Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2012

Salah Pol

Pelajaran berharga bagi kita nanti jika sudah menjadi senior di tempat kerja. Suatu ketika akan datang yang namanya anak magang , atau junior. Dan akan tiba saatnya Anda sebagai senior bisa menyuruh-nyuruh mereka melakukan beberapa pekerjaan sepele mulai ngeprint dan fotocopy, atau bahkan yang agak rumit seperti menginput database yang mungkin akan rumit bagi mereka atau yang lain. Silahkan saja menyuruh mereka, hanya saja, sertakan instruksi yang jelas dan kalau perlu contoh yang jelas. Kalau tidak, bersiap saja mendapatkan pekerjaan tambahan karena pekerjaan yang mereka garap bukannya beres namun malah salah kaprah. Memang mereka harusnya mengerjakan setiap tugas sebaik-baiknya, namun jangan lupa bahwa mereka nggak berpengalaman. Hal yang simpel bagi senior - karena sudah dikerjakan berkali-kali dan sudah cukup lama menangani bidang tersebut- bisa jadi rumit bagi junior yang belum pernah menangani pekerjaan 'remeh' tersebut. Jadi, kalau Anda nanti jika sudah jadi seni

Rules : Made ​​To Be Broken

Gambar
Foto diambil di terminal Tegal, saat penulis pulkam pekan kemarin . (Kalo nggak ngeh itu foto apa, itu foto orang lagi pipis di dinding, persis di samping tulisan larangan pipis sembarangan) Dan pembaca sekalian pasti sudah sering menyaksikan momen seperti ini. Hanya saja, yang satu ini terasa istimewa buat penulis (lho?) karena si pelaku, melakukan aksinya persis di samping tulisan 'Dilarang Kencing di Sini'. Lihat di foto pertama, ada tulisan larangan di kiri kanan pelaku. Dan si pelaku tetap enjoy aja menjalankan aksinya. Luar biasa. Inilah Indonesia Bung. Negeri di mana aturan bisa dilanggar persis di samping tulisan tentang aturan tersebut, tanpa konsekuensi berarti. Mungkin ini memang hal yang sepele, toh satu dua orang pipis di pinggir jalan juga nggak bikin banjir, tapi kan tetap saja mengganggu, baunya itu looo. Dan esensinya adalah, ketika pelanggaran-pelanggaran kecil sudah dimaklumi dan dianggap biasa, lama-lama pelanggaran besar pun dimaklumi. Dan tampaknya hal-hal

Ibarat Kaca Film

Gambar
Sekitar seminggu terakhir di kantor sejak pulkam kemarin , ada suasana baru di ruangan tempat penulis magang . Suasananya sedikit aneh, rasa-rasanya cuaca kok mendung mulu. Padahal ketika melihat keluar ruangan, cuacanya cerah, langit biru ceria. Aha, rupanya kaca jendela di kantor baru saja dipasangi lapisan film biar teduh (penulis anggap mendung, maklum rek, wong ndeso). kurang lebih seperti ini jadinya (ini bukan ruangan penulis, sekedar ilustrasi) Ah, rupanya lapisan film itulah yang membuat suasana di luar tempak sedikit berbeda, lebih mendung kalau penulis rasakan. Jadi nggak silau memang, namun jadi nggak bisa menikmati birunya langit :) Tiba-tiba penulis kepikiran sesuatu. Kaca film yang 'menghalangi' sebagian spektrum cahaya matahari ini, seolah (sebenarnya memang begitu, nggak seolah) menipu mata penulis. Membuat penulis nggak bisa melihat keadaan sesungguhnya di luar. Mengubah persepsi orang yang di dalam ruangan dengan memanipulasi banyaknya cahaya yang melewatiny

Ngecas Dulu Yuuuk. . .

