Endgame: Sebuah Film Epik Sarat Pesan Menarik


Rrrr... Rrrr... suara ponselku bergetar. Sebuah notifikasi masuk dari salah satu Whatsapp group. Staf Inti Avenger. Sebuah WAG yang berisi rekan-rekan di unit kerjaku yang sebelumnya. Meski informasi yang masuk kali ini tidak relevan dengan pekerjaan di unitku saat ini, namun karena masih ada hal lain yang terkait dengan pekerjaanku, ditambah menjaga hubungan baik dengan rekan-rekan, aku tidak meninggalkan grup ini. Kami menamai WAG ini dengan "Staf Inti Avenger", karena salah satu pemangku kepentingan yang terkait dengan pekerjaan kami sering bertindak layaknya Thanos, antagonis utama Infinity Saga pada Marvel Cinematic Universe (MCU). Sekali ia menjentikkan jari, maka musnah sudah segala upaya yang telah kami lakukan.

Staf Inti Avenger, tiap hari menghadapi Thanos (screenshot penulis)

 
Bicara soal Avengers, susah rasanya untuk lepas dari kenangan tentang Avengers: Endgame. Sebuah film epik yang menjadi klimaks Infinity Saga pada MCU. Secara keseluruhan, Avengers: Endgame memegang rekor untuk film MCU dengan pendapatan terbanyak secara global, dengan meraih sekitar 2.798 milyar USD. Avengers: Endgame bahkan sempat menduduki posisi pertama sebagai film dengan pendapatan terbanyak secara global menyalip Avatar (yang meraih 2.789 milyar USD), sebelum kemudian Avatar dirilis ulang di China dan kembali menduduki posisi pertama dengan total pendapatan 2.847 milyar USD.

Sejarah Dunia Nyata

Rencana untuk membuat sekuel Avengers: Age of Ultron yang terdiri dari dua film muncul pada tahun 2014, yang akan menjadi film Avenger ketiga dan keempat. Awalnya film-film ini akan dinamai Avengers: Infinity War Part 1 dan Part 2, namun Kevin Feige (Presiden dari Marvel Studio sekaligus pencetus dan produsen MCU sejak 2007) memastikan bahwa ini adalah dua film yang berbeda, bukan suatu cerita yang dipotong dua. Untuk memangkas biaya dan waktu produksi, syuting kedua film ini akan dilakukan secara back-to-back, alias sekaligus dalam satu proses produksi. Anthony dan Joe Russo bersaudara menyutradarai kedua film ini, dengan screenplay yang ditulis oleh Christopher Markus dan Stephen McFeely. Agar tidak membingungkan khalayak, Russo bersaudara kemudian mengusulkan agar judulnya diganti saja sekalian. Akhirnya diputuskan film pertama diberi judul Avengers: Infinity War dan film kedua diberi judul Avengers: Endgame. 
 
Theaterical Release Poster Avengers: Endgame (dari wikipedia)

Syuting dimulai pada 10 Agustus 2017 dan berakhir pada 11 Januari 2018 untuk sebagian besar adegan, dengan beberapa kali syuting tambahan pada bulan Juni 2018, September-Oktober 2018 dan Januari 2019. Kedua film ini mencatatkan sejarah sebagai film pertama yang direkam secara keseluruhan menggunakan kamera digital IMAX. Komposisi soundtrack utamanya digubah oleh Alan Silvestri, direkam pada Abbey Road Studios bersama dengan London Sumphony Orchestra, dengan tambahan beberapa theme song yang telah dipakai dalam Ant Man, Doctor Strange, Captain Marvel, Guardian of The Galaxy dan Captain America: The WInter Soldier. Karena banyak adegan dalam timeline berbeda di film ini, dilakukan hingga 200 adegan penuaan dan peremajaan pada tokoh-tokoh utama seperti Robert Downey Jr (Iron Man), Chris Evans (Captain America), Mark Ruffalo (Hulk), Chris Hemsworth (Thor), Scarlet Johansson (Black Widow), dan Jeremy Renner (Hawkeye) yang tampil dalam reka ulang adegan film Avengers pertama (rilis tahun 2012). 12 perusahaan mengerjakan berbagai adegan rekayasa efek visual, yang akhirnya berbuah manis dengan diraihnya berbagai penghargaan dalam kategori Best Visual Effect, di antaranya dalam ajang Critic's Choice Awards, Hollywood Critics Association, Sattelite Awards, Saturn Awards, dan St. Louis Film Critics Association. Berbagai stus kritik film juga memberikan rating positif untuk film dengan budget sekitar 681-800 juta USD ini. Secara total, film ini meraih 37 penghargaan dan 108 nominasi dari berbagai ajang. 

