Busy ≠ Productive

Terakhir posting bulan Maret, itu pun sepi ya. April sama sekali tidak posting apapun. Wah, penulis macam apa ini.

Padahal banyak yang terjadi dan worth to write. Tapi ya dasarannya gak sempet aja. Beberapa bulan ini memang kerjaan kantor sedang tidak biasa. Eh sudah dari 2-3 tahun lalu sih. Di rumah pun, banyak kewajiban menanti. Jadi jujur saja, waktu untuk hobi adalah yang pertama ditumbalkan.

Dalam kesibukan di kantor akhir-akhir ini, sebenernya ngga semua produktif. Seringkali di kantor isinya rapat membicarakan hal yang itu-itu lagi. Menyiapkan bahan paparan itu lagi, itu lagi. Capek dengan rutinitas, yang tak selalu meningkatkan produktivitas.


Tak terasa Mei pun sudah tiba di penghujungnya, Juni sudah di depan mata. 
Maka memang sibuk tak selalu berarti produktif. 
Kembali ke tujuan blog ini dibuat, yuk mari cari hikmahnya.
Di tengah kesibukan yang tak selalu produktif ini, apa hikmah yang bisa kita ambil?

1. Ketika kita menjadi pihak yang memiliki kendali atas suatu hal, gunakanlah waktu dengan mangkus dan sangkil. Jangan bertele-tele. Pakai prinsip paretto, fokus pada penyelesaian problem utama agar impactnya terasa.

2. Jangan sampai kita menjadi orang yang merugi. Di dunia saja, melewatkan waktu dengan rutinitas tak produktif udah nyesek. Gimana di akhirat?

3. Apapun "produk" dari aktivitas kita, sebesar atau sekecil apapun lingkupnya, niatkan agar mendapat ridho-Nya & bisa memberi manfaat bagi sebanyak mungkin pihak lainnya.

4. Fokus pada tujuan, kebutuhan, dan batasan yang utama. Kita tak akan bisa mengendalikan semua hal, maka perlu ada fleksibilitas dalam eksekusi rencana. Lagipula, akan selalu ada kejutan dalam hidup, bukan?

5. Last but not least, enjoy it. Jaga kesehatan fisik dan mental. Semoga kesibukan kita tak menjadikan kita jauh dari-Nya. Aamiin

Kalau Pembaca Sekalian, apa hikmah dari fase "kesibukan yang tak produktif" yang pernah kalian alami?

Komentar