Gambar
Pernah denger kan kalimat 'keimanan seseorang itu naik turun ibarat gelombang di samudra'. Pernah denger gak? Ya kalaupun belum pernah denger, seenggaknya sekarang jadi pernah baca toh. Dan pastinya pernah mengalami naik turunnya iman kan? Kalo iman lagi naik nih, sholat berjamaah di masjid, tepat waktu, masih plus sholat rowatib. Rasanya sehari ngaji 1 juz tuh, masih kurang, bisa lebih banyak lagi. Dateng ke pengajian tuh, semangat. Puasa sunnah rajin. Nih dompet jadi ramah ama kotak amal masjid. Pokoknya joss banget dah. Sebaliknya, ketika iman lagi ngedrop, sholat aja sampe telat, akhir waktu. Boro-boro sholat sunnah, yang wajib aja mepet-mepet waktunya. Boro-boro puasa, subuh aja kesiangan. Terus nih dompet kalo deket kotak amal, kayak susah banget dibukanya. Ngaji? Malahan Al-Qur'an cuma dilirik aja kagak dibaca. Parah deh pokoknya. Hayoo, pembaca sekalian ada yang lagi mengalami futur ? Sedikit tips dari saya, kalo lagi turun imannya, paksain aja ngaji ato datang ke m

Mentoring Kemarin : Kupas Ayat Surat Al-Mu'minuun

Seperti judulnya, mentoring kemarin malam membahas surat Al-Mu'minuun, khususnya ayat 1-11, yang mana isinya membahas sebagian ciri-ciri orang-orang beriman. Berikut pembahasannya : "Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, *1 (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam salatnya, * 2 dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, *3 dan orang-orang yang menunaikan zakat, *4 dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, *5 kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. *6 Barang siapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. *7 Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya, *8 dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya. *9 Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, *10 (yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya. " *11 (QS. Al-Mu'minuun ayat 1-11)

Penipuan Berharga Mahal

Gambar
Kajian siang di Masjid kantor pusat, tema yang dibahas tadi adalah pengusiran yahudi bani nadhir dari Madinah pada masa Rasulullah karena mereka merencanakan untuk berbuat makar/mengingkari perjanjian damai dan berniat membunuh Rasulullah, tapi sejenak tadi, sang penceramah sempat 'ngglambyar' sejenak, membahas sesuatu hal lain. Dan entah kenapa, saya lebih tertarik membahas topik sampingan itu ~~ ikutan ngglambyar... Entah tiba-tiba sang penceramah ingat pada even kedatangan sekelompok pemuda Korea yang doyan bersolek dan joget-joget alay ke Indonesia beberapa waktu lalu. Sisi negatif yang dikhawatirkan adalah, bahwa tren yang merebak di Korea, akan mewabah pula di Indonesia seiring ngetrennya budaya Korea di negeri ini. Ditambah lagi, kunjungan langsung dari salah satu boyband paling terkenal, akan membuat para remaja labil di Indonesia makin kepincut, dan makin 'wanna be like them'. Lihat aja, makin banyak boyband-girlband lokal yang style nya ngejiplak boyband-girlb

>24 Hours Adventures

Malang Jakarta vice versa, dengan jarak 924 Km jalur darat via jalan raya rute Pantura, atau 881 Km via rel kereta api jalur selatan. Bisa ditempuh melalui beberapa alternatif moda transportasi. Yang paling enak sih, naik pesawat dari Jakarta langsung ke Malang. Kedua terenak, terbang dari Jakarta ke Surabaya, dilanjut jalur darat ke Malang. Alternatif lain, naik kereta eksekutif Gajayana. Tapi kalo saya (dan kebanyakan orang yang sering PP Malang-Jakarta), paling sering sih naik kereta Matarmaja atau ngebis lewat jalur Pantura. Perjalanan dengan Matarmaja yang tiketnya (terakhir beli) seharga 51ribu saja, normalnya berlangsung selama 18-20 jam. Berangkat dari Malang jam 3 siang, sampai jakarta sekitar jam 10 pagi. Dari Jakarta jam 2 siang, sampai malang jam 9 pagi. Kalau bis (biasanya naik Malino - bukan promosi) yang tiketnya paling tidak 4 kali lipat harga tiket Matarmaja, waktu tempuhnya kurang lebih sama sih. Dari Jakarta jam 3 sore, sampai Lawang sekitar jam 9-10. Kalo dari Lawan

