Postingan

Buah Ciplukan dan Kisahnya

Gambar
Buah ciplukan yang dipajang pada salah satu lapak pasar malam di Thailand Siapa yang tak kenal buah di atas? Ciplukan atau cecenet, tanaman sejenis terong dengan buah bulat berwarna jingga saat matang, yang tertutup oleh selapis tipis mahkota bunganya, yang makin mengering seiring usia buah. Rasanya manis dan mengandung banyak vitamin, mineral dan serat pangan. Ketika kita mendapatinya di desa, ia tumbuh di mana saja, dan siapa saja bisa memetiknya karena dianggap tak ada harganya. Ketika dibawa ke kota, dibungkus mika dan ditulis "buah physalis", hargaya bisa mencapai Rp30ribu/ons. Di luar negeri, labelnya berganti menjadi "golden berry", harganya bisa berlipat lagi, terutama jika di negara barat.  Padahal buahnya sama saja dengan yang ada di pelosok desa. Tapi ia bisa dihargai demikian berbeda.  Maka mungkin itulah gunanya memperluas relasi. Terkadang, ada orang yang tak dihargai ketika ada di suatu lingkungan, justru dihormati di lingkungan lain. Yang penting, se...

Turiya

Ini adalah naskah cerita yang saya ikutkan  dalam Lomba Penulisan Cerpen Tingkat Internasional Piala H.B.Jassin 2024 .  Karena tidak menjadi  finalis , tidak juga lolos  14 naskah pilihan  untuk dijadikan antologi , maka saya publikasikan di sini saja. Selamat membaca. ----------------------------------------------------------------------------------- TURIYA   Langit semakin mendung di atas Jakarta. Gadis kecil berambut pendek itu melangkah cepat-cepat, menghindari lubang dan gelombang di trotoar kumuh yang tak terawat. Lima puluh meter di depan, berderet toko yang menjajakan beragam roti, gula-gula dan aneka jajanan. Matanya berbinar melirik, langkahnya melambat barang sedetik, namun cepat-cepat ia gelengkan kepalanya, dan melanjutkan langkah-langkah kecilnya. Berpapasan pula ia dengan beberapa pengemis, pengamen dan tuna wisma yang berebut meraih simpati pengguna jalan yang melengang dengan segala urusannya. “Minta Kak, belum makan Kak,” sesekali me...

IDE 2024

Gambar
Di postingan sebelumnya, saya sempat mengajak keluarga mengunjungi INARI Expo 2024 di Bogor dan bertemu salah satu produsen drone lokal. Untuk mendapat info lebih banyak tentang produsen dan produk drone lainnya, penulis dan tim pun mengunjungi Indonesia Drone Expo 2024 di Kemayoran. Sebelumnya, penulis datang ke IDE 2023, dan di tahun 2024 ini terlihat peningkatan yang amat positif. Sedikit dokumentasi dari IDE 2023 Di tahun 2023, penulis hanya bertemu FROGS dan BETA UAS (meski saat itu ada AMX dan TechnoGIS juga, serta beberapa perusahaan jasa drone). Di 2024, selain 4 produsen lokal tersebut, ada banyak lagi pengembang drone lainnya. Di antaranya ada yang mendesain dari awal, ada yang menyediakan jasa pengoperasian drone, ada juga yang semacam reseller.  Ada Laksita Karya Dirga, yang membawa desain orisinil Palapa S-1 yang dirancang oleh Prof Gesang dari UGM. Aerial Photography Indonesia (API) Drone, dengan Pesut-240 . Universitas Gunadarma, dengan drone quadcopter UG Verhu...

