Akal Imitasi & Kemenkeu yang Terus Bertransformasi
Awal tahun ini penulis berkesempatan mendapat sebuah pengalaman baru, yang berawal dari request seorang sahabat lama. Jadi, seorang kawan penulis mendapatkan penungasan di tempat baru (alias mutasi). Masalahnya, doi sudah terlanjur dimasukkan ke dalam sebuah tim di tingkat Kemenkeu, yakni Community of Practice Artificial Intelligence for Strategic Planning.
Uopo maneh iku? mungkin begitu pikir sebagian pembaca.
Sama sih, saya juga awalnya mikir demikian.
Intinya sih, Kemenkeu sedang membuat sebuah tim lintas Eselon I untuk bersama-sama memikirkan solusi atas permasalahan bangsa ini (dih bahasanya...) dengan bantuan Akal Imitasi.
Oke banyak dari kita sudah tahu apa itu Chat GPT, Meta AI, dan lainnya. Tapi apakah ada di antara kita yang mengimplementasikannya dalam pekerjaan sehari-hari, khususnya di bidang perencanaan strategis? Kalau teman-teman di swasta mungkin udah banyak. Tapi di instansi pemerintah? Hmmm... sepertinya belum ya. Atau sudah ada tapi belum masif.
Itulah yang ingin dicapai oleh Kemenkeu. Kemenkeu ingin membekali beberapa pegawainya dengan ketrampilan AI untuk mempermudah pekerjaan sehari-hari, terutama untuk brainstorming dan merangkai kerangka tulisan. Tentu tidak semua permasalahan bisa diselesaikan dengan AI, namun Pak Wakil Menteri Keuangan, Anggito Abimanyu, selaku penggagas menyatakan keinginan beliau untuk kembali mentransformasi Kemenkeu, melalui CoP AI for Strategic Planning ini.
"I want you to be the AI Pioneer of the Ministry of Finance," kurang lebih begitu kata Pak Anggito |
Yang menjadi pelatih adalah Craig Owensby, seorang bule Amerika Serikat yang dulunya adalah pendeta Protestan yang menikahi wanita Indonesia dan kemudian menjadi mualaf. Ia merupakan CEO dari Quosapien, sebuah perusahaan AI dari Amerika Serikat. Sekitar dua dekade silam, beliau menggagas Al-Quran Seluler, sebuah layanan berbasis SMS (ya Allah, jaman kapan itu) di mana pelanggan akan mendapat pesan berisi tafsir ayat Al-Qur'an, hadits dan audio ceramah dari Aa Gym dan beberapa dai lainnya. Beliau memiliki pandangan menarik tentang AI dan penggunaannya di masyarakat, khususnya Indonesia, dan ingin agar konsep AI ini dalam perkembangannya agar terus sejalan dengan Pancasila. Sounds more nationalist than several politicians out there.
Anyway, ke mana arah perjalanan CoP ini, selama niat dan caranya benar, dan tujuannya baik, semoga bisa memberi dampak positif buat negeri ini.
![]() |
Mau kemana kita? Udah jalanin aja dulu |
Komentar
Posting Komentar
Silahkan memberi kritik, saran, usulan atau respon lain agar blog saya yang masih amatir ini bisa dikembangkan dan menjadi lebih bermanfaat lagi :)
Nuwus . . .