potongan buah |
Satu yang kami lewatkan, karena infonya area kolam ditutup jam 6 sore,
keindahan zona sekitar kolam pada malam hari pun hanya bisa kami nikmati
dari lantai 12. Lagipula, sorenya kami udah ke dana, dan pasukan bocil pasti kecapean karena gak tidur siang.
View kolam di malam hari |
Malamnya, baby crib yang sedianya kami pesan untuk si kecil, malah dipake mbaknya. Yaudahlah, yang penting duo bocil pada merem. Tengah malam lewat dikit kami menikmati fitur bathtub dalam damai (sore tadi sambil kan mandiin bocil) untuk alasan yang tak perlu dipaparkan.
Bangun pagi ngeliat kolam gini, seger amat yak (dah mandi nih, malemnya) |
Skip ke pagi hari, swimming time. Tentu sarapan dulu. Pembatasan karena pandemi membuat kami tak leluasa ambil sendiri untuk tiap menunya, jadi menunggu dilayani tim restoran di masing-masing counter. Not a problem at all sebenernya, cuma kudu agak sabar aja dan jadi gak bisa kalap. Lepas sarapan, Aira dah gak sabar pengen berenang. Kami memilih kolam yang cetek di lokasi paling ujung. Sepi cuy, feels like a private pool.
Rumah pake kolam sendiri gini, mahal kali yak |
Habis berenang, waktunya beberes karena check out jam 11. Karena masih ribet, akhirnya nelepon ke resepsionis akhirnya bisa check out jam 12. Ahaha. Maunya sih extend sehari lagi.
"Udahan nih? Yakin gak nginep lagi malam ini?", hati pengen, dompet njerit. |
Overall, ini hotel terbaik yang pernah penulis icipin. Pelayanan oke. Fasilitas baik di kamar maupun di luar kamar oke. Makanan oke. Suasana oke. Untuk harga segitu (2,662 juta), worth it lah. Mahal? Emang. Tapi demi nyenengin keluarga, gapapa lah ya, sekali-sekali. Kalau ada rejeki lagi, bisa diulang staycation di sana.
Aamiin.
Reccomended gak? Kembali ke masing-masing sih. Yang jelas ya itu tadi. Fasilitas, pelayanan, suasana, dan makanannya, memang bintang lima.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan memberi kritik, saran, usulan atau respon lain agar blog saya yang masih amatir ini bisa dikembangkan dan menjadi lebih bermanfaat lagi :)
Nuwus . . .