Urgensi Tarbiyah Dzatiyah

Mentoring Selasa malam bersama Mentor Cepy. Membahas mengenai pentingnya tarbiyah dzatiyah. Apaan tuh, kagak pernah denger , mungkin begitu pikir sebagian pembaca. Oke, Yang belum tahu, tanya ke temen yang udah ngerti aja ya :p Eh jangan ding, saya jelasin aja, ntar kalo tanya ke temennya malah gak jadi baca blog ini lagi... Tarbiyah dzatiyah adalah suatu cara bagi seorang muslim untuk mendidik dirinya sendiri melalui perantara dirinya sendiri. Caranya? Ya dengan bersungguh-sungguh berusaha memperbaiki diri, meningkatkan ilmunya tentang Islam dan mempraktekkannya demi menjadi seorang muslim yang sesungguhnya. Apa urgensinya? Simak penjelasan singkat berikut ini : dalam bertarbiyah, mendahulukan diri sendiri itu yang paling utama. Bukan berarti tarbiyah kepada orang lain (keluarga, teman, ummat) tidak penting, namun mentarbiyahi diri sendiri itu adalah yang paling utama. Bagaimana bisa mentarbiyahi orang lain jika dirinya sendiri belum mendapat tarbiyah? jika bukan diri kita sendiri, s

When Something Bad Strikes You...

Gambar
Pasti kita pernah mengalami hal (yang kita anggap) buruk , atau setidaknya memancing emosi negatif (sedih, marah, kecewa, sebel, dsb). Oke, saya yakin bahwa kita pasti sadar, bahwa ada hikmah di balik itu semua, dan yang terjadi itulah keputusan terbaik buat kita yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Saya ulangi. Pasti, pasti ada hikmah di balik itu semua. Mungkin tidak sekarang kita mengetahuinya, namun segera akan terungkap hikmah di balik kejadian itu. Selain hikmah tersembunyi, barangkali itu adalah momen untuk kita introspeksi diri. Mungkin hal itu adalah peringatan dari Allah, atau balasan di dunia atas hal buruk yang pernah kita lakukan. Balasan yang datang beberapa saat setelah kita melakukan perbuatan buruk. Tentu kita masih ingat tentang cerita bola tenis dan tembok kan? Barangkali ketika itu, kita sedang menerima pantulan dari bola tenis yang pernah kita lemparkan ke dinding. Barangkali kita pernah melemparkan bola itu terlalu keras, sehingga pantulannya saat kembali kepada

Life Is A Race

Gambar
Kadang, hidup ini kayak balapan. Kalo mau menang, ya kudu cepet, kalo nggak, kita bakal tersingkir. Tapi sayangnya, bahkan kadang ketika kita berusaha secepat mungkin, itu juga belum bisa menjadi pemenang. Beberapa orang berbuat curang untuk memenangkan balapan ini. Bukan hanya menyalip di tikungan yang terlarang, mengambil jalan pintas, bahkan mencelakai pembalap lain. Apa saja dilakukan untuk memenangkan balapan, yang penting menang. Sementara sebagian pembalap lain, memilih bermain aman. Tanpa main curang yang berakibat penalti. Meski kadang, itu membuat para pembalap yang memilih safe play menjadi tertinggal. Untungnya, ada pengawas balapan yang merekam dan mencatat segala kelakuan para pembalap. Para pelaku kecurangan, akan dikenai sanksi dan penalti yang bisa menurunkan poin mereka, bahkan ada yang sampai didiskualifikasi. Sementara para pembalap yang jujur, mendapatkan poin penuh tanpa minus poin. Bergantung pada seberapa cepat mereka, makin tinggi juga posisi mereka di klasemen

Suatu Hari Di Stasiun Senen . . .

Gambar
12 Mei, Sabtu malam. Menginap di stasiun Senen bersama puluhan calon penumpang lainnya (belasan orang di masing-masing loket). Memburu tiket Brantas Kediri-Jakarta tanggal 20 Mei. Loket dibuka Minggu pagi, pukul 7 lebih dikit. Dan sudah banyak pengantri baru yang datang pagi-pagi (nggak nginep). Dan ketika loket dibuka, tak satupun caloN (dengan " N ") penumpang mendapat tiket. Tampaknya tiket memang sudah dijatahkan untuk para calo (tanpa " N "). Ini bukan tuduhan ngawur, karena memang para calo (tanpa " N ") itu sendiri yang bercerita, bahwa memang demikian itulah adanya. Dan para pengantri kecewa. Termasuk saya. Betapa teganya para oknum pejabat PT. KAI yang menjual tiket tersebut bukan kepada para caloN (dengan " N ") penumpang, melainkan kepada para calo (tanpa " N ") yang nantinya akan menjual tiket tersebut dengan harga berkali ilpat harga seharusnya. Dan tentu saja, para calo (tanpa " N ") itu juga 'menyisih