Prekuel singkat

Ketika membahas Avengers: Endgame, tentu kurang afdol jika tidak memahami jalan ceritanya secara utuh. Mengingat film ini adalah film ke-21 dalam MCU, memang berat sih kalau harus mengikuti 21 film sebelumnya, yang secara kolektif disebut Infinity Saga. Di sini penulis akan sedikit membahas tentang alur utama yang relevan dari beberapa film sebelumnya yang langsung tertaut dengan Endgame

Kisah dalam Infinity Saga berkisar pada Thanos (diperankan oleh Josh Brolin dengan menggunakan kostum khusus dan banyak sekali visual effect), seorang penghuni Planet Titan yang memiliki ide untuk menghapus setengah populasi planetnya untuk menghindari kelebihan populasi yang bisa 'membunuh' planetnya. Sayangnya bagi Thanos, kaumnya menolak ide gila itu (tentu saja, duh) dan mengasingkannya. Pada akhirnya, kaumnya punah dan ia menjadi satu-satunya yang tersisa dari ras mereka. Thanos merasa bahwa planet-planet lain di semesta pun akan mengalami nasib serupa, dan ia ditakdirkan untuk mencegah itu semua. Maka dimulailah periode penaklukan Thanos, di mana ia berkelana dari satu planet ke planet lain, menghabisi setengah populasi mereka untuk 'menyelamatkan planet mereka'. Dalam perjalanannya, ia menaklukkan beberapa ras alien sebagai tentara, mengadopsi beberapa anak dari planet taklukan, serta bekerjasama dengan beberapa tokoh jahat lain.

Pada akhirnya, Thanos mengetahui tentang enam Infinity Stones yang memiliki berbagai kekuatan yang bisa membantunya menguasai semesta. Batu pertama yang ia temukan adalah Mind Stone yang bisa memanipulasi pikiran. Mind Stone kemudian 'dipinjamkan' pada Loki (Tom Hiddleston), saudara tiri Thor yang diutus untuk mengambil Tesseract, artifak ajaib yang memiliki Space Stone di dalamnya. Namun seiring kekalahan Loki pada film Avengers (2012), Thanos pun kehilangan Mind Stone dan gagal mendapatkan Space Stone. Pada even dalam Guardian of The Galaxy (2014), Thanos mengutus Ronan (Lee Pace), salah seorang alien Kree haus darah, beserta dua anak angkatnya Nebula (Karen Gillan) dan Gamora (Zoe Saldana) untuk mendapatkan Power Stone yang dicuri oleh Star Lord (Chris Pratt), namun ketiganya malah berkhianat. Power Stone aman di Planet Xandar, dan Ronan malah kalah. Sejak itu, Thanos memutuskan ia akan bergerak sendiri memburu batu-batuan itu.

Infinity War (2018) ibarat harvest season bagi Thanos, di mana ia mendapatkan seluruh Infinity Stone. Pertama-tama ia menghancurkan Planet Xandar, dan mendapatkan Power Stone yang disimpan di sana pasca kegagalan Ronan. Kemudian ia mencegat Statesman, kapal luar angkasa yang berisi para pengungsi Asgardian (tempat asal Thor), menghabisi setengah penumpangnya serta mengalahkan Thor, Heimdall dan Hulk. Setelah menghabisi Loki, ia mengambil alih Space Stone dalam Tesseract dan menghancurkan Statesman, meninggalkan Thor yang luka parah. Setelahnya, Thanos pergi ke Knowhere, mengalahkan Star Lord, Drax, Mantis dan Gamora sebelum mendapatkan Reality Stone dan menculik Gamora. Lalu di Vormir, ia mengorbankan Gamora demi mendapatkan Soul Stone. Kembali ke Titan, Iron Man, Dr. Strange, Spiderman, serta Star Lord, Drax, Mantis dan Gamora mengeroyoknya, sebelum dikalahkan dalam pertarungan epik di mana akhirnya Dr. Strange dengan enggan menyerahkan Time Stone. Beralih ke Wakanda yang tengah dalam serangan, di mana Black Panther, Winter Soldier, Hulk, Falcon, War Machine, Black Widow, Captain America, Scarlet Witch serta seluruh kerajaan Wakanda bertahan dan berusaha menyembunyikan Vision, sementara pasukan Thanos berusaha merebutnya. Saat kondisi sedikit berbalik untuk keunggulan Avengers saat Rocket, Groot, Thor dan senjata barunya tiba, pada akhirnya Thanos berhasil mengekstrak Mind Stone (yang kini berada dalam kepala Vision), seketika membunuh Vision dan melengkapi Infinity Gauntlet dengan keenam Infinity Stones. Meski Thor berupaya sekuat tenaga, Thanos akhirnya berhasil melakukan The Snap, menghilangkan separuh populasi semesta. Avengers yang terperanjat dalam kekalahan terhenyak, melihat satu persatu rekan mereka hilang jadi debu. Di Wakanda, hanya tersisa Hulk, War Machine, Captain America, Thor, Black Widow dan Rocket Racoon, sementara di Titan, Iron Man dan Nebula menyaksikan satu persatu rekan mereka menghilang jadi debu. Termasuk di antara yang menghilang adalah Nick Fury, namun ia sempat mengirim pesan darurat, entah pada siapa. . .

