Paragraf Penutup Akhir Tahun

Tahun 2023 sudah hampir berganti, teramat banyak kejadian membekas dalam sanubari. Tak terhitung nikmat Allah yang didapat pada periode ini, meski sebagian hal juga menguras emosi.

Tentu tak menarik jika menuliskan seluruh peristiwa layaknya kilas balik. Yang terpenting adalah hikmah yang dapat kita petik, seiring keyakinan bahwa apapun yang telah ditetapkan oleh-Nya adalah yang terbaik. 

Sebagai bahan muhasabah dari kejadian yang sudah-sudah, kala timbul masalah, tak perlu sibuk mencari siapa yang salah. Ketika itu sudah terjadi, yang terpenting kita fokus pada solusi.*

Di level instansi, DJBC tercinta sedang banyak diuji di tahun ini. 

Ketika ada luput petugas dalam menjalankan pekerjaan yang berdampak pada khalayak ramai di luar, seketika warganet ramai berkomentar, memicu kebencian yang di luar nalar. Meski jantung berdebar,  kita dituntut untuk tetap sabar, mengingat berdebat di sosmed justru bisa bikin kebencian makin menjalar. Daripada emosi yang keluar, lebih baik fokus selesaikan problem yang lebih mengakar.

Kadang memang sakit hati sih, melihat komentar warganet yang kata-katanya bikin risih. Tanpa memahami prosedur, caci maki mereka demikian mudah meluncur. Bikin imej instansi ancur, dan memaksa banyak pihak harus lembur, perbaiki citra sebelum nasi terlanjur jadi bubur. Semangat tak boleh kendur meski hujatan terus menggempur. 

Menjadi punggawa sebuah instansi dengan tugas yang tak mudah dan seringkali dianggap punya fasilitas mewah, tentu harus hati-hati dalam melangkah. 

Memang tak bisa dipungkiri, stigma negatif telah sejak lama lekat pada tempat kami bekerja. Konon para pengguna jasa berkata, banyak oknum yang sering minta pelayanan layaknya raja. Padahal kan, seharusnya kita kerja ikhlas aja.** Sebagai abdi masyarakat, yang memfasilitasi industri dan perdagangan sembari mengumpulkan penerimaan untuk modal negara berbelanja. Tak lupa, tugas pengawasan dan perlindungan masyarakat yang musti dijalani dengan hati baja. 

Karena kalau kerja dibawa baper, nanti capek sendiri. *** Karena kita yakini, bahwa Allah tak akan membebani lebih dari kemampuan diri. ****

Maka agar hati terasa lega, kerjakan kewajiban dengan membawa cinta. Karena kalau namanya cinta, beban berat pun ngga akan terasa. *****

Sebagai penutup tulisan, penulis mengutip pesan dari seorang panutan, instansi ini terhormat bukan karena seragamnya yang gagah dan mengagumkan, tapi instansi ini terhormat karena para pemakainya yang menjaga integritas dalam setiap penugasan.

Komentar