Klub Ayah Hebat

Pertengahan Agustus kemarin, penulis dikasih tautan sebuah klub oleh istri. "Yah ikut ini deh coba," kata istri penulis. Gokil, bayangin cuy disuruh ikut klub sama istri. Tapi tentunya bukan club-bing ya. Ini adalah sebuah klub binaan sebuah penerbit buku anak bernama Clavis Indonesia. Rupanya dalam klub itu, bakal ada program Dadwriter. Nah, seiring dengan banyaknya ide buku yang ada di kepala penulis, cocok banget nih ikut klub beginian. Nah, dari beberapa pertemuan yang sudah dilakukan, ada beberapa ilmu menarik yang penulis dapatkan. 
 
Di pertemuan pertama 22 Agustus 2021 pukul 11 siang, pembicaranya adalah Mas Puji Prabowo. Tapi karena penulis telat join  di forum zoom, cuma sempat ikut memperkenalkan diri, menyampaikan harapan dan ikut kuis (ranking 14 dari 14 peserta, lhawong gak dengerin materinya). Hikmahnya, jangan ikut ujian kalo ngga tau materinya. Itu macam mengarungi kehidupan tanpa tuntunan. Ceileh.
 
Di pertemuan kedua pada 23 Agustus 2021 pukul 19.00, pembicaranya adalah Bu Winda Susilo yang juga salah satu penulis buku cerita anak dari Clavis Indonesia. Ada beberapa materi tentang penulisan cerita anak yang beliau sampaikan, sebagai basis bagi anggota klub saat nanti mengerjakan berbagai tantangan di sana. Berikut beberapa hal yang berhasil penulis catat:
  • tantangan dalam menulis buku cerita bergambar untuk anak adalah buku ini memiliki dua target, yaitu si anak yang belum bisa membaca, dan orang tua yang akan membacakan buku itu
  • maka secara umum, ada batasan jumlah kata untuk buku anak. Untuk anak berusia 4 tahun ke atas, kisaran 200 kata, sampai dengan 32 halaman yang terdiri atas 12 spread (spread adalah halaman 6-7, 8-9 sampai halaman 30-31. Untuk pembaca pemula, disarankan buku tersebut mengandung kurang dari 900 kata. Sedangkan jika targetnya adalah pembaca mahir, bisa lebih dari 1000 kata
  • penulis dan ilustrator bekerja secara utuh, jadi penulis harus menjelaskan sejelas-jelasnya pada ilustrator tentang pengenalan tokoh utama dan tokoh pembantu, kegiatan yang dilakukan si tokoh, situasi, adakah perubahan emosi/suasana hati, dan hal lainnya. Ini penting agar ilustrasi tersebut dapat menggambarkan isi cerita secara utuh

Pertemuan klub yang berikutnya, pada 26 September 2021 pukul 13.00 siang, diisi oleh salah satu member klub, Mas Rikrik Fuad. Rupanya, dalam klub ini, ada aturan yang unik. Di tiap pertemuan akan ada kuis berhadiah. Lalu pemenang kuis akan menjadi pemateri untuk pertemuan berikutnya. Dari pertemuan pertama, pemenang kuisnya adalah Mas Rikrik, jadi beliau yang akan menjadi pemateri. Asiknya, kuisnya nih berhadiah menginap di hotel loh. Terus setelah jadi pemateri, dapat voucher untuk membeli buku terbitan Clavis. Asik kan? Nah para ayah, dijamin lah kalo ikut klub beginian, istri dan anak-anak bakal makin sayang. Bukan klub yang habis-habisin duit dan buang waktu (meski mengatasnamakan hobi dan kegemaran), tapi malah menguntungkan dari segi ilmu dan syukur-syukur finansial. Lagian, kalo namanya hobi, gak harus lah hobi itu jadi bahan pemicu kemarahan istri. Misal hobi koleksi mainan mahal yang kalo mau beli harus 'menyuap' istri dulu. Lah ngapain? Kalo hobi bisa menguntungkan, why not?