". . . mpus lu semua", ujar Thanos pada Thor yang melirik tanpa daya (dari sini)

Endgame

Rupanya, pesan darurat Nick Fury tersampaikan pada Captain Marvel, yang kemudian pergi menjemput Iron Man dan Nebula untuk kembali bergabung dengan Avengers tersisa di Bumi. Mendapati Thanos sedang bersantai di sebuah planet yang damai, mereka merencanakan untuk merebut Infinity Stones untuk membalikkan efek The Snap. Namun, ternyata Thanos telah menghancurkan keenam batu itu. Dalalm kemarahan, Thor memenggal Thanos yang tak melawan sedikitpun. 
 
Lima tahun berselang, Scott Lang alias Ant-Man muncul dari semesta kuantum. Dalam kebingungan karena dunia masih dalam suasana murung dan berduka sejak The Snap, ia mencari Avengers dan menjelaskan bahwa ia merasa hanya menghabiskan lima jam di semesta kuantum, sementara dunia nyata telah bergulir lima tahun lamanya. Berdasarkan teori bahwa semesta kuantum dapat memungkinkan perjalanan waktu, Iron Man, Racoon dan Hulk bekerja sama untuk membangun sebuah mesin waktu, meski Iron Man awalnya menolak. Wajar saja, dalam lima tahun ini ia telah berkeluarga, dan tak rela kehilangannya. Tujuannya jelas: kembali ke masa lalu untuk merebut keenam Infinity Stones sebelum Thanos mendapatkannya. Mereka pun berpencar dalam beberapa tim untuk mendapatkan Infinity Stones yang terserak dalam berbagai timeline.

Hulk, Ant-Man, Captain America dan Iron Man pergi ke New York pada tahun 2012 (even pada Avengers) di mana Loki melakukan serangan yang gagal. Hulk berhasil meyakinkan Ancient One (guru Dr. Strange) untuk memberikan Time Stone dan berjanji akan mengembalikannya pada waktu semula. Captain America dan Ant-Man berhasil mendapatkan Mind Stone, namun gagal mengambil Space Stone, sehingga membuat Iron Man dan Captain America harus pergi ke waktu yang lebih lampau di tahun 1970, untuk mengambil versi lawas dari Space Stone

Thor dan Rocket pergi ke Asgard di tahun 2013 untuk mendapat Reality Stone, dan sebagai bonus, Thor mendapatkan kembali Mjolnir. Hawkeye dan Black Widow pergi ke Vormir di tahun 2014 untuk mendapatkan Soul Stone, di mana keduanya berebut untuk mengorbankan dirinya dan berakhir dengan kematian Black Widow. Di tahun yang sama, Nebula dan War Machine pergi ke Morag di tahun 2014 untuk mendapatkan Power Stone sebelum dicuri oleh Star Lord. Sayangnya, di sana Nebula mengalami sedikit malfungsi, sehingga Thanos versi 2014 mengetahui kedatangan mereka. Thanos pun menyimpulkan jika Nebula dari masa depan datang untuk mengambil Power Stone sebelum even pada The Guardian of The Galaxy terjadi, artinya Thanos di masa depan sukses mengumpulkan Infinity Stone. Ia pun mengirimkan Nebula 2014 ke masa depan untuk menyamar di antara Avengers dan menjemputnya.
 
