Salah? Benar? Menurut Siapa? Amannya Minta Maaf Sajalah

Dunia ini panggung sandiwara

Ceritanya mudah berubah

Dua penggal lagu dari band lawas God Bless, yang rasa-rasanya masih relevan dengan dunia masa kini. Malah makin relevan.

Kepalsuan dipertontonkan setiap hari, oleh pejabat, penjahat, artis, wannabe artis, bahkan orang-orang di sekitar kita.

Kebenaran makin samar, karena para pembohong makin pintar. Fakta diputar dan kesalahan bisa dilempar. Semua bisa diatur asal ada uang pelancar.

benar salah tinggal diputar-putar sajalah

Kejujuran makin mahal, karena tak selalu laku dijual. Kerutan di wajah bisa disamarkan dengan make up tebal, hukum bisa di-bypass asal anda berkantong tebal, bahkan nalar bisa ditumpulkan dengan mengulang ribuan kali narasi bebal. 

Pantaslah kiranya jika Allah yang Maha Mulia berfirman dalam Al-Qur'an surat Al-Ankabut ayat 64:

وَمَا هَٰذِهِ ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ ۚ وَإِنَّ ٱلدَّارَ ٱلْءَاخِرَةَ لَهِىَ ٱلْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا۟ يَعْلَمُونَ

Referensi: https://tafsirweb.com/7290-surat-al-ankabut-ayat-64.html

  

Artinya:

Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.

Maka pantaslah kiranya jika Rasulullah Salallahu 'Alaihi Wassalam, manusia paling mulia, mengibaratkan dunia ini tak lebih mulia dari bangkai kambing yang tak seorangpun menginginkannya.

Diriwayatkan dalam satu hadits, pada suatu ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berjalan melewati pasar sementara banyak orang berada di dekat Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Beliau berjalan melewati bangkai anak kambing jantan yang kedua telinganya kecil. Sambil memegang telinganya Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa diantara kalian yang berkenan membeli ini seharga satu dirham?” 

Orang-orang berkata, “Kami sama sekali tidak tertarik kepadanya. Apa yang bisa kami perbuat dengannya?” 

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apakah kalian mau jika ini menjadi milik kalian?” 

Orang-orang berkata, “Demi Allâh, kalau anak kambing jantan ini hidup, pasti ia cacat, karena kedua telinganya kecil, apalagi ia telah mati?” 

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Demi Allâh, sungguh, dunia itu lebih hina bagi Allâh daripada bangkai anak kambing ini bagi kalian.

Maka, tak ada lagi alasan bagi kita untuk mengejar dunia ini secara berlebihan, apa lagi dengan jalan yang tak diridhoi-Nya. 

Maka, tak ada lagi alasan bagi kita untuk mengejar dunia, selain sebagai jalan untuk menggapai ridho-Nya, dan dengan jalan yang diridhoi-Nya. 

Jadilah kaya agar bisa lebih banyak bersedekah, jadilah pandai untuk lebih banyak mengajarkan, jadilah tenar untuk lebih banyak mengajak manusia pada kebaikan dan menjauhi keburukan, jadilah berkuasa untuk lebih banyak memerintahkan manusia kepada ketaatan dan menjauhi kemaksiatan.

Bukan asal kaya, asal pandai, asal tenar, asal berkuasa, dengan menghalalkan segala cara, demi keuntungan dunia semata. Membolak-balikkan kebenaran dan kebatilan demi kesenangan dunia nan fana dan tak selamanya.

Bukankah benar dan salah itu, sudah ada panduannya, dari Dia yang Maha Mencipta, yang Maha Bijaksana, yang Maha Adil. Bukan semata benar salah berdasarkan kelaziman manusia, yang lebih sering tunduk pada hawa nafsunya.

Maka sebaik-baik manusia adalah yang banyak mengingat kesalahannya, memohon ampunan pada Tuhannya, dan memperbaiki kesalahannya semasa masih memiliki sisa usia.

Bukankah manusia memang tempatnya salah dan dosa?

Berhubung masih dalam suasana Idul Fitri, dalam kesempatan ini penulis mohon maaf atas perkataan melalui lisan atau tulisan yang mungkin menyayatkan luka, atas prasangka yang tak selalu sesuai fakta, dan atas perbuatan yang tak menyenangkan. 

Maka semoga Allah karuniakan pada kita kekuatan untuk kembali ke fitrah kita, sebagai hamba yang tercipta hanya untuk beribadah pada-Nya.

Semoga Allah karuniakan kepada kita, kemampuan untuk memanfaatkan segala titipannya, sebagai jalan bagi kita untuk mendekatkan diri kepada-Nya dan menambah ketaatan kita pada-Nya. 

Aamiin . . .

وَمَا هَٰذِهِ ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ ۚ وَإِنَّ ٱلدَّارَ ٱلْءَاخِرَةَ لَهِىَ ٱلْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا۟ يَعْلَمُونَ

Referensi: https://tafsirweb.com/7290-surat-al-ankabut-ayat-64.html
Allâh Azza wa Jalla berfirman: وَمَا هَٰذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ ۚ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui. [Al-‘Ankabût/29: 64]

Referensi: https://almanhaj.or.id/5862-dunia-lebih-jelek-daripada-bangkai.html
Allâh Azza wa Jalla berfirman: وَمَا هَٰذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ ۚ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui. [Al-‘Ankabût/29: 64]

Referensi: https://almanhaj.or.id/5862-dunia-lebih-jelek-daripada-bangkai.html
Allâh Azza wa Jalla berfirman: وَمَا هَٰذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ ۚ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui. [Al-‘Ankabût/29: 64]

Referensi: https://almanhaj.or.id/5862-dunia-lebih-jelek-daripada-bangkai.html

Allâh Azza wa Jalla berfirman: وَمَا هَٰذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ ۚ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui. [Al-‘Ankabût/29: 64]

Referensi: https://almanhaj.or.id/5862-dunia-lebih-jelek-daripada-bangkai.html

Komentar