Kehabisan Tiket

Selepas maghrib di sebuah kos-kosan. A : ente kagak sholat bro? #ngelipet sarung yang habis dipake B : udah pernah.hehehehe #mainan hape A : tapi kan sholat tuh amalan yang pertama dihitung pas kita mati ntar bro. kalo sholatnya baik, semuanya baik juga B : ah, yang penting kan sudah syahadat, jadi ntar pasti masuk surga A : Iya, tapi kan dicuci, diperes, dibilas dulu di neraka B : yah kan hampir semua juga bakalan dicuci dulu di neraka, cuman lama apa enggaknya aja yang beda-beda. yang penting kan akhirnya sampe di surga A : tapi kan ya kita ngusahain biar diri kita nggak lama-lama di sono, kan nggak enak bro. Kan enak kalo cepet masuk surga B : iya sih, ibadah buat ke surga tuh kayak perjuangan berburu tiket buat ke kampung. Kalo mau dapet ya harus bersusah-susah dulu, antri jauh-jauh hari, kalo perlu nginep di depan loket, bahkan kalo apes ya dapet tiket lebih mahal di calo, yang penting dapet. kalo mau cepet sampe tujuan ya harus siapin duit lebih buat b

Magang Ceria

Gambar
Magang itu adalah suatu masa di mana kantor yang ditempati saat ini hanyalah penempatan sementara, belum yang sebenarnya. Saat di mana belum ada komputer untuk bebas menjelajah internet dengan 3 macam browser. Tongkrongan sehari-hari di dekat printer, siapkan kertas A4 atau F4 karena tugasnya jadi paper feeder. Kalo ada yang memanggil 'Dek, sini' artinya siap-siap untuk memainkan mesin fotocopy atau antar dokumen ke sana-sini. Tidak apa, namanya juga anggota termuda, harus siap membantu apa saja. Meski kadang sempat membatin, ini dikasih tugas atau lagi dikerjain. Santai saja, anggap saja mental sedang ditempa. Tetap hormati senior, karena mereka juga pasti sayang sama kamu, wahai junior. Mungkin kadang ada yang ngeselin, tapi jangan sampai bikin tekanan batin. Mungkin sekarang cuma ngerjain hal kecil, tapi kan setiap hal besar dimulai dari yang kecil. Jangan pernah minder, meski pas hormat sama pejabat berpangkat bintang suaranya agak gemeter. Tetaplah berbesar hati, meski be

Dengan Maskawin ... Mobil Yang Harganya Semilyar, Sah !!!

Gambar
Sarapan pagi ini di Warung Mbak Yanti, menikmati seporsi pecel ditemani siaran televisi. Berita selebriti yang menikah dengan semua-muanya serba mewah. Maskawin tentu ada seperangkat alat sholat, tapi embel-embel dibelakangnya bikin penonton terperanjat. Mercedez putih yang harganya semilyar lebih. Mahar mobil sebagai syarat pasti, katanya sudah jadi tradisi dalam keluarga sang selebriti. Penonton geleng-geleng kepala, pernikahan semacam itu tentu bukan level mereka. Kembali pada seporsi pecel di meja, mensyukuri rizki pagi ini dari-Nya. nih mas kawinnya Mahar adalah salah satu syarat wajib dalam pernikahan, berupa pemberian dari suami kepada istrinya, yang diberikan dengan penuh kerelaan. Perlu diingat bahwa d alam konsep hukum Islam ( baca di sini ), mahar bukan merupakan “harga” dari seorang perempuan yang dinikahi, sebab pernikahan bukanlah akad jual beli. Allah SWT berfirman : "Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaa

Kenali Potensimu

Gambar
Suatu ketika seorang rekan meng-SMS saya, meminta pendapat terkait tugas kuliahnya. "Apakah manfaat yang dapat diperoleh jika kita mampu mengenali kelebihan dan kekurangan kita dengan baik?". Setiap orang pasti punya kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda, kita tahu itu. Tapi kadang, ada beberapa orang yang nggak mampu mengenali dirinya sendiri. Ada yang nggak tahu kelebihannya di bidang apa, mungkin karena dia punya kecerdasan yang merata sehingga bisa melakukan banyak hal sama baiknya. Ada juga yang nggak nyadar kekurangannya dalam hal apa; entah karena memang sempurna, atau cuma kurang tahu diri. Oke, serius nih. Jadi kan kalo menurut para ahli nih, ada beberapa jenis kecerdasan yang dimiliki manusia. Ada IQ , yang kalo di lembar hasil tes nya (setidaknya lembaran hasil tes saya dulu), mencakup 8 jenis kecerdasan menurut teori Howard Gardner yakni : linguistik, logis/matematis, spasial, kinestesik/jasmani, musikal, interpersonal, intrapersonal, dan natural. Ada juga

Sumpah Ngguapleki

Gambar
ekspresi marah, sebel, ngumpat, dan sebangsanya Kadangkala kita bisa bersikap begitu menyebalkan di hadapan orang-orang di sekitar kita, namun kita tidak merasa, karena mungkin memang kita sudah biasa bersikap seperti itu. Kadangkala maksud yang baik, ketika disampaikan dengan cara yang kurang tepat, atau ketika waktu atau tempatnya nggak pas, bisa ditanggapi berbeda. Atau mungkin orang lain yang salah menangkap maksud baik kita. Kadang itu terjadi karena miskomunikasi , atau juga karena berbeda persepsi . Apapun itu, penting untuk menghindari menjadi orang yang menyebalkan. Kenapa? Karena ketika seseorang dibikin sebal oleh kita, bisa jadi 'si korban' merasa terdzolimi. Dan doa orang yang terdzolimi insya Allah lebih manjur. Dan kebanyakan orang terdzolimi akan mengumpati dan menyumpahi sang pendzolim itu; sedikit saja yang mendoakan kebaikan untuknya. So, saatnya introspeksi diri, apa kita masih sering bikin orang di sekitar kita ngerasa sebel ato nggak? :)

Kepedean

Kadangkala ketika kita tertimpa suatu hal yang tidak kita sukai, kita anggap itu musibah. Jika tidak mendapatkan yang kita inginkan, kita anggap sedang sial. Namun kadang kita lupa, bahwa tak selamanya yang kita inginkan itu baik bagi kita. Kadang kita juga lupa, bahwa yang tidak kita inginkan, justru lebih baik bagi kita karena itulah yang sebenarnya kita butuhkan. Kadang kita mengira bahwa diri kita layak untuk menerima rezeki lebih banyak dibanding yang kita terima saat ini. Begitu yakinnya bahwa kita memang layak, sampai-sampai lupa untuk meminta dan memohon kepada-Nya, Yang Maha Kaya. Sampai-sampai lupa berusaha menggapai ridho-Nya, yang juga akan mempermudah datangnya rezeki pada kita. Mari coba sedikit introspeksi; apakah kita benar-benar layak mendapatkan lebih dari yang kita dapatkan, apakah kita seharusnya mendapatkan lebih dari yang sudah kita dapatkan . . . Berapa banyak kebaikan yang sudah kita lakukan, berapa banyak dosa yang sudah kita kerjakan? Lalu apakah kita memang

Persepsi

Kejadian yang sama, bisa saja dirasakan secara berbeda oleh orang yang berbeda (bahkan oleh orang yang sama ketika suasana hatinya berbeda). Semua tergantung bagaimana masing-masing menyikapinya. Misalnya : - hujan di pagi hari : petani : alhamdulillah, tanamanku cukup air siswa SMP endhel : yah, hujan, gimana nih berangkatnya (padahal tinggal pake payung juga beres) penjual es degan : hujan begini mana laku tukang ojek payung : rejeki nih, banyak yang nyewa payung mahasiswa cuek : #nutupin kepala pake tas, tetep jalan ke kampus dengan santai siswa SMA lagi jatuh cinta : #bikin puisi tentang indahnya hujan, sambil muterin lagu tentang hujan pengusaha kaya : #ngga ngaruh, kemana-mana naik mobil bagus, kaga keujanan - siang hari yang cerah bin terik ; siswa SMA pengen masuk akmil : #lari-lari pakai training panjang dan jaket ber-hoody penjual es degan : alhamdulillah laris mahasiswa gak punya duit buat laundry : #cuci-cuci pakaian kotor siswi SMP endhel : aduh, panas banget bo'... p