Kembali ke masa kini Avengers berkumpul dan menempatkan keenam Infinity Stones pada sebuah sarung tangan tiruan Infinity Gauntlet yang dibuat oleh Hulk, Iron Man dan Racoon. Dengan Hulk sebagai pemakainya, mereka melakukan The Blip untuk membalik kepunahan massal yang telah dilakukan Thanos. Namun seketika, Thanos dan seluruh pasukannya tiba dengan bantuan Nebula-2014, menghancurkan markas Avenger dan kembali mencoba menguasai Infinity Stones untuk sebuah tujuan baru. Alih-alih menghapus separuh dari seluruh populasi, ia ingin menghancurkan semesta ini dan menciptakan yang baru. Pertarungan 3 lawan satu antara Thanos melawan Iron Man, Captain America dan Thor di mana  ketiga Avengers belum cukup untuk mengalahkannya. 
 
Pada masa kritis, Dr Strange tiba membawa seluruh bala bantuan yang dipulihkan, dalam sebuah entrance yang dikemas begitu epik. Pertarungan kembali dimulai dengan jumlah yang lebih berimbang. Diselingi adegan kejar-kejaran antara para heroes dan villains dalam memperebutkan Gauntlet, hingga akhirnya Gauntlet berada dalam tangan Captain Marvel. Sayang, Thanos terlalu kuat dan berhasil mengalahkannya. Ia berhasil merebut gauntlet dan bersiap melakukan The Snap-lagi, namun tidak terjadi apapun. Dengan kebingungan, ia menatap Iron Man, yang ternyata berhasil mengambil keenam Infinity Stones dan dengan diiringi kalimat penutup yang keren, menjentikkan jarinya dan memusnahkan Thanos serta seluruh balatentaranya. Sayang, pancaran radiasi dari penggunaan Infinity Stones terlalu merusak bagi seorang Tony Stark, manusia biasa tanpa kemampuan super yang bertarung sebagai pahlawan sejati di balik jubah tempur canggih dan nama beken Iron Man. Ia meninggal sebagai pahlawan, mengalahkan supervillain dari dunia lain dan memenangkan kemanusiaan.

Di akhir film, Avengers menghadiri pemakaman Tony Stark. Thor menunjuk penerusnya di Asgard, demikian pula Captain America yang memilih untuk hidup di masa lalu-setelah mengembalikan Infinity Stones ke waktu mereka semula tentunya, menepati janji Hulk pada Ancient One-dan mewariskan perisainya pada sahabatnya, Falcon.

Kesan tentang Endgame

I love you 3000 menjadi kalimat yang trending menyusul kesuksesan Endgame di berbagai bioskop. Satu kalimat singkat yang menunjukkan betapa Tony Stark, si keras kepala nan sombong, pada akhirnya hanyalah manusia biasa. Adegan singkat ini terasa manis di tengah keseruan perjalanan lintas waktu dan pertempuran seru, di mana Tony yang tengah galau antara menyelamatkan kemanusiaan dan amat berpotensi mengorbankan keluarganya, atau harus mengabaikan saja kondisi semesta dan fokus pada masa kini. Pada akhirnya, jiwa seorang altruistik seorang superhero membuatnya memilih menyelamatkan dunia. "I love you tons", kata Tony pada anaknya, Morgan yang dibalas "I love you 3000". Kalau yang masih bingung, frasa "I love you ton" artinya sayang banget sama seseorang. Nah, dalam satuan imperial, satu ton setara dengan 2.000 pounds; artinya ketika Tony mengatakan mencintai Morgan seberat 2.000 pounds, Morgan mencintainya 3.000 pounds, alias "aku lebih sayang lagi sama ayah". Coba, ayah mana yang ngga meleleh kalo anak perempuannya ngomong gitu?

Sejalan dengan banyaknya penghargaan terkait visual effect film ini, penulis yang sejatinya penggemar film dengan visual effect melimpah (dibanding film dengan jalan cerita yang rumit) pun sepakat bahwa film ini amat menghibur secara visual. Meski Infinity War lebih sarat aksi (plus memiliki ending yang amat tidak happy ending tipikal film superhero), namun Endgame pun sejatinya amat menghibur. Terutama pada adegan pertempuran terakhir, tentunya. Adegan kedatangan Dr Strange serta seluruh rekan mereka berhasil membuat bulu kuduk merinding; epik banget baik secara visual maupun audio. 

