Keep in Contact

Dalam suatu perjalanan dari Malang ke Jakarta, ditemani kesendirian tanpa keluarga, menemukan sesosok orang yang dikenal dari puluhan atau ratusan manusia di dalam kereta, adalah sepercik kebahagiaan tersendiri. Buat para perantau, tahu lah ya rasanya. Harus berangkat meninggalkan kampung halaman beserta keluarga tersayang, menuju tanah perantauan dalam kesendirian, meski sudah dilakukan puluhan kali pun, tetap ada sedikit ngilu di hati.

Ning setasiun balapan, kutho Solo sing dadi kenangan... hayo siapa yang bacanya ada nadanya?

Kok ya alhamdulillah, kondektur bertugas dalam kereta kali ini adalah seorang teman SMP, yang pernah beberapa kali juga bertemu di kereta saat ia bertugas dan saya sebagai penumpangnya. Meski di SMP cuma tau doang, ngga kenal personal, berkat beberapa kali bertemu di kereta saat perjalanan, akhirnya penulis simpan kontak yang bersangkutan. Maka bertemu sesosok yang dikenal dalam keterasingan, adalah sebuah kegembiraan kecil yang patut disyukuri.

Beberapa kali WA-an meski cuma komen-komenan status, setidaknya mengurangi canggung saat bertemu langsung. Dari sini saya belajar, bahwa tak ada ruginya kita selalu menjaga kontak dengan siapapun kenalan kita dan berusaha menjaga hubungan baik dengan siapa saja. 

Selain untuk menjaga ukhuwah, siapa tahu, suatu saat ada perlu yang kita perlu bantuan kawan. Atau suatu saat ada kawan yang perlu bantuan terkait bidang yang kita kuasai. Kalau menyimpan kontaknya, bisa lebih mudah saat cari bantuan. Kalau baik saat berinteraksi, mau minta tolong pun tak mengganjal di hati. (Bayangin coba, kalo kita mau minta tolong ama seseorang yang pernah tersakiti oleh ucapan atau perbuatan kita, apa ya enak?) 

Semoga siapa saja yang menyimpan kontak penulis, pernah merasakan ada manfaatnya. Entah sekedar meminta kontak rekan lainnya, memunculkan status WA yang ada hikmahnya atau sekedar basa basi tanya kabar lalu bertukar doa. 

Komentar