Warisan

Masa lalu adalah pembelajaran, masa depan adalah harapan, dan masa kini adalah perjuangan. Entah siapa yang pertama kali mengucapkan/menuliskan kata-kata ini, namun rasa-rasanya hampir semua orang sepakat dengan hal ini. Nah, ini kan pas banget di penghujung tahun, momen di mana banyak orang melakukan kontemplasi dan refleksi tahunan, sebelum menyiapkan resolusi untuk tahun yang akan datang. Maka penulis pengen berbagi sedikit kisah tentang sebuah proses yang penulis ikut terlibat, dalam memperbarui aspek pengawasan kepabeanan dan cukai di sektor maritim dan perbatasan. 

Nah, pembaca lama blog ini mungkin ada yang notice bahwa penulis pernah mengikuti lomba menulis artikel (saat itu penulis mengirim artikel tentang drone), dan mengirim artikel untuk majalah kantor juga. Selain itu, penulis juga pernah juga menghadiri pameran teknologi yang di antaranya adalah teknologi drone.
Nah artikel kali ini ngga jauh-jauh dari itu. Artikel kali ini adalah kisah keterlibatan penulis dalam implementasi teknologi drone untuk pengawasan kepabeanan dan cukai. Tentu, ide ini bukan ide penulis seorang, karena banyak orang lain yang juga memiliki ide tentang ini (sependek penulis tahu) sejak 2014/5. Penulis hanyalah satu dari sekian orang yang mendapat previllage untuk ikut terlibat dalam pengkajian hingga implemetasi teknologi ini. Nah tulisan ini adalah rangkuman PoV penulis atas kronologis penerapan pemanfaatan drone untuk pengawasan kepabeanan dan cukai:
  • 2014-2015: momen Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan di lingkungan Kementerian Keuangan (termasuk DJBC) pada saat itu, di antaranya membahas penguatan pengawasan laut. Salah satu elemen yang dibahas adalah aspek dukungan udara untuk mengawasi area perairan yang luas.
  • 2016: penulis sedang tugas belajar DIV. Pada salah satu mata kuliah semester 7, yakni Seminar Anti Korupsi, dosen memberi penugasan diskusi.tentang "inovasi apa yang akan kalian ciptakan di instansi ini". Nah, kelompok penulis mendapat peran sebagai unit pelatihan Kemenkeu (Badan Pendidikan dan Pelatihan). Kelompok lain berperan sebagai unit BC. Mengingat penulis merupakan satu-satunya mahasiswa BC di kelas, maka penulis pun diminta pendapat mengenai jawaban rekan-rekan kelompok yang berperan sebagai unit BC tadi. Entah dari mana, penulis menanggapi dengan ide "penggunaan drone untuk mendukung kapal patroli BC".
  • 2017: di semester berikutnya, salah satu dosen (lupa mata kuliah apa) memberikan tugas akhir untuk UAS. Penulis membuat tulisan mengenai efektivitas pengawasan laut dengan drone, dari aspek penggunaan bahan bakar, jika dibandingkan dengan kapal patroli yang bergerak mencari penyelundup. 
  • 2018: penulis menyusun skripsi berjudul "Analisis Penggunaan Sarana Patroli Udara Sebagai Pengganda Kekuatan Patroli Laut DJBC". Skripsi ini membandingkan 4 alternatif sarana patroli udara (membeli pesawat, menyewa pesawat, menggunakan pesawat bersama dengan instansi lain dengan skema operasi bersama, dan membeli drone) menggunakan metode Analytical Hierarchy Process. Aspek yang menjadi pertimbangan dalam memilih alternatif adalah aspek biaya (pembelian, operasional, honor kru, dan perawatan), persiapan pendukung operasional(aspek legal, rekrutmen pegawai dan sistem pendukung lainnya), kemampuan operasional (ketahanan terbang, kemampuan penginderaan malam, kemampuan lepas landas dan pendaratan serta responsivitas operasi), dan aspek risiko (risiko kehilangan kru, kerahasiaan oeprasi, ketahanan terhadap cuaca dan usia pakai sistem). Kesimpulan penulis adalah opsi pembelian drone lebih realistis dibandingkan opsi lainnya.
  • 2018: skripsi tersebut dikembangkan dengan kolaborasi bersama dosen pembimbing melalui Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M). Penelitian berjudul Penggunaan Pesawat Udara Nir-Awak Pada Satgas Patroli Laut DJBC ini mereplikasi metode yang digunakan pada skripsi, dengan memfokuskan pada opsi drone yang ada, yakni Gama V2 buatan UGM (Jogja-Indonesia), Wingcopter Skyro V5 dan Helidrone HD02 buatan PT FIT (Bogor-Indonesia),  AR-3 dan AR-4 buatan Tekever (Portugal) serta Alap-Alap (BPPK-sekarang BRIN, Indonesia). Kesimpulannya, lebih mengarah ke Gama V2 UGM dan PUNA Alap-Alap karena pertimbangan operasional dan biaya.
  • 2018-2019: Direktorat PPS menyelenggarakan lomba menulis artikel dengan tajuk "Andai Aku Jadi Dirjen". Dalam tulisan tersebut, penulis mengungkapkan ide untuk melengkapi unit patroli laut dengan drone, serta beberapa ide lain. Tulisan penulis meraih posisi 3 dalam kategori ide terbaik dan mendapatkan penghargaan dari Dirjen BC (Pak Heru Pambudi, kala itu)
    Salah satu momen encounter with Pak HP 

