Kebangkitan Teknologi dan Kemerdekaan Industri

Di sela-sela berbagai kabar memuakkan dari negeri +62, dalam jangka waktu satu pekan, penulis menghadiri dua even menarik yang memberikan sedikit percikan optimisme akan masa depan negeri ini, khususnya di bidang teknologi. Yang pertama adalah Indonesia Research and Innovation (Inari) Expo sekaligus Indonesia Electric Motor Show (IEMS) yang digelar oleh BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) pada 8-11 Agustus 2024 di ICC Building BRIN Cibinong dan Indonesia Drone Expo 2024, yang digelar oleh Asosiasi Sistem dan Teknologi Tanpa Awak (ASTTA) sebagai bagian dari even besar Indonesia Technology and Innovation (INTI) Exhibition 2024 pada 12-14 Agustus 2024 di JCC Kemayoran, Jakarta.

Ini adalah kedua kalinya saya mendatangi kedua even tersebut, setelah tahun 2023 lalu hadir demi mencari alternatif vendor drone untuk DJBC. Dan dibanding tahun lalu, kedua even ini menunjukkan kemajuan signifikan.

Pada tahun 2023, saya mendatangi IDE (waktu itu edisi pertama) sendirian, dan bertemu beberapa vendor drone. Yang hadir di IDE tahun lalu, di antaranya Frogs.id, AMX UAS dan Techno GIS (Jogja), serta Beta UAS (Bandung). Sementara di InaRI Expo bertemu AMX UAS dan Inaero (dari Jogja juga). Karena memang tahun lalu fokus di drone, maka ngga terlalu melihat booth lain-lain. Nah, tahun ini, karena BC sudah dapat rekanan vendor, maka bisa lebih santai menyaksikan kedua even tersebut dan kepo ke booth lain.

Di InaRI Expo tahun ini, penulis hadir bersama keluarga di hari Sabtu, 10 Agustus. 


Hal baru yang langsung menarik perhatian di luar gedung adalah Globe of Demon, atraksi macam tong setan dalam struktur metal berbentuk bola, di mana hingga 4 pemotor beratraksi di dalamnya. Dalam satu momen, bahkan pengunjung diajak masuk dan berdiri di tengah-tengah struktur, tanpa tersenggol oleh para pemotor yang melaju berputar-putar dalam struktur itu. Sejalan dengan IEMS yang tengah berlangsung, motor yang beratraksi pun menggunakan motor listrik buatan Greentech Electric Automotif. Di selasar gedung pameran, ada booth dari PLN, Viar, dan beragam produsen motor listrik lain. Di bagian dalam, pengunjung disambut oleh booth UM dengan detektor kebahagiaannya. Booth ini juga hadir sejak tahun lalu. Di salah satu sudut, terdapat sebuah inovasi menarik dari UM bertajuk CO-Litrium, yaitu kultur alga dalam media cair berbentuk tabung, sebagai alternatif penghasil oksigen dalam ruangan yang terbatas. Inovasi serupa pernah muncul di Serbia dengan tajuk 'Liquid Tree'. Andai ini diimplementasikan di berbagai tempat, mungkin kualitas udara yang dihirup masyarakat bisa meningkat. 

Co-Litrium dari UM. Keliatan seger tapi bukan jus melon

Sekejap kemudian, pandangan penulis langsung tertuju pada deretan booth dengan paviliun merah, ketika menyaksikan sesosok pria yang familiar. Beliau adalah Mas Majid, CEO dari AMX UAV, perusahaan rintisan berbasis riset yang bergerak di bidang solusi pemetaan, survei dan olah data geospasial di Jogja. Penulis pernah bertemu beliau di ajang Inari Expo tahun lalu. Sejenak menyapa, pasukan pun berebutan mencoba perangkat Virtual Reality yang menampilkan citra desa yang diambil dengan drone Vertic untuk keperluan promosi wisata. 
Mas Majid (berkacamata), CEO AMX UAV menjelaskan tentang drone Vertic XL kepada pengunjung

Bergeser sedikit, ada dua booth yang melakukan upcycle limbah. Bali Synwood yang mengolah limbah sekam padi menjadi produk tiruan kayu yang diolah lebih lanjut menjadi beragam produk, dan Conplas ID, perusahaan asal Mataram yang mengolah limbah plastik menjadi eco-brick dan pelumas. Selanjutnya, ada beragam inovasi lain di bidang perikanan, pertanian, bio-material, juga teknologi transportasi. Ada pula area inovasi oleh beberapa instansi, dan galeri penelitian. 

Conplas, bisa jadi solusi mengatasi sampah plastik jika diimplementasikan secara luas

BaliSynWood, #bukankayu tapi mirip banget sama kayu

Sisi ini menampilkan beragam tiruan artefak warisan budaya

Radar pantai oleh BRIN

Marlip (dulu pertama baca artikelnya, ternyata akronim dari Marmut Listrik LIPI) EC Pickup,
kendaraan listrik pengangkut muatan oleh BRIN

Sepatu berbahan bio-material oleh BRIN 

Seater, alat transportasi otonom oleh BRIN

Di antara seabrek inovasi lainnya, ada satu lagi yang amat berkesan, terutama bagi istri penulis. Adalah Karla Bionics, perusahaan rintisan yang membuat perangkat penolong bagi kelompok difabel. Yang dipamerkan adalah Raga Arm, tangan prostesis untuk membantu kalangan dengan disabilitas untuk kembali beraktivitas dengan bangga (proud-active). Tak sembarangan, produk ini pernah diikutkan dalam perlombaan tangan prostesis internasional dan meraih juara tiga, mengalahkan perwakilan dari Swedia dan Spanyol. Yang membuat istri trenyuh adalah, inovasi ini berhasil membangkitkan kembali semangat hidup dan produktivitas dari mereka yang selama ini seringkali termarjinalkan dan tak tersentuh perhatian pemerintah,
Raga Arm buatan Karla Bionics

Di sela ingar bingar inovasi di bidang teknologi tinggi, rupanya selalu ada ruang untuk inovasi yang membuni dan menghangatkan hati. Inilah gambaran orang-orang yang kelak mengalir terus pahalanya meski telah meninggal, karena mewariskan ilmu yang memberi manfaat bagi banyak orang. Semoga kelak kita juga termasuk di dalam kelompok itu, aamiin.

Lantas, bagaimana dengan even kedua, yakni IDE 2024?

Tunggu artikel berikutnya, yaa ... 

Komentar