Dua Dasawarsa Silam

Gambar
Dua dasawarsa silam, di pekan ini. Ratusan remaja dari berbagai wilayah di Indonesia, dikumpulkan di ibukota provinsi masing-masing sejak pagi. Termasuk 45 anak dari beragam wilayah tingkat dua di Jawa Timur yang berkumpul di sebuah hotel di pinggir Surabaya sejak Minggu pagi. Di antaranya, seorang anak dari Kabupaten Malang, yang tak menyangka sama sekali ia akan tiba di titik ini. Olimpiade Sains Nasional 2004 di Pekanbaru menjadi tujuan kontingen ini. Senin pagi 24 Agustus, mereka berangkat ke Bandara Juanda. Bersiap terbang, kebanyakan untuk pertama kalinya, dengan maskapai Batavia. Keberangkatan tepat waktu, pukul 09.00 WIB sebagaimana dijadwalkan seharusnya. Singgah di Batam, sebelum berlanjut ke kota berikutnya. Namun perjalanan tak selamanya seperti rencana. Penerbangan ke Pekanbaru seharusnya tak terjeda lama, namun entah kenapa, ditunda hingga pukul enam senja. Kreativitas pendamping pun diuji, seluruh kontingen diajak berjalan-jalan keliling pulau nan indah ini. Jembatan Bar...

Kebangkitan Teknologi dan Kemerdekaan Industri

Gambar
Di sela-sela berbagai kabar memuakkan dari negeri +62, dalam jangka waktu satu pekan, penulis menghadiri dua even menarik yang memberikan sedikit percikan optimisme akan masa depan negeri ini, khususnya di bidang teknologi. Yang pertama adalah Indonesia Research and Innovation (Inari) Expo sekaligus Indonesia Electric Motor Show (IEMS) yang digelar oleh BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) pada 8-11 Agustus 2024 d i ICC Building BRIN Cibinong dan Indonesia Drone Expo 2024, yang digelar oleh Asosiasi Sistem dan Teknologi Tanpa Awak (ASTTA) sebagai bagian dari even besar Indonesia Technology and Innovation (INTI) Exhibition 2024 pada 12-14 Agustus 2024 di JCC Kemayoran, Jakarta. Ini adalah kedua kalinya saya mendatangi kedua even tersebut, setelah tahun 2023 lalu hadir demi mencari alternatif vendor drone untuk DJBC . Dan dibanding tahun lalu, kedua even ini menunjukkan kemajuan signifikan. Pada tahun 2023, saya mendatangi IDE (waktu itu edisi pertama) sendirian, dan bertemu beberapa...

Yes, I'm Not Fun at Parties

Gambar
It's August. A celebratory month for Indonesian, since this year we celebrate our 79th year of independence from the collonial.  Hooray. Every corner of this country was painted red and white.  Fun games are being held nearly everywhere; from crowded city alley to village field close to the forest; from elementary school to the campuses; from private-owned business to the govermental institution. My office is no exception. Various competition with a variety of prize. Everybody should be having fun, right? But somehow, despite all the crowd, i felt empty inside. What's the point of celebrating independece, while our country is not really in a good state? We shouted "merdeka" everywhere, but in reality, we are trapped in poverty and economical inequity; our economy seems huge, globally, but upon further inspection, the gap between class is widening at an alarming rate.  We're at the verge of ecological collapse; big corporation were given land concensus for extracti...

Belajar dari Pengalaman (Orang Lain)

Gambar
Tak perlu tenggelam untuk mengetahui bahwa laut itu dalam Akhir pekan lalu, kami dua keluarga (saya, istri dan anak-anak, serta adiknya istri, suami dan anaknya) berkunjung ke sebuah lokasi wisata akuarium di dalam sebuah pusat perbelanjaan di Bintaro . Di sana kami menyaksikan berbagai satwa perairan dari balik tangki kaca. Seperti Sea World di Ancol dan Jakarta Aquarium, kurang lebih. Namun postingan kali ini bukan membahas lokasi wisata dengan tiket masuk seharga 175 ribu per orang tersebut.  Pada satu momen di sana, istri menyaksikan akuarium besar di sana. Tingginya sekitar 4 meter, sehingga saat difoto dari samping, seolah-olah istri yang sedang berada di dalam laut (bukan lautnya yang naik ke darat). Padahal doi takut banget sama kedalaman laut. Ini baru akuarium, gak kebayang kalau laut beneran. Dari momen itu, saya teringat akan tulisan Om Squ (pembuat komik dakwah berseri " Pengen Jadi Baik ") tentang riba. Om Squ punya komunitas yang membantu orang-orang korban ...