Dua Spektrum Manusia

Masih tentang pandemi yang sedikit lagi mencapai angka satu juta jiwa tercatat di Indonesia, ia pun mengungkap dua sisi manusia. Di satu sisi, manusia-manusia yang peduli dan tak ingin membebani sesama; di sisi lain ada manusia yang hanya peduli kepentingan dirinya saja.

Sebut saja Mr. A, yang suatu ketika mendapat jatah masuk kerja, tidak di rumah. Sehari sebelumnya, Mr. A sempet cari pengganti buat tukar dinas karena beliau ngerasa nggak enak badan, sempat ada kontak erat dan mau tes swab. Pada akhirnya di hari H, Mr. A nggak dapet pengganti. Singkat cerita, beberapa hari kemudian ternyata Mr. A+ covid. 
Coba, apa jadinya kalo Mr. A tetap memaksakan diri masuk kerja? Apa jadinya kalo Mr. A sebodo amat sama orang lain? Bisa jadi teman piketnya waktu itu, yaitu saya sendiri, bisa tertular. Alhamdulillah, Allah masih melindungi saya dan keluarga melalui perantara Mr. A yang aware dengan kondisi kesehatan dan care dengan orang lain, tak mau memaparkan risiko pada orang lain. Maturnuwun Mr. A🙏

Di sisi lain, sebut saja Mrs. R yang ngekos di dekat RS tempatnya bekerja, di luar kota dan jauh dari orangtua. Sebagai tenaga medis, selama Mrs. R taat prokes banget. Sampai suatu hari Mrs. R mendapat kabar dari orang lain, bahwa temen kosnya, sebut saha Miss M + covid. Mrs. R akhirnya berinisiatif untuk tes swab dan hasilnya + covid juga. 
Usut punya usut, ternyata Miss M udah lama + covid, tapi diem-diem bae, malah keluyuran. Diinget-inget lagi, 5 hari sebelumnya, Miss M sempet ketemu dan membagikan makanan sama Mrs. R. Apesnya lagi, mereka juga memakai kamar mandi dan dapur yang sama di kos.
Berkat Miss M yang diem-diem bae, Mrs. R tertular covid. Coba, gimana jadinya kalo Mrs. R belum tahu kalo + covid, lalu terlanjur pulang mengunjungi orangtuanya?

So Guys, please, be aware and be care.
Sadari kondisi diri kita untuk melindungi orang sekitar kita. Setidaknya kalo ngga bisa bikin orang happy, jangan kasih kesulitan. 
JANGAN SAMPE SEKALINYA KETEMU SAMA KITA, MALAH BIKIN APES ORANG LAIN. ITU DZALIM NAMANYA. 

Mari kita sadari bahwa makin hari, pandemi ini makin parah. RS makin penuh kapasitasnya, dan tenaga medis juga makin banyak yang gugur. Jangan anggep semua ini baik-baik aja. 
WE ARE NOT OKAY.
 
Di kontak penulis, betapa banyak orang yang abai prokes.
Kondangan. Rame-rame. Pasti ada momen di mana yang hadir lepas masker, pas makan, atau sekedar demi foto-foto.
Berlibur. Yakin bisa jaga jarak dengan orang lain? Yakin mereke aman? Kalo OTG, gimana?
Reuni. Ngumpul-ngumpul, makan-makan, ngobrol-ngobrol mumpung ada temen berkunjung dari luar kota.
Olahraga bareng. Mana ada yang futsalan pake masker? Apa bisa futsalan jaga jarak?

Guys, emang hampir semua orang bosen di rumah aja. Semua juga sama, pengen berlibur, silaturahmi normal kayak dulu lagi. 
Tapi sekarang belum bisa. Kondisi masih belum oke. Vaksin datang pun ngga akan langsung menyelesaikan masalah.
Inget, jangan sampe kita yang happy, tapi orang lain kena imbasnya, please.
Stay safe and Stay healthy everybody. 
Semoga Allah senantiasa lindungi aku, kamu dan kita semua.
 
*disadur dengan perubahan seperlunya dari tulisan istri di sini (cek highlight bertanda ❤️)

Komentar

  1. Wah produktif bgt ya tyt, udah banyak tulisan2nya dan insyaAllah bermanfaat semuanya.. Keep the good job bro, sesuai motto di bio wa nya "bermanfaat bagi sesama"

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan memberi kritik, saran, usulan atau respon lain agar blog saya yang masih amatir ini bisa dikembangkan dan menjadi lebih bermanfaat lagi :)

Nuwus . . .