Nah, materi dari Mas Rikrik adalah tentang mengelola ketidakteraturan. Ada beberapa tips menarik dari Mas Rikrik yang berhasil penulis catat, di antaranya:

  • ketika kita sadar bahwa hidup kita penuh ketidakteraturan (misal, meja kerja berantakan, kamar berantakan, dll), bersyukurlah. Ketika kita sadar bahwa hidup kita masih berantakan alias gak teratur, maka itu adalah langkah pertama untuk memperbaiki. Ibarat kata, kalo ngga nyadar bahwa kita sakit, mana mungkin berobat?
  • Contohnya, ketika lemari pakaian kita penuh dan berantakan, sebuah tips dari Marie Kondo dalam bukunya Tidying Up with Marie Kondo, keluarin aja semua. Pilah mana yang masih dipakai, mana yang ngga. Terus yang ngga dipake, donasikan.
  • Bagi waktu kita agar hidup lebih tertata. Ada 3 macam waktu yang harus diperhatikan agar lebih bisa mengatur waktu bagi diri sendiri. 
    1. Contracted time, atau waktu yang sudah dikontrak untuk kegiatan tertentu seperti jam kerja, jam sekolah dll. Hitung berapa jam dalam sehari.
    2. Commited time atau waktu yang didedikasikan untuk hal lain, seperti mengantar anak sekolah, menemani istri beberes rumah, dll. Hitung juga nih.
    3. Necessary time, yaitu waktu yang emang dibutuhkan untuk kegiatan pokok seperti istirahat, makan, mandi, ibadah, dll. Hitung juga.
    4. Free time, adalah 24 jam dalam sehari, yang dikurangi ketiga waktu di atas. Isi waktu ini dengan hal-hal yang positif dan bermanfaat. Misal me time untuk melakukan hobi, karena me time tetap dibutuhkan untuk menjaga kewarasan di tengah sibuknya dunia ini. Penting juga we time dengan istri dan anak-anak, dengan orang tua (setidaknya video call); atau menambah skill baru; olahraga juga bisa diletakkan di sini, atau bisa juga di necessary time; ada yang unik seperti Raditya Dika atau Dewi 'Dee' Lestari yang mendedikasikan waktu untuk melamun. Apapun itu, stay safe dan stay sane ya.
  • Dalam keseharian, kita (para ayah) akan menjadi pemimpin dalam 3 aspek, yaitu:
    1. bagi diri sendiri: sebagai tahap awal untuk melangkah sebagai pemimpin keluarga dan di tempat kerja. Setidaknya, janganlah melakukan hal yang sia-sia, apalagi merugikan orang lain. Sebisa mungkin berusaha untuk memberi manfaat bagi sesama. Perlu me-manage energi, jangan sampai habis untuk hal yang sia-sia seperti marah-marah pada kemacetan, dongkol dengan rekan kerja yang nyebelin, atau kesia-siaan lain. Inget, masih banyak kewajiban lain yang perlu dilakukan. Tahan emosi, hibur diri dengan hal yang disukai, dan ingatlah kembali, untuk apa kita melakukan semua ini?
    2. bagi keluarga: memerlukan kerjasama dengan tim, terutama pasangan. Komunikasi adalah hal utama, jangan sampai komunikasi yang kurang optimal malah jadi masalah. 
    3. di tempat kerja: fokus bekerja di jam kerja, supaya jangan sampai kerjaan dibawa pulang dan mengganggu waktu di rumah. Tidak ada yang sanggup bekerja sendiri, maka bekerjalah bersama tim. Gunakan to do list untuk memudahkan memilah pekerjaan, kerjakan dari yang paling wajib dikerjakan, paling mendesak, baru ke kerjaan lain yang prioritasnya lebih rendah.
  • Smartphone adalah alat bantu, namun juga bisa mendistraksi. Maka pergunakan dengan bijak untuk hal-hal yang baik.

 


Di akhir sesi, ada kuis lagi. Dan belum rejeki menang lagi. hahaha. Menarik untuk dinanti, apa lagi ilmu yang akan disampaikan di pertemuan berikutnya, serta tantangan apa saja dari Clavis untuk mendorong kami dalam menulis. Makanya, ikutin terus perjalanan penulis di klub ini di postingan-postingan berikutnya yaa, Insya Allah.

Komentar