  • 2021: Karena di Direktorat P2 belum ada arahan jelas untuk pemanfaatan drone selain pembentukan tim kajian yang sedang jalan di tempat, penulis mengalihkan effort untuk mempublikasikan ide ini melalui Majalah Warta Bea Cukai. Di tahun yang sama, buku "Gagasan Milenial untuk Keuangan Negara" diterbitkan oleh Ikatan Alumni STAN. Buku ini berisi kumpulan skripsi terpilih dari alumni DIV STAN periode 2015-2019. Alhamdulillah skripsi penulis termasuk yang terpilih dan dibukukan.
    Artikel WBC
    Antologi skripsi

  • 2022: menulis fiksi ber-genre futuristik-aksi, dengan tema penanganan penyelundupan. Menyisipkan keberadaan drone BC untuk proyek antologi CLiF yang diserahkan ke Bu Menteri Keuangan pada peringatan Hari Bea Cukai 2022. Ini belum saya share ya. Tunggu ya ... (another promise)
  • 2023: akhirnya pimpinan tergerak untuk memberi arahan jelas tentang pemanfaatan drone. Kajian dikebut. Beberapa vendor drone mengajukan Proof of Concept
  • 2024: Kajian selesai dan menjadi dasar untuk pengadaan drone BC. Penulis juga sempat ikut Call for Paper WCO (World Customs Organization), mengangkat tema pemanfaatan drone dan pemilihan opsi menggunakan metode AHP. Dalam pengadaan drone, dari sekian banyak opsi yang telah melakukan pemaparan (beberapa di antaranya melakukan demo produk), akhirnya terpilih partner lokal dari Bandung. Teman-teman bisa menyaksikan videonya di sini (penulis mulai berbicara pada 1:31:40 sampai 1:54:39). Nggak maksa kok, kalau mau lihat aja (dengan nada mengancam)
    Kajian dan undangan konferensi WCO RTC
Pada akhirnya, drone DJBC terbang juga. Tentu belum sempurna, dan banyak hal lain yang harus disiapkan agar penggunaan teknologi ini terbukti berdampak positif untuk menangani penyelundupan. 
Fly, baby, fly

Well, I am a dreamer after all. And below are several quotes about dreams, that might drive you all to pursue your dreams. As long as your dream could serve a larger purpose for humankind, just do it, Guys.

"I like the dreams of the future better than the history of the past" (by Thomas Jefferson, the third president of USA, in his correspondency with John Addams, USA's second president, in 1816).

"All human beings are also dream beings. Dreaming ties all mankind together" (a quote by Jack Kerouac, American novelist and poet).

"Cherish your visions and your dreams as they are the children of your soul, the blueprints of your ultimate achievements" (Napoleon Hill, American author).

Satu mimpi kecil terwujud. Masih banyak tantangan ke depan, banyak pembuktian harus dilakukan. Namun yang jelas, semoga apa yang kita ikhtiarkan, menjadi pemberat timbangan kebaikan, kelak saat hari perhitungan di mizan. Aamiin

Komentar