Fatherman (2)

Lanjutan dari kajian Ustadz Bendri Jaisyurrahman bulan lalu, tentang fatherman. Tanpa basa basi, sok disimak:

Jadilah ayah yang dicintai oleh anak, meskipun ayah senantiasa sibuk bekerja (dan demikianlah seharusnya seorang ayah, sibuk bekerja yang halal untuk menafkahi keluarganya, bukan sosok ayah yang digaungkan oleh kaum feminisme yang bisa bertukar peran dengan ibu).

Nabi Ibrahim yang sangat sibuk berdakwah, namun Nabi Ismail senantiasa mengagumi sosok sang ayah, melalui kisah ibunya (semisal, kisah saat Nabi Ibrahim melawan Namrud). Dalam Al-Qur'an, seringkali ayah diistilahkan dengan 'yaa abbati', bukan sekedar 'abi'. Maknanya lafadz tersebut menunjukkan sosok yang dicintai dan dirindukan, bahkan meski jarang bertemu. Coba, betapa uniknya kisah ayah dan anak pada mereka; jarang ketemu tapi sekali ketemu perintahnya serem:
  • Perintah menyembelih Nabi Ismail
  • Perintah khitan saat usia sudah lanjut
  • Perintah menceraikan istri (dengan kode 'ganti palang pintu')
Tapi Nabi Ismail senantiasa menuruti perintah Nabi Ibrahim. Coba kalo jaman sekarang, diperintah yang simpel aja ngebantah. 

Ciri-cirinya ayah yang abbati:
  • ada komunikasi khusus yang bisa dipahami antara mereka
  • Perintah yang berat pun dilakukan
  • Anak senang ketika ayahnya pulang (ngguletin mulu sampe di rumah ngga bisa istirahat, boro-boro kerja)
Kalau ketika ayah pulang tapi anak istri malah nggak bahagia, itu warning. Ketika ayah tidak dicintai, itulah kegagalan terbesar laki-laki. Maka ayah harus membuat anak-anaknya jatuh cinta. Kuasai hati anak dulu, baru nasihatin. Karena 'hati adalah raja', maka sentuh hatinya dulu. Jadilah ayah yang dicintai, bukan ayah yang ditakuti. Bikin anak percaya, baru kita bisa menasehati.

Makanya, terobosan dalam pengelolaan SDM, bukan bikin SKCK, tapi cukup kesaksian kelakuan baik dari keluarga (ibu, istri), karena sebaik-baik kita adalah yang paling baik terhadap keluarganya.

(InsyaAllah bersambung)

Komentar

Posting Komentar

Silahkan memberi kritik, saran, usulan atau respon lain agar blog saya yang masih amatir ini bisa dikembangkan dan menjadi lebih bermanfaat lagi :)

Nuwus . . .