Doa yang Tak Disadari

Lebaran Eid Fitri dan Eid Adha tahun ini terasa berbeda. Bukan semata karena tak pulkam dan bersama keluarga, ini mah biasa. Yang paling terasa adalah karena sedang menjalankan tugas di negara tetangga. Kalau Eidul Fitri kemarin ikut sholat di Wisma Indonesia, saat Eidul Adha tak bisa diselenggarakan di sana. Musim dingin membuat suhu turun hingga satu atau tiga derajat saja, bahkan pagi hari bisa mencapai minus dua. Maka muslimin muslimat Indonesia yang tergabung dalam AIMFACT (Australia Indonesia Muslim Foundation of the Australian Capital Territory) berkolaborasi dengan KBRI Canberra pun perlu menyiapkan lokasi yang nyaman untuk menyelenggarakan sholat Eid Adha.

Singkat cerita, setelah sebuah rapat (lebih tepat disebut ngobrol santai sambil menjalin ukhuwah, sih) di rumah Presiden AIMFACT, dibentuklah sebuah kepanitiaan kecil-kecilan untuk menyelenggarakan sholat Eid Adha tahun ini. 

Durasi nyate lebih lama daripada bahas susunan kepanitiaan

Alhamdulillah, akhirnya semua berjalan lancar, dengan bantuan tim KBRI dan panitia dari AIMFACT. Sholat Eid diselenggarakan di salah satu sport center di Canberra, biar tertutup dan tidak terlalu dingin. Terkumpul dana sebesar 6.650AUD, yang dikonversi menjadi 2 ekor sapi, 4 kambing premium dan 7 kambing dari 25 shohibul qurban. Karena di sini tidak bisa menyembelih qurban sendiri (harus dilakukan di slaughter house) maka dana dari pengqurban akan disalurkan melalui beberapa yayasan ke lokasi-lokasi yang membutuhkan di Kendari, NTB, Lamongan dan beberapa lokasi lainnya. Bagi penulis, ini pengalaman baru sih. Karena biasanya jadi panitia bagian anggota aja, kali ini ditunjuk jadi ketua. 
Bersama Hadis dan Fuad (perkap), Kang Nur (Imam sekaligus khotib),
dan Pak Imam (Presiden AIMFACT)

Lha iya, kalau saya pikir-pikir, mungkin ini doa yang tak saya sadari. Pas sholat Eid Fitri, selepas jamaah bubar, iseng aja saya berfoto di podium, seolah-olah kasih sambutan ato apa gitu, padahal jamaah udah bubar. Eh sekarang beneran kasih laporan panitia. 

Iseng-iseng, eh keturutan

Mungkin ini yang disebutkan ulama, agar kita senantiasa menjaga hati saat berkata dan bersikap, karena itu bisa jadi doa. Mungkin terlintas dalam benak saya saat itu, seru juga ngomong di depan banyak orang. Qadarullah Allah memberi jalan agar keturutan, melalui kepanitiaan qurban ini. 

Alhamdulillah, yang terjadi adalah hal baik, memfasilitasi jamaah untuk beribadah, dan dipertemukan dengan orang-orang baik yang amat memudahkan segala proses dalam kegiatan ini. Semoga, kita bisa senantiasa berpikir, berkata dan bersikap yang baik-baik ya, siapa tahu, qadarullah, apa yang kita batin, pikirkan, katakan tadi menjadi sesuatu yang diijabah oleh Allah.

Yuk terus berdoa yuk :)

Komentar