Ajakan Bergabung dengan ISIS, Bagaimana Sikap Umat Muslim Seharusnya?

Kemarin, Ustadz Ferry Nur kembali hadir mengisi kajian rutin di MBT KP DJBC (kalo masih bingung dengan singkatan di atas, berarti jarang baca blog ini, Masjid Baitut Taqwa Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai). Membawa berita tentang Gaza, Ustadz Ferry tak henti-henti mengajak kita semua untuk tetap membantu saudara-saudara kita di sana (sebagaimana yang diungkapkan Abderrahman), karena sebagai muslim, itu adalah salah satu kewajiban kita terhadap saudara-saudara kita.
Namun satu hal menarik terjadi di akhir sesi, ketrika salah satu jama'ah menanyakan tentang ISIS. Dan Ustadz Ferry menjawab dengan membacakan pernyataan sikap MIUMI (Majlis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia) terkait keberadaan ISIS. Berikut foto dokumennya sebagaimana yang saya dapatkan dari beliau. Semoga dapat menjawab pertanyaan para jama'ah sekalian.



Panjang memang penjelasannya, dan demi rekan-rekan yang koneksinya secepat siput sehingga gagal melulu meload pict di atas, saya coba rangkumkan surat pernyataan ini (saya ketik ulang sesuai aslinya dalam warna biru).

" Sebagaimana telah menjadi fakta bahwa sejak tanggal 1 Juli 2014, Islamic State of Iraq and Syam (ISIS) telah mendeklarasikan dir menjadi Daulah Islamiyah atau Islamic State (IS) yang kemudian mengklaim diri sebagai Khalifah Islamiyah, pemegang kepemimpinan dunia Islam yang sah dan wajib diikuti oleh seluruh umat Islam sedunia.

Deklarasi pendirian Islamic State yang berkedudukan sebagai Khalifah Islamiyah untuk seluruh dunia Islam tidak lagi hanya menjadi persoalan dan problem domestik di kawasan Iraq dan Syam, tetapi berkembang menjadi problem teologis, politis, dan sosial yang menimbulkan kontroversi, keresahan, bahkan ancaman disintegrasi di seluruh negeri muslim, termasuk di Indonesia.