Nah loh, seru nih kalo keroyokan (sumber dari sini)

Dan meski ending-nya tidak sekelam Infinity War, tetap saja sedih melihat Iron Man meregang nyawa. Ia adalah tokoh yang mengawali fase satu MCU, dengan Iron Man pada tahun 2008. Bagi penikmat setia film-film Marvel, rasa-rasanya sudah lekat sekali dengan Robert Downey Jr. Akan aneh melihat sekuel MCU berikutnya tanpa Iron Man. But life goes on. Kita nantikan kelanjutan Phase Four MCU, yang salah satu filmnya akan membawa ras baru, The Eternals . . .

Moral of The Story 

Selain hiburan visual yang memanjakan mata, penulis, seperti biasa, mencoba melihat moral of the story dalam Endgame. Bagaimanapun, sebuah hiburan akan terasa lebih mantap jika menyelipkan pesan moral di dalamnya, bukan?
 
Pertama, life goes on. Kita bisa saja kehilangan, namun kita harus tetap maju. Seperti para Avengers yang melanjutkan hidup mereka meski tanpa orang-orang tersayang. Pada akhirnya, akan ada jalan bagi kita untuk menjalani hidup tanpa mereka.

Kedua, you can't do everything by yourself. Jangankan kita, bahkan para superhero maupun supervillain pun tidak. Thanos memang memegang kendali utama dalam perebutan Infinity Stones, namun ia juga punya banyak prajurit. Apalagi para Avengers, meski kadang diselingi konflik kecil, mereka tetap adalah tim yang solid. Kita di dunia nyata pun tentu harus demikian. Mau dalam rumah tangga, pekerjaan, kuliah/sekolah, bisnis, atau apapun itu. Kita tak bisa sendirian meraih tujuan. Kita butuh tim yang solid. Apakah itu pasangan, teman belajar, rekan kerja, orang tua dan saudara, siapapun itu.

Ketiga, syukuri yang kita miliki selagi ada, karena pada akhirnya semua akan berakhir. Akan berganti. Keluarga kita, semuanya pada akhirnya akan pergi, atau kita duluan yang akan pergi. Masa-masa sekolah. Pekerjaan. Semua akan berganti seiring waktu. Pada akhirnya, semua akan mengalami endgame . . .
 

. . . dan Spiritual Enlightment yang tiba-tiba datang

 Dan seketika saya tersadar. Kita hidup di dunia tak akan selamanya. Bukan bermaksud sok agamis atau spiritualis, namun pernah gak sih kita merenung, bahwa dunia yang hingar bingar ini kelak akan kita tinggalkan? 
 
Masalahnya apakah kita bakal pergi sebagai Thanos, yang disumpahi oleh seluruh semesta atas perbuatannya, atau dikenang bagai Tony Stark sang pahlawan? Atau seperti seorang figuran dalam film yang entah siapa yang mengenalnya, dan tak ada yang mengenangnya? Seperti apakah kesan yang akan kita tinggalkan kelak?
 
Dan entah kebetulan atau tidak, salah satu film dalam sekuel MCU, adalah The Eternals. Sebagai warga negara yang berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa, penulis meyakini bahwa dunia fana ini bukan akhir segalanya. Masih ada dunia sana, di mana kelak kita kekal di dalamnya, dan menjadi the eternals, quite literally. Masalahnya, akankah kita abadi dalam kenikmatan, atau abadi dalam siksa? Well, mari kita kembalikan ke diri dan kepercayaan masing-masing lah ya.

Nyari Review Film? Di Bacaterus.com Aja

Anyway buat para pembaca yang sampai di sini, selamat. Anda sudah tiba di bagian akhir artikel ini. Terima kasih telah membaca review tentang Avengers: Endgame ini, dan semoga ada manfaat yang dapat dipetik dari sini.
 
Buat pembaca yang setipe sama penulis, yaitu kalau mau nonton filem hobi baca reviewnya dulu, gak ada salahnya mampir ke bacaterus.com, sebuah situs yang berisi berbagai info menarik dunia perfilman. Mulai dari review, tips, kompilasi dan artikel lain, ada di sini. 
Film Indonesia? Jelas ada. 
Film barat? Check
Film Korea? 사용 가능
Film Jepang? 利用可能
Film India? उपलब्ध
Film Thailand? มีอยู่
Film Mandarin? 可用的
Film animasi pun ada.
 
Tampilan bacaterus.com (screenshot penulis)

Ssst, kalau beruntung, ada kompetisi-kompetisi berhadiah menarik loh. Makanya, yuk mampir ke bacaterus.com sekarang juga :D

Komentar