Getting Serious

Kali ini postingan santai berbau pengumuman. Hahaha macam ada yang penting aja. Ngga sih, cuma pernyataan publik aja. Macam tokoh masyarakat aja lagaknya ya.

Jadi, pembaca mungkin tahu bahwa sejak 2010 saya sudah menulis di blog. Sampai sekarang, udah 12 tahun, kok rasanya level saya masih begini-begini saja. 12 tahun itu sama durasinya dengan sekolah dari SD sampai lulus SMA. Harusnya keliatan bedanya ya?

Saya rasa, kok masih gini-gini aja. Nulis santai doang, manfaatnya tentu terbatas. 

Akhir tahun2015 mulai bergabung dengan komunitas literasi di kantor (Customs-Excise Literacy Forum, CLiF), namun belum banyak berkontribusi. 

Hayo tebak, saya mana hayo

Baru mulai ikut lomba-lomba di 2017, itupun menangnya bisa dihitung dengan jari. Mungkin memang belum rejeki, atau ada takdir lain menanti?

Rasanya sayang kalau keahlian hobi menulis ini cuma dilampiaskan begini-begini saja. Bukankah kalau bisa, menekuni hobi juga sambil memberi arti?

Teringat artikel tentang ikigai yang penulis beberapa tahun lalu. Apa salahnya kalau menulis, tak hanya sebagai hobi tapi juga sebagai profesi? Jadi ahli di bidang yang memang disukai, dan bisa menjadi aliran rizki, sekaligus menjadi solusi bagi orang lain? Wow, mantap banget kan?!

Nah, untung ada istriku nih. 

Jadi ceritanya, doi sebenarnya orang hobi baca kayak saya. Bedanya, kalau saya kan terfasilitasi dengan keberadaan perpustakaan sekolah di dekat tempat tinggal saya dulu. Nah, istri ngga gitu kisah hidupnya. Doi kalo pengen baca, ya ngusahain ke rumah temen, ke tempat ngaji, atau beli jajanan yang ada hadiahnya buku cerita dongeng berukuran mini. Maka sejak 2017, pas kami punya anak, gak lama setelah resign, istri mutusin jualan buku secara daring. Pasalnya, doi pengen supaya anak kami gak kayak doi dulu; pengen baca tapi tak tau baca apaan, karena gak punya. Doi juga pengen agar para ortu nyadarin pentingnya bacain buku buat anak. Jadi mulai deh kita jualin buku-buku anak di IG. Ada buku karya penerbit lokal, ada juga buku-buku impor. Naah, di tahun kemaren, istri ngeliat ada postingan di IG. Bahwa ada salah satu penerbit bikin program buat bapack-bapack. Dan nantinya bakal ada pelatihan kepenulisan buku anak. Disuruhlah saya ikut. Klub Ayah Hebat namanya. Fast forward ke tahun ini, singkat cerita, alhamdulillah banget gabung di Clavis Indonesia dan Penerbit BIG. Banyak hal positif yang kami dapatkan. Meski naskah belum terbit, namun sudah ada tiga naskah saya yang diterima. Salah satunya sempet saya ceritain di postingan ini.

gambar cover naskah pertama, cuplikan storyboard naskah kedua, dan penokohan naskah ketiga

Komunitas ini juga membawa kami bertemu lingkaran pertemanan baru. Banyak ilmu baru, karena penerbit ini perhatian ama stakeholder mereka. Jujur, sejak 2017 jualin buku anak dari berbagai penerbit, cuma penerbit ini yang paling royal sama pelanggan.Kalau penerbit yang royal sama reseller yang berhasil jualin banyak, ada sih, tapi gak banyak. Ini royal sama pelanggan. Unik gak tuh? Seroyal apa sih? Nah, akan saya ceritakan di momen lain deh. Contoh simpel sih saat acara launching toko buku berkonsep di Bandung beberapa waktu lalu. Para pengunjung pada dapat diskon dan berbagai cindera mata. Untung banget dah pokoknya. Makanya alhamdulillah banget bisa gabung di sini.

Dan sebagai persiapan menanti naskah saya diterbitin, sekarang istri juga ngedorong saya untuk upgrade diri, terutama dalam hal keterampilan terkait literasi anak. 

Ikutlah saya beberapa pelatihan terkait kepenulisan buku anak. Ikut pelatihan membaca nyaring (bahasa kerennya read aloud). Intinya, nanti ketika buku saya sudah terbit, maka saya ngga cuma memamerkan "ini lo gue udah nerbitin buku, beli ya" gitu doang. Tapi harapannya bisa berkontribusi lebih bagi negeri yang literasinya agak-agak mengkhawatirkan ini. Karena kalau di komunitas membaca nyaring, kan bisa ikut terjung langsung untuk membacakan cerita buat anak-anak; harapannya untuk menanamkan minat baca bagi mereka. Selain itu, saya juga mulai ngebikin konten edukasi literasi dini untuk orang tua. Bisa ditengok di profil instagram saya, pada highlight #wikenngonten.

Jadi postingan ini ibaratnya saya mengumumkan, bahwa saya, Edwin Iskandar Dinazar, seorang ASN di DJBC, akan mencoba pengabdian lain pada negeri di luar urusan kedinasan resmi. Saya akan ikut terjun langsung dalam meningkatkan literasi, sebagai bagian dari cita-cita yang tercantum dalam pembukaan UUD '45: mencerdaskan kehidupan bangsa.

Bismillah. Semoga dari ilmu yang sedikit ini, dari usia yang singkat (dan sisanya makin dikit juga) ini, Allah ridhoi untuk memberi manfaat lebih. 

Mohon dukungannya yaa . . .


Komentar