Atas dasar fakta perkembangan situasi-kondisi di atas dan setelah melakukan pengkajian sebagaimana mestinya, Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) beserta lembaga-lembaga yang bergabung dengannya berkewajiban untuk menyampaikan pandangan dan sikap sebagai nasihat bagi umat Islam Indonesia dan seluruh komponen masyarakat yang membutuhkannya sebagai berikut:
  1. Bahwa kekhalifahan ditegakkan untuk melaksanakan hukum syari'at secara kaffah, lurus dan benar dalam keadaan damai tanpa intimidasi; melindungi agama, jiwa, akal, harta dan kelangsungan regenerasi umat; mewujudkan persaudaraan Islam yang hakiki, dan membangun peradaban dengan cahaya Islam.
  2. Bahwa Imamah bukan merupakan pokok agama dalam pandangan ahlu sunnah wal jamaah melainkan sebagai furu' (cabang) agama, maka tidak boleh dijadikan alat untuk mengkafirkan bagi yang tidak setuju.
  3. Bahwa pelaksanaan pengangkatan seorang pemimpin menjadi Khalifah kaum muslimin (pembai'atan) harus melalui prosedur musyawarah Ahlul Halli wa 'Aqdi yang merepresentasikan para Ulama Islam sedunia, sebagaimana ditegaskan Khalifah Umar bin Khathab Radhiyallahu 'anhu dalam shahih Bukhori bahwa beliau berkata: "Siapa yang membaiat seseorang tanpa musyawarah kaum muslimin, dia jangan diikuti, demikian pula yang membaiatnya, agar tidak terjerumus untuk dibunuh keduanya"
  4. Bahwa pengangkatan pemimpin ISIS menjadi Khalifah tidak melalui prosedur musyawarah yang benar, yaitu ketidakjelasan identitas para Ahli Syura yang mengangkatnya maupun identitas pemimpin yang diangkatnya menjadi Khalifah dan Imam tertinggi Daulah Islamiyah itu sendiri. Dengan demikian pembai'atan itu sendiri tidak benar secara syar'i.
  5. Bahwa telah terjadi penolakan dan pengingkatan tentang keabsahan Khalifah Daulah Islamiyyah bentukan ISIS yang dinyatakan oleh para Ulama dunia, baik yang berdomisili di wilayah Iraq dan Syam itu sendiri maupun di berbagai negeri muslim yang lain seperti yang dinyatakan oleh Ittihad 'Aalamy li 'ulama al Muslimin (Persatuan ulama dunia Islam) yand dipimpin oleh Syekh Abdullah bin Muhammad bin Sulaiman Al Muhaisini, Ketua Rabithah Ulama Syam Syekh Usamah Rifa'i dan Syekh Abdul Muhsin bin Al 'Abbad.
  6. menyerukan kepada seluruh kaum muslimin untuk tidak ikut-ikutan latah tanpa dasar ilmu yang jelas dan bisa dipertanggungjawabkan, serta harus tetap waspada dan tidak terprovokasi dengan isu-isu yang dikembangkan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab yang hendak memecah belah dan memancing situasi konflik dan disintegrasi umat Islam di negara Indonesia. Serta berprasangka baik dan bersikap adil terhadap saudara-saudara muslim yang sedang memperjuangkan harga diri dan kehormatan Islam di Iraq, Syam dan seluruh dunia, sebagaimana diperintahkan Allah SWT dalam Al Maidah ayat 8: "Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS: Al-Maidah [5]: 8)"
  7. Menyerukan kepada ormas-oramas Islam agar bersama-sama berperan aktif meningkatkan kerjasama dan koordinasi dalam membangun situasi yang kondusif, tenang, damai, penuh kekeluargaan serta persahabatan di tengah umat dan bangsa.
  8. Menghimbau Pemerintah Indonesia agar tetap bersikap bijak, adil dan transparan dalam menangani kemungkinan terjadinya ekses negatif dari deklarasi Kekhalifahan ISIS tersebut sehingga adanya sesalahfahaman di sebagian kalangan kaum muslimin di Indonesia tidak memicu potensi konflik yang lebih besar lagi.
  9. Menyerukan kepada seluruh masyarakat, khususnya lembaga-lembaga sosial dan kemanusiaan untuk tetap konsisten membantu rakyat korban bencana kemanusiaan di Suriah dan Palestina.
  10. Mendoakan semua pihak yang terlanjur terlibat tanpa dasar ilmu, semoga Allah SWT memberi taufiq dan hidayahnya kepada kita semua agar dapat kembali ke jalan yang benar dan diridhainya dan mengampuni segala khilaf dan kelemahan kita semua. Amin.
Demikianlah Pernyataan Sikap ini kami sampaikan, semoga Allah SWT membimbing kita semua untuk tetap istiqomah dalam memperjuangkan tegaknya kebenaran Dienul Islam dalam bingkai ukhuwah Islamiyah al 'alamiyah, persautan dan kesatuan bangsa. "

Semoga ini bermanfaat bagi kita semua, dan semoga kita semua senantiasa berada dalam bimbingan Allah SWT, aamiin...

Komentar

  1. Allohu akbar Allohu akbar Allohu akbar. Terima kasih banyak atas informasi nya, semoga Alloh swt selalu melindungi kita semua dalam kebaikan, amin

    BalasHapus
  2. Kebenaran dan kesempurnaan hanya milik Alloh, semoga kita semua kaum musimin selalu dalam lindunganNya

    BalasHapus
  3. Ini semua akibat konspirasi politik dunia seperti bocoran dokumen ini
    https://yadi.sk/i/nob9k5W9oamDQ

    BalasHapus
    Balasan
    1. hmmm...sudah kuduga
      umat Islam emang lagi dijadiin 'mainan'

      Hapus

Posting Komentar

Silahkan memberi kritik, saran, usulan atau respon lain agar blog saya yang masih amatir ini bisa dikembangkan dan menjadi lebih bermanfaat lagi :)

Nuwus . . .